Kolaborasikan Potensi Wisata-Pendidikan, Sofyan Tan: Agar Paepira jadi Cahaya Harapan Berkelanjutan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Karo – Airnya tenang, tak bergelombang. Anginnya sepoitak berhembus kencang. Masih segar dan jauh dari limbah keramba.
Paepira Lakeside, sebuah tempat kecil yang tenang. Terletak diantara dua bukit menjulang gagah, Bukit Uruk Bolon dan Bukit Desa Bage yang jika dilihat dari kejauhan, kedua bukit tersebut seperti sepasang tangan alam yang memeluk semenanjung kecil di ujung utara Danau Toba.
Siapa sangka, 4 tahun lalu Peapira hanya sebuah dusun sepi yang gelap. Bahkan lebih terang dari kuburan. Namun berkat tangan dingin 2 orang yang tak sengaja terseret angin kencang di perairan yang tenang itu, kini Paepira berbenah menjadi dusun yang ramai dikunjungi wisatawan. Geliat ekonomi warga tumbuh dan bangkit.
“Ini (Paepira) dulu gelap, lebih terang kuburan. Sampai akhirnya kedua bapak ini tak sengaja dengan kapal tongkangnya, terseret angin kencang dari tengah Danau Toba, terdampar di perairan Paepira yang memang airnya lebih tenang dan anginnya enggak kencang,” kata Benetth Sidebang-warga Dusun Paepira, Desa Sibolangit Tongging, Kecamatan Merek yang kini dipercaya sebagai Humas dari Paepira Lakeside kepada wartawan, Sabtu (8/11).
Adalah Tusanto Kuslan dan Kiandy Tjong, 2 orang yang dimaksud Benetth Sidebang yang berjasa mengubah Paepira yang gelap gulita, menjadi sebuah cahaya harapan di ujung utara Danau Toba. Menghidupkan geliat perekonomian warga menjadi lebih bergairah.
Namun Tusanto dan Kiandy belum merasa puas dengan hasil kerjanya dalam mengubah wajah Dusun Paepira yang kini mulai dikenal sebagai salah satu destinasi wisata Danau Toba di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Hingga akhirnya mereka mengundang seorang sahabat karibnya semasa SMA untuk datang berkunjung, melihat potensi apalagi yang harus digali agar Paepira Lakeside menjadi lebih menarik. Sahabatnya tersebut adalah dr Sofyan Tan, seorang legislator-Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.
Sofyan Tan yang tiba sejak Jumat (7/11), tak kuasa menahan kekagumannya. Suasana berbeda dari salah satu sudut keindahan kepingan surga di Danau Toba yang masih sangat tenang, airnya tak bergelombang, udara yang segar dan sinar mentari pagi yang terbit persis diantara ujung 2 bukit memantulkan cahaya kemerahan yang terlihat jelas dari kamar tempat menginap.
Menurutnya Paepira Lakeside harus terus berkembang dan berkelanjutan. Jangan sampai hanya bertahan beberapa tahun, lalu redup seperti daerah wisata pada umumnya. Salah satu caranya adalah dengan mengkolaborasikan pariwisata dengan pendidikan.
Kemudian, memastikan anak-anak dari warga Dusun Paepira, Desa Sibolangit Tongging mendapatkan pendidikan yang layak hingga ke perguruan tinggi. Sehingga generasi ke depan memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjaga kawasan wisata yang aman dan nyaman dalam mengembangkan dan memajukan potensi desa.
Komitmen mengkolaborasikan potensi pariwisata dan pendidikan tersebut tidak sekadar wacana belaka. Tanpa menunggu waktu, Sofyan Tan langsung meminta Kepala Desa serta para aparatur Desa Sibolangit Tongging yang hadir saat itu untuk mendata anak-anak sekitar Paepira yang saat ini sedang duduk di kelas 12 SMA/SMK dan punya keinginan kuat untuk kuliah serta berasal dari keluarga kurang mampu.
Tujuannya, agar tahun depan diusulkan menerima beasiswa KIP Kuliah melalui jalur aspirasi dr Sofyan Tan sebagai pemangku kepentingan.
Selain itu juga mendata sejumlah siswa di sekolah yang ada di desa untuk dibantu beasiswa PIP, serta bantuan revitalisasi gedung sekolah jika sekolah tersebut butuh untuk direhab atau ditambah ruang kelas baru.
“Saya ingin agar Paepira Lakeside ini menjadi cahaya harapan yang berkelanjutan, melalui kolaborasi potensi pariwisata dan pendidikan,” kata Sofyan Tan.
Kunjungi Sekolah 34 Tahun Tak Pernah Direhab, Sofyan Tan Berikan Secercah Harapan
Citra Simanjorang dan Levita Sinaga, 2 gadis kecil kelas 5 SD itu tampak terus tekun dengan bukunya. Sambil sesekali melirik ke kanan dan kiri, mereka tetap fokus membaca berupaya tak hiraukan keramaian orang yang sedang berkunjung memantau kondisi kelas.
Sofyan Tan yang saat itu berkunjung melihat kondisi kelas di SD 040540, Sibolangit Tongging, Kecamatan Merek, Karo, tergugah untuk menyapa dan bertanya kepada kedua anak tersebut terkait cita-cita mereka.
“Mau jadi dokter,” kata Citra dengan polos.
Bukan hanya Citra, Levita juga ternyata punya cita-cita yang sama untuk menjadi dokter. Menurut mereka, menjadi dokter itu hebat bisa mengobati orang yang sakit.
Sofyan Tan pun memberi semangat kepada kedua anak tersebut. Serta menuturkan bahwa dengan beasiswa yang ada saat ini, siapapun bisa kuliah di Fakultas Kedokteran untuk meraih cita-cita berprofesi sebagai dokter. Tidak peduli memiliki latar belakang perekonomian seperti apa, karena hal itu sudah dibuktikannya.
Sofyan Tan yang disambut beberapa guru kelas, meminta agar seluruh siswa di sekolah tersebut didata dan diserahkan nama-namanya untuk diusulkan menerima beasiswa PIP.
Selain itu juga akan mencoba mengusulkan rehab seluruh kelas yang ada jika memang usulannya sudah masuk long list dalam data pokok pendidikan (dapodik) sekolah.
“Semua siswa di sini yang memang dari keluarga (ekonomi) menengah ke bawah, usulkan PIP,” ujar legislator dari PDI Perjuangan tersebut saat mengunjungi sekolah yang lokasinya hanya sekitar 2 kilometer dari Paepira Lakeside.
Itu semua dilakukan Sofyan Tan agar warga desa memiliki generasi cerdas yang berpendidikan hingga ke perguruan tinggi dan berkontribusi memajukan desa yang memiliki potensi wisata luar biasa.
Meskipun wilayah tersebut berada jauh di luar daerah pemilihan (Dapil) Sumut 1, namun dirinya sebagai anggota DPR RI sesungguhnya milik seluruh masyarakat Indonesia dan khususnya wakil rakyat untuk Sumatera Utara.
Yahya Karo-karo, guru sekaligus merangkap operator SD 040540 menyampaikan rasa senang dan bangganya karena baru kali itu sekolahnya dikunjungi pejabat tinggi negara. Bahkan bukan hanya berkunjung, tetapi juga memberikan bantuan yang memang selama ini dinantikan mereka.
Sebab sudah sejak tahun 1991 sekolah dibangun, belum pernah mendapatkan rehab gedung. Sehingga banyak plafon yang bolong karena lapuk dan roboh termakan usia. Ruangan juga tidak berjendela, hanya lubang angin kawat model lama.
“Ini dibangun 1991, sejak itu belum pernah direhab. Kami sudah ajukan sejak 2023,” ungkapnya.
Untuk penerima PIP, tahun ini menurutnya baru 4 siswa yang diusulkan. Untuk itu akan sangat senang sekali jika seluruh siswa dapat diusulkan kecuali murid yang orangtuanya berstatus sebagai ASN.
“Total jumlah siswa 87, mungkin ada sekitar 80-an yang layak bisa diajukan PIP. Karena ada juga siswa di sini yang orangtuanya ASN,” ujarnya.
Usai memantau langsung seluruh detail bangunan kelas dan fasilitas sekolah, Sofyan Tan pun dikerumuni siswa yang mengajak foto dan salaman. Satu-persatu tak luput ditanya terkait cita-cita siswa yang dijawab beragam mulai ingin menjadi dokter, polisi, tentara hingga petani.
(REL/RZD)