
Oleh: Medi Yusva
Analisadaily.com, Medan - Pada tanggal 8 September 2025 lalu di peringati sebagai Hari Literasi Internasional, peringatan yang juga sering disebut Hari Aksara Internasional ini, bertujuan untuk mengingatkan para pembuat kebijakan, praktisi, maupun masyarakat tentang pentingnya literasi dalam menciptakan masyarakat sejahtera.
Literasi menjadi Hak Asasi Manusia yang juga merupakan landasan bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta perilaku yang lebih luas, literasi memiliki peran untuk menumbuhkan penghormatan terhadap kesetaraan.
Literasi dan Numerasi untuk Kesetaraan
Setiap orang berhak atas pendidikan berkualitas untuk mewujudkan potensinya, dan ini menjadi landasan berdirinya Tanoto Foundation pada tahun 1981 untuk mempercepat kesetaraan peluang melalui pendidikan.
Berinvestasi pada kemampuan literasi dan numerasi, berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia, dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan dukungan keterampilan yang tinggi dari para generasi muda, terutama dari kalangan siswa dan pelajar. Sayangnya, skor keterampilan global yang diukur dalam Programme for International Student Assessment atau PISA belum menggambarkan kualitas generasi muda Indonesia yang bermutu tinggi.
Indonesia sedikit lebih baik dari Kamboja dan Filipina, namun Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Vietnam serta Singapura jauh diatas dalam skor rata-rata kemampuan membaca siswa Indonesia.
Namun, catatan pada hasil Asesmen Nasional menyebutkan, meski terjadi peningkatan proporsi murid yang mencapai kompetensi minimum pada literasi dan numerasi, pencapaian itu belum merata di kabupaten/kota di Indonesia.
Tanoto Foundation sebagai organisasi Filantropi yang berinvestasi pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa di Indonesia melalui program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) yang diluncurkan pada tahun 2018. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi dasar siswa melalui 3 pilar, yakni peningkatan kualitas sekolah, penguatan sistem dan kebijakan pendidikan, serta pengembangan pendidikan profesi guru.
Analisa lanjutan atas Rapor Pendidikan 2023 dan 2024 di 295 sekolah di 24 mitra kabupaten/kota dan hasilnya menunjukkan bahwa program PINTAR terbukti turut berkontribusi dalam meningkatkan proporsi siswa yang mencapai kemampuan literasi dan numerasi minimum di tingkat sekolah dasar dan menengah pertama.
Evaluasi dampak program PINTAR menggunakan data rapor pendidikan, dengan melaksanakan studi internal dengan sampel 390 Sekolah Dasar (SD) dengan 195 SD mitra PINTAR, 195 SD non-mitra, dengan menggunakan metode penelitian berupa Kuasi Eksperimental menggunakan Propensity Score Matching (PSM).
Nilai rata-rata persentase Literasi siswa meningkat 10% dalam membaca, menemukan, memahami, dan merefleksikan teks informasi, sastra, serta isi teks. Sedangkan Peningkatan persentase Numerasi siswa meningkat 12% dalam aljabar, bilangan, geometri, data, pengetahuan, penerapan dan penalaran konteks.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor yang berhubungan positif dengan kinerja siswa, dimana guru yang memberikan dukungan psikologis, menerapkan praktik inovatif, partisipasi orang tua dalam manajemen sekolah, dan pengeluaran sekolah untuk peningkatan mutu pembelajaran.
Pengasuhan Anak Usia Dini Investasi Masa Depan
Berinvestasi pada tumbuh kembang anak usia dini, membangun fondasi untuk kesiapan sekolah, investasi sumber daya manusia yang dilakukan secara efektif semenjak dini merupakan strategi jitu untuk meningkatkan perekonomian negara.
Investasi pada periode pranatal atau ketika janin masih di dalam kandungan hingga usia di bawah lima tahun sangat krusial dalam mencapai hasil terbaik pada berbagai aspek tumbuh kembang anak.
Data Profil Anak Usia Dini, 2021 menunjukkan bahwa 4 dari 100 anak usia dini di Indonesia mendapatkan pengasuhan tidak layak dari orang tua. Tanoto Foundation berinvestasi pada pendidikan dan pengembangan anak usia dini melalui program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP) yang mengacu pada Nurturing Care Framework (NCF) dari World Health Organization (2018), yakni bersama-sama memastikan bahwa setiap anak memperoleh perawatan dan pengasuhan terbaik di masa awal kehidupan.
Program SIGAP juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) guna memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahapan usia, serta memiliki akses ke pendidikan prasekolah dasar. Mengacu pada lima komponen penting untuk optimalisasi tumbuh kembang anak semenjak dini, baik secara fisik, bahasa, kognitif, maupun emosional, dengan komponen Kesehatan yang baik, Gizi yang Cukup, Pengasuhan Responsif, Keamanan dan Keselamatan, Peluang untuk Belajar di Usia Dini
Pentingnya ekosistem pengembangan dan pendidikan anak usia dini, angka partisipasi anak yang mengikuti pendidikan pra-sekolah masih di kisaran 35%, mengindikasikan besarnya peran orang tua dalam menyediakan pendidikan dan pengembangan anak usia dini.
*Regional Lead Tanoto Foundation
(DEL)