Mahasiswa USU Kembangkan Modul Eunoia Wiyata untuk Meningkatkan Kompetensi Belajar di Era Kecerdasan Buatan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang semakin pesat telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk pada bidang pendidikan tinggi.
Kemajuan ini memang menawarkan berbagai kemudahan dalam memperoleh informasi serta menyelesaikan tugas akademik, namun di sisi lain, penggunaan yang berlebihan tanpa pemahaman yang mendalam berpotensi menurunkan kualitas kompetensi mahasiswa. Fenomena tersebut tercermin dari meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi dalam kegiatan belajar, yang berisiko mengurangi kemampuan berpikir kritis, kemandirian belajar, penyelesaian masalah, dan kreativitas.
Menanggapi kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) berinisiatif untuk mengembangkan inovasi pendidikan melalui sebuah modul pembelajaran bernama Eunoia Wiyata. Modul ini dirancang sebagai upaya untuk menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dengan penguatan kemampuan kognitif mahasiswa agar tetap adaptif di tengah kemajuan era digital.
Kegiatan riset ini dilaksanakan melalui Program Kreativitas Mahasiswa skema Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) tahun 2025 yang diketuai oleh Yusria Amaliah, dengan anggota tim yaitu Salwa Azzurah, Dini Syifa Kesuma, Rizky Mardiansyah, dan Yemima Riama Magdalena Sirait, serta dibimbing oleh Ibu Dina Nazriani, S.Psi., M.A. sebagai dosen pendamping.
Berdasarkan hasil pengamatan awal, tim riset menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa di Kota Medan menunjukkan kecenderungan tinggi dalam memanfaatkan AI untuk menyelesaikan berbagai kebutuhan akademik, bahkan untuk kegiatan rutin setiap semester. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap terjadinya fenomena competency loss, yaitu penurunan penguasaan keterampilan dasar akibat penyerahan fungsi kognitif manusia kepada teknologi. Oleh karena itu, tim berupaya menghadirkan Eunoia Wiyata sebagai alternatif pembelajaran yang tidak hanya selaras dengan perkembangan teknologi, tetapi juga mampu mempertahankan nilai fundamental pendidikan yang menekankan pada penguatan daya pikir dan kreativitas.
Dalam pengembangannya, Eunoia Wiyata menggunakan pendekatan Inquiry-Based Learning (IBL) yang berorientasi pada pengembangan rasa ingin tahu, proses investigatif, serta kemampuan berpikir mandiri mahasiswa. Melalui metode ini, mahasiswa tidak hanya menjadi penerima informasi, melainkan turut berperan aktif dalam merumuskan pertanyaan, membangun hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti.
Modul ini disusun ke dalam empat tahapan utama, yaitu Orientation and Questioning, Hypothesis and Investigation, Interpretation and Conclusion, serta Creative Action. Setiap tahapan dirancang secara sistematis untuk melatih mahasiswa agar terbiasa berpikir kritis, melakukan eksplorasi mandiri, serta menggunakan teknologi secara bijak dan proporsional.
Pelaksanaan pelatihan modul Eunoia Wiyata dilaksanakan pada bulan Agustus 2025 dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai angkatan di Program Studi Psikologi USU. Kegiatan ini berlangsung selama empat sesi pembelajaran yang mencakup penyusunan tujuan belajar, diskusi tematik, studi kasus, analisis mandiri, serta sesi refleksi dan penyusunan solusi kreatif. Seluruh rangkaian kegiatan diarahkan untuk mendorong mahasiswa agar lebih mandiri dalam berpikir, menilai, dan menyimpulkan suatu permasalahan dengan memanfaatkan teknologi secara tepat.
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan selama pelaksanaan pelatihan, tim berhasil membuktikan bahwa modul Eunoia Wiyata efektif dalam meningkatkan kompetensi partisipan riset, terutama pada aspek kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, serta kreativitas. Para peserta pelatihan juga menyatakan bahwa mereka menjadi lebih percaya diri dalam menyelesaikan tugas akademik tanpa sepenuhnya bergantung pada AI, serta menyadari bahwa teknologi seharusnya berperan sebagai alat bantu, bukan pengganti kemampuan intelektual manusia.
Keberhasilan tersebut mendorong tim mahasiswa untuk memperluas pemanfaatan Eunoia Wiyata di lingkungan pendidikan tinggi. Modul pelatihan ini telah resmi didaftarkan sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan kini tengah dalam proses penyusunan publikasi ilmiah agar hasil risetnya dapat diakses lebih luas oleh masyarakat akademik. Melalui langkah ini, inovasi yang dikembangkan mahasiswa USU diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi sivitas akademika kampus, tetapi juga dapat menjadi model pembelajaran bagi perguruan tinggi lain di Indonesia dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digitalisasi.
Kehadiran Eunoia Wiyata menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Universitas Sumatera Utara tidak hanya mampu mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga dapat menawarkan solusi yang konstruktif dan berorientasi pada masa depan pendidikan nasional. Melalui sinergi antara kemajuan kecerdasan buatan dan pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri, inovasi ini diharapkan mampu memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia serta mencetak generasi muda yang kritis, adaptif, dan berdaya saing di tingkat global.
(MC/RZD)