
Analisadaily.com, Simalungun - Setelah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, para pemuda di Nagori Saranpadang, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, akhirnya bersatu dalam sebuah wadah organisasi kepemudaan bernama Karang Taruna Bersatu Saranpadang. Organisasi ini merupakan buah nyata dari program desa binaan yang digagas oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU).
Demikian keterangan pers disampaikan Ketua Tim Desa Binaan LPPM USU, Destanul Aulia, SKM, MBA, MEc, Ph.D, Minggu (21/9/2025).
Dia menjelaskan, perjalanan dimulai sejak tahun pertama program desa binaan LPPM USU. Tim melakukan survei yang mengungkap bahwa sebagian besar pemuda di Saranpadang cenderung menghabiskan waktu untuk bermain game online atau mengikuti kebiasaan negatif di sekitar mereka. Melihat potensi besar yang belum tersalurkan, LPPM USU bersama perangkat nagori dan tokoh masyarakat menggagas pembentukan Karang Taruna sebagai solusi jangka panjang.
Proses pembentukan Karang Taruna dimulai dari serangkaian sosialisasi yang melibatkan para pemuda dalam diskusi terbuka. Dosen Psikologi USU, Suri Mutia Siregar, S.Psi., M.Psi., hadir untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya organisasi sebagai ruang belajar kepemimpinan dan kerja sama. Kesadaran mulai tumbuh di kalangan pemuda, yang sebelumnya pasif, menjadi aktif dan antusias berdiskusi hingga ke warung kopi dan lapangan bola.
Tak hanya itu, Ketua Tim Desa Binaan LPPM USU, Destanul Aulia, SKM, MBA, MEc, Ph.D., turut memberikan pembekalan bertajuk "Pemuda Bergerak, Desa Maju", yang menekankan pentingnya semangat, visi jangka panjang, dan komitmen sebagai kunci kemajuan desa.
Puncak dari proses ini adalah pelantikan pengurus Karang Taruna Bersatu Saranpadang, yang berlangsung di Los Balai Desa. Hadir dalam acara tersebut Panghulu Nagori Drs. Robinson Tarigan sebagai pembina sekaligus pelantik, anggota DPRD Kabupaten Simalungun Efharis Juster Sinaga, SE, Sekcam Dolok Silau Johannis Ginting, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta perwakilan Karang Taruna dari tingkat kabupaten dan kecamatan.
Dalam sambutannya, Robinson Tarigan menekankan bahwa nama "Bersatu" dipilih untuk mencerminkan semangat pemersatu lintas marga dan status sosial. Sementara itu, LPPM USU menegaskan bahwa peran mereka adalah sebagai pendamping, bukan pengambil keputusan. Pendekatan ini sejalan dengan misi pengabdian masyarakat: membangun kemandirian, bukan ketergantungan.
Setelah pelantikan, para pemuda segera menyusun program kerja seperti kegiatan olahraga, gotong royong, dan rencana pengembangan sosial dan pendidikan. Karang Taruna Bersatu juga diarahkan untuk menjajaki potensi ekonomi kreatif, pertanian, hingga wisata desa. Dukungan dari pemerintah nagori dan masyarakat memperkuat harapan bahwa organisasi ini akan menjadi motor penggerak perubahan di Saranpadang.
“Kalau pemuda sudah bersatu, desa akan lebih mudah melangkah maju. Karang Taruna ini harapannya bisa jadi tempat anak-anak kita belajar tanggung jawab, kerjasama, dan kepemimpinan.
Kisah Karang Taruna Bersatu Saranpadang membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, pendampingan yang terukur, dan kepercayaan kepada pemuda, perubahan nyata bisa terjadi. Apa yang dimulai dari survei sederhana kini bertransformasi menjadi gerakan kolektif yang memberi harapan baru bagi nagari.
(NAI/NAI)