
Layanan Kanker Standar Internasional MMTH, Tekan Berobat ke Luar Negeri (Analisadaily/Dina Nurbetty)
Analisadaily.com, Medan - Deteksi dini terhadap kanker penting dilakukan untuk mencegah kondisi pasien semakin parah. Biasanya pasien kanker datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan stadium akhir, sehingga pengobatan untuk kesembuhan kecil kemungkinan, ini disebabkan karena abai dan enggannya pasien berobat atau cek kesehatan.
Salah satu tindakan para medis di Rumah Sakit (RS) Murni Teguh (MTMH) adalah teknik Endoscopic Skull Base Surgery (ESBS), Transsphenoid Approach (TSA) untuk pasien tumor hipofisis (tumor dasar otak). Kelebihan teknik ini masa rawatan di ICU dan ruang rawat inap yang singkat, kurangnya risiko atau banyaknya perdarahan saat operasi, pemulihan cepat dan tidak adanya bekas sayatan di wajah (sisi kosmetik lebih baik). "Dengan tindakan ini, terhadap tumor di otak dilakukan tanpa luka di wajah dengan masa rawat hanya 5–7 hari,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, selama kurun waktu Juni 2022-September 2025, RS Murni Teguh, telah melakukan operasi dengan teknik TSA pada 34 pasien. Hasil pemeriksaan histopatologis setelah operasi, 27 (pria 10, wanita 17) di antaranya berjenis makroadenoma (adenoma dengan ukuran lebih dari 1 cm). "Di awal periode (tiga pasien pertama) operasi berlangsung selama 4-5 jam, kini operasi berlangsung selama 2-3 jam (10 pasien berikutnya). Perdarahan pada saat operasi minimal. Setelah operasi pasien dirawat di ICU selama 1-2 hari, kemudian dirawat di ruang rawat inap selama 4-5 hari. Total masa rawatan 5-7 hari. Sekitar 80-90 persen pasien mengalami perbaikan tajam penglihatan. Bahkan pasien dari luar negeri, termasuk Jerman, datang berobat ke sini," serunya.
Pada temu pers itu juga berlangsung Seminar Internasional bertajuk “Cancer Update: Pioneering the Future of Cancer Care-Innovation, Integration and Impact”, pada 10–11 Oktober 2025 di Auditorium Lantai 8 Murni Teguh Memorial Hospital, Jalan Jawa No.2 Medan, hadir Plt Direktur MTMH, dr Jong Khai MARS, dr Susanto Salim SpPD-KHOM, dr Albiner Simarmata SpB-KOnk, dr Hendriyo SpRad (K)Onk Rad, dr Hadi Marzuki SpKN-TM Subsp Onk(K) MKM FANMB.
Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk DR dr Mutiara MHA MKT, menyampaikan kanker merupakan penyakit yang terus berkembang dan sering menyebabkan kematian karena banyak pasien datang dalam kondisi sudah terlambat. “Dalam seminar ini, kami mengundang para pakar internasional untuk berkolaborasi dan berbagi pengetahuan mengenai inovasi teknologi serta integrasi layanan multidisiplin,” katanya.
Menurutnya, angka pelayanan kanker di MTMH sangat tinggi. Sepanjang 2024, rumah sakit ini melayani 18.911 pasien kemoterapi, 1.347 pasien brakiterapi, 29.364 pasien radioterapi, dan 11.184 tindakan operasi. Hingga September 2025, sudah tercatat 13.285 pasien kemoterapi, 1.280 pasien brakiterapi, 25.590 pasien radioterapi, dan 8.624 tindakan operasi. “RS Murni Teguh bahkan telah berhasil melakukan lebih dari 40 operasi tumor dasar otak, yang dikenal memiliki tingkat kesulitan tinggi, melalui kolaborasi dokter bedah saraf dan tim skull base surgery, kita berhasil menangani pasien dengan keluhan ini,” tambahnya.
Mutiara kembali mengimbau masyarakat agar tidak menunda pemeriksaan ketika mengalami keluhan terkhusus kanker. “Pasien kanker harus segera datang ke fasilitas kesehatan agar dapat memperoleh diagnosis dan pengobatan yang tepat dan presisi,” ujarnya.
Dia memastikan RS Murni Teguh terus menjaga mutu pelayanan dengan peningkatan kompetensi SDM dan pembaruan ilmu dan pemantauan secara berkala. “Efisiensi biaya tetap kami perhatikan, tanpa mengurangi mutu pelayanan,” tegasnya.
Sementara itu, dr Hendriyo menyoroti pentingnya kerja sama lintas disiplin dalam penanganan kanker. “Kolaborasi berbagai bidang ilmu meningkatkan keberhasilan terapi. Tim dokter di sini sangat kompak, itu menjadi kunci sukses penanganan kanker di MTMH,” ujar dokter senior ini.
Senada dengan dr Albiner Simarmata, mengungkapkan, kanker payudara masih menjadi kasus terbanyak di MTMH. “Sebagian besar pasien datang dalam stadium dua atau tiga. Bukan karena kurang pendidikan, karena banyak juga yang berpendidikan tinggi datang dalam kondisi stadium empat,” jelasnya.
Ia mendorong penerapan teknik onkoplasti agar pasien tetap percaya diri setelah perawatan. “Operasi pengangkatan seluruh payudara selalu jadi momok bagi perempuan, karenanya sekarang ada metode bedah onkoplastik ini, tumor atau kanker akan dibuang dari tubuh pasien tanpa harus mengubah bentuk dan ukuran payudara," katanya.
Kemudian dr Susanto Salim mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi takut mendengar kata “kanker”. “Di Murni Teguh hampir semua jenis kanker bisa ditangani. Obat-obatan yang digunakan juga sama dengan negara-negara tetangga,” jelasnya. Ia juga menyoroti perkembangan pesat bidang hematologi di MTMH, termasuk program cangkok sumsum tulang pertama di luar Pulau Jawa yang rencana yang dibuka 2026.
Sedangkan, dr Hadi Marzuki, dalam seminar ini pihaknya juga memperkenalkan teknologi robotic surgery untuk urologi, bedah thorax, dan bedah anak. Seminar ini diikuti peserta dari seluruh Indonesia, bahkan hingga Papua, dengan target lebih dari seribu peserta. “Tujuannya adalah mentransfer pengetahuan dan memperluas akses pelayanan kanker berkualitas, termasuk penerapan PET Scan di luar Pulau Jawa,” katanya.
Terakhir, Plt Direktur MTMH dr Jhon Khai menambahkan, penyelenggaraan kegiatan ini mencerminkan komitmen RS Murni Teguh dalam memberikan layanan kanker yang komprehensif, terintegrasi, dan berbasis teknologi mutakhir. "RS MTMH telah memiliki fasilitas yang lengkap dan modern dalam penanganan kanker, mencakup laboratorium diagnostik (PK, PA, PCR, Genomik), radiologi dengan peralatan modern seperti 128-Slice CT Scan, 1.5T MRI, X-Ray, Panoramic, Mammography, dan Ultrasound yang berperan penting dalam proses deteksi dini, penentuan stadium, serta evaluasi hasil terapi kanker," imbuhnya.
Selain fasilitas diagnostik, RS Murni Teguh memiliki layanan pengobatan kanker yang lengkap, antara lain bedah onkologi berbagai disiplin, Radioterapi (LINAC & Brachytherapy), Kemoterapi, Imunoterapi, Palliative Care, dan Manajemen Nyeri. (DN)(WITA)