Ilustrasi (AI)
Selama satu tahun terakhir, dua perusahaan teknologi raksasa dunia, Meta Platforms Inc. dan NVIDIA Corporation, mencuri perhatian para investor global. Keduanya sama-sama berperan besar dalam membentuk arah industri digital dunia.
Dalam 12 bulan terakhir,
saham Meta mengalami kenaikan yang stabil di tengah fluktuasi pasar teknologi. Berdasarkan data dari Nasdaq dan Bloomberg per November 2025, harga Meta naik sekitar 8% secara tahunan, dengan kapitalisasi pasar mendekati US$1,4 triliun.
Di sisi lain, NVIDIA menunjukkan performa jauh lebih spektakuler, tumbuh lebih dari 33% selama periode yang sama, menembus kapitalisasi pasar US$3 triliun, menjadikannya salah satu perusahaan paling berharga di dunia.
Selain saham aslinya, versi tokenisasi dari Meta juga mulai menarik perhatian investor ritel global. Token seperti
Metax, yang diperdagangkan di platform trading crypto, mencerminkan harga asli saham Meta dalam bentuk blockchain,
Terdapat beberapa aplikasi crypto yang telah teregulasi di Indonesia, salah satunya Pintu yang menyediakan fitur terlengkap, biaya trading rendah, serta variasi token yang banyak lebih dari 320+ token sehingga cocok untuk investor pemula maupun trader aktif dan profesional.
Analisis Fundamental: Menilai Kesehatan dan Potensi Bisnis
Secara fundamental, baik Meta maupun NVIDIA memiliki pondasi keuangan yang sangat kuat, meski berasal dari fokus bisnis yang berbeda. Meta masih mengandalkan sektor periklanan digital melalui Facebook, Instagram, dan WhatsApp sebagai sumber pendapatan utama.
Dalam laporan keuangan kuartal ketiga 2025, Meta mencatat pendapatan mencapai US$44,8 miliar, naik 17% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersihnya juga tumbuh hingga US$12,5 miliar, menunjukkan efisiensi operasional yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Meta stabil di kisaran 29%, menandakan profitabilitas yang kuat dalam mengelola modalnya.
Namun, Meta juga sedang memasuki fase transisi besar dengan memperluas investasi pada divisi kecerdasan buatan dan realitas campuran (mixed reality) melalui lini produk Reality Labs. Divisi ini masih mencatatkan kerugian operasional sebesar US$3,6 miliar per kuartal, tetapi manajemen Meta menyatakan bahwa pengembangan ini adalah fondasi jangka panjang untuk metaverse dan AI generatif.
Sementara itu, NVIDIA memperlihatkan performa keuangan yang luar biasa di sepanjang 2025. Pendapatannya melonjak 265% dibanding tahun sebelumnya, mencapai US$117 miliar, didorong oleh lonjakan permintaan chip AI seperti seri H100 dan B200 yang digunakan di pusat data global.
Laba bersihnya menembus US$55 miliar, dengan margin bersih mencapai 47%, angka yang sangat jarang terjadi di industri semikonduktor. ROIC (Return on Invested Capital) NVIDIA juga berada di atas 70%, menggambarkan efisiensi ekstrem dalam mengubah modal menjadi keuntungan.
Namun, di balik pertumbuhan fantastis tersebut, valuasi NVIDIA kini menjadi perhatian. Dengan Price to Earnings Ratio (P/E) mencapai 6 kali, saham ini dianggap sudah “mahal” oleh sebagian analis. Sebaliknya, Meta hanya memiliki P/E sekitar 22 kali, yang menunjukkan valuasinya masih relatif wajar.
Dari sudut pandang fundamental murni, Meta terlihat lebih menarik bagi investor jangka panjang yang mencari kestabilan valuasi, sementara NVIDIA lebih cocok bagi investor agresif yang mengejar pertumbuhan eksplosif di sektor AI.
Selain itu, rasio arus kas Meta juga menunjukkan likuiditas sehat dengan Free Cash Flow sekitar US$12 miliar per kuartal, yang memberi ruang bagi perusahaan untuk membeli kembali saham (buyback) dan membayar dividen kecil.
NVIDIA juga memiliki arus kas operasional yang kuat, tetapi sebagian besar dialokasikan untuk ekspansi dan riset pengembangan chip generasi baru yang akan meluncur pada pertengahan 2026.
Secara makro, kedua saham mendapat dukungan kuat dari tren global AI, digitalisasi bisnis, dan infrastruktur cloud.
Namun, Meta memiliki risiko regulasi yang lebih tinggi karena keterlibatan langsungnya dengan data pengguna, sementara NVIDIA lebih sensitif terhadap kebijakan ekspor chip AS ke Tiongkok.
Analisis Teknikal: Mengukur Momentum dan Sentimen Pasar
Dari sisi teknikal, pergerakan harga saham Meta selama setahun terakhir menunjukkan tren naik moderat. Berdasarkan data TradingView per November 2025, harga Meta stabil di kisaran US$485 dengan level support kuat di US$445 dan resistance utama di US$505.
Pola grafiknya menunjukkan fase konsolidasi sehat setelah kenaikan besar di paruh pertama tahun. Indikator RSI (Relative Strength Index) berada di level 57, mengindikasikan bahwa saham masih memiliki ruang kenaikan sebelum memasuki zona overbought. Volume perdagangan cenderung stabil, menandakan bahwa investor institusional masih mempertahankan posisi jangka menengah mereka.
Moving Average 50 hari Meta berada sedikit di atas MA 200 hari, mengonfirmasi tren bullish ringan. Namun, penembusan di atas resistance US$505 akan menjadi sinyal teknikal kuat untuk potensi rally menuju US$520–530 dalam beberapa bulan ke depan.
Jika harga gagal menembus area tersebut, maka kemungkinan koreksi jangka pendek menuju area US$460 bisa terjadi sebelum kembali naik.
Sementara itu, grafik saham NVIDIA menunjukkan momentum yang jauh lebih agresif. Harga sahamnya kini bertahan di sekitar US$510, terus berada di atas Moving Average 100 dan 200 harinya, menunjukkan tren naik jangka panjang yang masih kuat.
Namun, munculnya sinyal divergence kecil antara RSI dan harga sejak Oktober bisa menjadi tanda tekanan jual jangka pendek. RSI NVIDIA kini berada di level 68, mendekati area overbought. Jika koreksi terjadi, area support terdekat berada di US$470, sementara potensi rebound kuat bisa muncul jika harga menembus US$525 dengan volume tinggi.
Sentimen pasar juga memperlihatkan bahwa saham NVIDIA masih menjadi pilihan favorit di kalangan investor teknologi besar seperti BlackRock dan Vanguard. Namun, kenaikan cepat sering kali disertai risiko koreksi mendadak jika data ekonomi atau panduan laba berikutnya tidak sesuai ekspektasi.
Kesimpulan dan Akses Melalui Pintu xStocks
Berdasarkan kombinasi fundamental dan teknikal, NVIDIA unggul dari sisi performa satu tahun terakhir, sementara Meta unggul dalam stabilitas dan valuasi jangka panjang. NVIDIA lebih menguntungkan bagi investor dengan orientasi pertumbuhan cepat, sedangkan Meta cocok bagi mereka yang mengutamakan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil.
Di Indonesia, investor kini bisa mengakses kedua saham tersebut dengan mudah melalui platform Pintu, khususnya lewat fitur xStocks. Fitur ini memungkinkan pengguna membeli saham global dalam bentuk token digital seperti Metax untuk Meta dan NVDAX untuk NVIDIA.
Tokenisasi ini merepresentasikan nilai saham 1:1, sehingga investor bisa memiliki bagian dari saham global secara fraksional tanpa harus membuka rekening saham luar negeri. Selain fleksibel, xStocks juga memungkinkan transaksi 24 jam dengan tingkat keamanan tinggi karena seluruh aset disimpan oleh kustodian berlisensi internasional.
Bagi investor Indonesia yang ingin menjelajahi pasar global, fitur ini membuka peluang besar untuk mendiversifikasi portofolio ke saham-saham unggulan dunia seperti Meta dan NVIDIA dengan cara yang mudah, aman, dan transparan.
Dengan demikian, dalam lanskap investasi 2025 yang semakin terhubung, memilih antara Meta atau NVIDIA bukan hanya soal performa, tetapi juga strategi portofolio jangka panjang. Melalui inovasi seperti Pintu xStocks, investor kini dapat mengakses peluang global dengan satu sentuhan dari Indonesia.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.
(Adv)