Ribuan Umat Buddha Ikuti Dhamma Talk Y.M Passang Rinpoche Bertema ‘Lika-Liku Luka Keluarga’

Ribuan Umat Buddha Ikuti Dhamma Talk Y.M Passang Rinpoche Bertema ‘Lika-Liku Luka Keluarga’
Ribuan Umat Buddha Ikuti Dhamma Talk Y.M Passang Rinpoche Bertema ‘Lika-Liku Luka Keluarga’ (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Ribuan umat Buddha di Kota Medan padati Dhamma Talk bersama Y.M Passang Rinpoche bertema Lika-Liku Luka Keluarga di Regale Internasional Convention Centre Medan, Sabtu (30/8/2025) malam.

Acara yang dikemas dengan ritual Chautu dan Yenkung diselenggarakan Flourishing Festival didukung Flourishing Buddhist Center (FBC) Medan dan Umat Buddha Nusantara berjalan dengan khidmat.

Y.M Passang Rinpoche dalam pembabarannya mengatakan, dalam kehidupan berumah tangga maupun keluarga, konflik, kekecewaan, dan luka batin hampir tak terhindarkan. Karena itu, setiap orang harus mengendalikan pikiran dan ucapan.

"Buddha dan bodhisattva ada di dalam hati kita masing-masing dan selalu mengajarkan sesuatu dengan cinta kasih. Karena itu, untuk menghindari konflik antara keluarga baik itu suami dan istri, orang tua dengan anak atau dengan yang lainnya harus saling menghormati," ujarnya.

Y.M Passang Rinpoche menambahkan, jika saling menghormati, maka itu adalah ajaran Buddha Dharma sesungguhnya. Sudah seharusnya, sebagai umat Buddha harus berfikir bahwa konflik dalam keluarga tidak memiliki manfaat yang hakiki.

Menurut ajaran Dhamma, penyelesaian konflik keluarga perlu berangkat dari kesadaran penuh dan cinta kasih. Kesadaran membuat setiap anggota keluarga mampu melihat masalah sebagaimana adanya, tidak terjebak dalam kemarahan atau kebencian.

Sementara itu, cinta kasih universal mengajarkan untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga berusaha memahami kondisi dan penderitaan orang lain.

"Oleh karena itu, saya berharap, dari hatinya jika memang sudah belajar dhamma maka jika ingin berbicara, harus bicara dari dalam hati dan sesuatu yang mau katakan harus dipikirkan baik-baik, apakah pantas atau tidak," tutur Y.M Passang Rinpoche.

Dengan demikian, meski lika-liku dan luka keluarga kerap meninggalkan jejak perih, ajaran Buddha menawarkan jalan penyembuhan melalui pemahaman, cinta kasih, kesabaran, dan kesadaran penuh.

Keluarga bukan sekadar ikatan lahiriah, melainkan ladang praktik spiritual untuk belajar memahami, menerima, dan tumbuh bersama.

Pada kesempatan tersebut, Rinpoche turut memanjatkan doa khusus untuk negeri Indonesia. Ia berharap Indonesia senantiasa aman, damai, dan sentosa, dijauhkan dari segala bentuk bencana maupun perpecahan.

Rinpoche mendoakan agar seluruh masyarakat hidup rukun dalam keberagaman, saling menghormati, serta menumbuhkan rasa welas asih di tengah perbedaan.

Ribuan Umat Buddha Ikuti Dhamma Talk Y.M Passang Rinpoche Bertema ‘Lika-Liku Luka Keluarga’
Ia juga berdoa agar bangsa ini diberkahi kemakmuran, kesejahteraan, dan kekuatan batin sehingga mampu menghadapi setiap tantangan dengan hati yang tenang dan penuh kebijaksanaan.

Sebelumnya, Ketua Panitia, Chivas Harlie sangat berterimakasih karena YM Passang Rinpoche bersedia melakukan Dhamma Talk di Kota Medan.

Tema Lika-Liku Luka Keluarga diangkat karena saat membabarkan dhamma, Rinpoche sering kali membahas topik seputar keluarga, salah satu nya adalah luka-luka yang terjadi di dalam keluarga.

"Jika disimpulkan menjadi satu hal, harapan kami sebagai panitia adalah ini “Berdamai”. Berdamai dengan fakta bahwa di dalam keluarga pasti akan ada luka, dan tahu bahwa luka ini akan sembuh dan justru menguatkan hubungan kita dengan keluarga," katanya didampingi Wakil Ketua Marysa Limierta dan Sekretaris Evan Subur.

Chivas Harlie melanjutkan, suksesnya acara tersebut karena didukung banyak pihak dan dalam proses persiapan acara ini, banyak sekali hal yang telah dipelajari.

Tetapi satu hal yang paling menonjol dan membuat kagum adalah antusias teman-teman untuk berpartisipasi sebagai relawan.

Awal terbentuknya kepanitiaan ini, kata dia, tantangan besar yang langsung muncul adalah bagaimana cara mencari relawan muda mudi untuk membantu melaksanakan acara sebesar ini.

Pihaknya memulai malam pertama itu dengan empat anggota tetapi seminggu kemudian 4 orang itu berubah menjadi 200 orang lebih.

"Kita berempat sangat takjub dengan inisiatif anak muda Medan ditambah lagi bahkan anak berusia 8 tahun juga ikut berpartisipasi menjadi relawan. Mungkin ini bisa dibilang sebagai ikatan jodoh," pungkasnya.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi