
Pematangsiantar Peringati World Food Day 2025 (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Pematangsiantar - Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, menegaskan pentingnya kemandirian pangan lokal sebagai fondasi ketahanan dan kesejahteraan masyarakat. Hal itu disampaikannya saat memperingati World Food Day (Hari Pangan Sedunia) 2025 bertema “Dari Pekarangan ke Ketahanan: KWT Menguatkan Pangan Lokal” di Balai Bolon, Lapangan Adam Malik, Kamis (16/10/2025).
Menurutnya, Pematangsiantar memiliki potensi besar di sektor pangan dan hortikultura, didukung posisi strategis di tengah wilayah sentra produksi Simalungun serta jaringan UMKM yang terus tumbuh. Namun, keterbatasan lahan dan perubahan iklim menjadi tantangan yang harus diatasi dengan kreativitas dan kolaborasi masyarakat.
“Ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada luas lahan, tetapi juga pada kemandirian dan inovasi masyarakat,” katanya.
Dalam peringatan tersebut, digelar sejumlah kegiatan, antara lain Apresiasi Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Lomba Memasak Diversifikasi Pangan dengan bahan utama pasta cabai, serta Gerakan Pangan Murah.
Wesly menilai Program P2L menjadi contoh nyata gerakan kemandirian pangan dari tingkat keluarga. Pekarangan rumah yang disulap menjadi kebun gizi dan peran aktif Kelompok Wanita Tani (KWT) disebutnya sebagai penggerak ekonomi sekaligus sosial di tengah masyarakat.
“Apresiasi kita berikan kepada KWT dan masyarakat yang membuktikan bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari rumah — dari niat tulus, kreativitas, dan semangat gotong royong,” ujarnya.
Selain memperkuat ketahanan pangan, P2L juga berperan dalam pengendalian inflasi, terutama untuk komoditas hortikultura. Melalui lomba memasak pasta cabai, masyarakat diharapkan mulai mengenal alternatif pengolahan cabai yang lebih praktis dan tahan lama, sehingga fluktuasi harga bisa dikendalikan.
“Kita ingin kegiatan ini tidak berhenti sebagai seremoni, tapi menjadi gerakan berkelanjutan — memperluas P2L, memperkuat peran KWT dan PKK dalam urban farming, serta mendorong diversifikasi pangan di sekolah, rumah tangga, hingga industri,” tegas Wesly.
Sementara itu, Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Pematangsiantar, Yudha Wirawan, menilai bahwa ketahanan pangan tidak hanya ditentukan oleh luas lahan, tetapi oleh kreativitas dan kemandirian masyarakat.
“Program P2L bukan sekadar menanam sayur, tetapi gerakan kemandirian pangan keluarga. Lomba memasak dengan pasta cabai adalah bukti inovasi itu — pedas tetap bisa dinikmati tanpa tergantung cabai segar,” jelas Yudha.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Pematangsiantar, Drs. L. Pardamean Manurung MAP, menambahkan bahwa tema global Hari Pangan Sedunia tahun ini adalah “Hand in Hand for Better Food and Better Future.”
“Tema ini mengajak kita bergandengan tangan untuk menciptakan masa depan lebih baik melalui pangan yang aman, bergizi, berkelanjutan, dan inklusif,” katanya.
Acara tersebut juga diisi dengan pengumuman pemenang Lomba P2L, penyerahan hadiah, serta peninjauan Gerakan Pangan Murah. Lomba memasak diikuti perwakilan dari delapan kecamatan, dengan dewan juri di antaranya Ketua TP PKK Ny. Liswati Wesly Silalahi, Kapolres AKBP Sah Udur Togi Marito Sitinjak SH SIK MH, dan Ketua PN Pematangsiantar Rinto Leony Manullang SH MH.
Turut hadir anggota DPRD Sabariah Harahap, perwakilan Kejari, Kodim 0207/Simalungun, Bulog, Asisten Perekonomian Zainal Siahaan SE MM, para camat, lurah, serta tamu undangan lainnya.
(FHS/WITA)