Warga Batang Toru Ubah Plastik Jadi Berkah (Istimewa)
Analisadaily.Com, Batangtoru, - Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik membawa perubahan positif khususnya di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Melalui program Ecobrick yang dijalankan bersama PT Agincourt Resources selaku pengelola Tambang Emas Martabe, sampah plastik yang dulu menjadi masalah kini justru diubah menjadi produk bernilai ekonomi.
Program ini menjalin kemitraan antara PT Agincourt Resources dengan Bank Sampah Yamata dan berbagai kelompok pengelola sampah di wilayah tersebut.
Setiap minggu, ratusan warga, terutama ibu-ibu rumah tangga, secara rutin datang ke bank sampah untuk menyetor ecobrick yang mereka buat.
Dame Mendrofa, Koordinator Pokja Ecobrick Damai, menjelaskan, “Ecobrick adalah metode sederhana mengelola sampah plastik dengan memasukkan sampah yang sudah dipilah dan dikeringkan ke dalam botol plastik bekas.
Botol tersebut kemudian dipadatkan hingga berat minimal 200 gram untuk botol ukuran 600 ml.
"Penting untuk menggunakan sampah plastik yang kering dan tidak tercampur bahan organik agar ecobrick dapat tahan lama dan ramah lingkungan.”ujarnya kepada Analisadaily.Com di kantor Lurah Aek Pining Kecamatan Batangtoru, Kamis, (11/9).
Dalam prosesnya lanjut Dame, warga dilatih cara memilah dan memproses sampah agar memenuhi standar ecobrick yang ditetapkan.
“Kami juga mengajarkan agar sampah tidak basah, berminyak, atau tercampur kertas, karena hal itu akan merusak kualitas ecobrick,” tambah Dame.
Menurut data dari Bank Sampah Yamata kata Dame, sejak program dimulai, lebih dari 5.000 botol ecobrick telah terkumpul dan disetorkan oleh masyarakat.
"Tahun 2025, minimal 10.000 botol ecobrick yang akan dikumpulkan di tiga titik utama, yaitu Kecamatan Batang Toru, konservasi mangrove di Desa Aek Garu Kecamatan Pandan, serta Yamantab di Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah."terangnya.
Ditegaskannya, program Ecobrick Martabe Batang Toru menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan solusi lingkungan yang berkelanjutan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal.
“Dengan sistem yang inklusif ini, kami harap seluruh lapisan masyarakat dapat berpartisipasi aktif, tanpa terkecuali,” harapnya sembari menyabut selain ibu-ibu rumah tangga, pelajar dan kelompok pemuda juga dilibatkan dalam edukasi dan pengumpulan ecobrick.
Tia Manurung, Supervisor Campaign & Event Management PT Agincourt Resources menambahkan, “Program ini tidak hanya menekan jumlah sampah plastik di lingkungan, tapi juga memberi penghasilan tambahan bagi warga.
"Setiap botol ecobrick yang disetor memiliki nilai ekonomi yang membantu kebutuhan sehari-hari masyarakat.”ujarnya.
Ditambahkannya, selain ibu-ibu rumah tangga, pelajar dan kelompok pemuda juga dilibatkan dalam edukasi dan pengumpulan ecobrick.
Wati Siregar (43), warga Batangtoru mengaku, antusias terhadap program tersebut.
"Dulu plastik dibakar atau dibuang ke sungai, tapi sekarang kami cari plastik untuk dimasukkan ke botol dan bernilai rupiah,” kata Rosmawati Siregar (43), warga Batangtoru disela menyetor sejumlah botol ecobrick buatannya.
(HIH/BR)