Kepala LLDikti Wilayah I Sumut Apresiasi Pelaku UMKM di Program AUM Magang Berdampak

Kepala LLDikti Wilayah I Sumut Apresiasi Pelaku UMKM di Program AUM Magang Berdampak
Kepala LLDikti Wilayah I Sumut Prof. Saiful Anwar Matondang (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menggelar Graduation APINDO UMKM Merdeka (AUM) Magang Berdampak Periode Agustus sampai Desember 2025, di Grand City Hall Medan. Rabu,(10/12/2025).

Kegiatan ini dihadiri Kepala LLDikti Wilayah I Prof. Saiful Anwar Matondang, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Dinas Koperasi dan UMKM, Pelaku Usaha dan Perwakilan PTS.

Magang berdampak ini melibatkan 16 Perguruan Tinggi, 14 dari Sumatera Utara dan 1 Universitas Gunadarma Jakarta dan 1 Universitas Airlangga Surabaya enam pelaku UMKM, serta tiga mentor.

Magang Berdampak merupakan transformasi pendidikan tinggi yang berfokus pada pengalaman langsung, relevansi industri, dan penciptaan lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa.

Tjoe Mun Tong Koordinator program menyampaikan bahwa Magang UMKM Berdampang memiliki dua tujuan besar.

"Selain bertujuan untuk mencetak pengusaha muda dari kalangan mahasiswa dengan mempelajari bisnis dari tempat mereka magang, program ini juga diharapkan mampu mendorong para mahasiswa/i memberikan inovasi dan solusi bagi UMKM. Harapannya, para pelaku usaha dapat meningkat dalam hal penjualan, produksi, distribusi, hingga kemasan maupun pemasaran digital."katanya.

Ia menekankan bahwa kontribusi mahasiswa sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan UMKM modern, terutama dalam transformasi digital dan pengembangan strategi pemasaran

Ketua APINDO, Haposan Siallagan, dalam sambutannya menekankan bahwa kesuksesan dalam berwirausaha tidak semata ditentukan oleh modal. Ia mengutip hasil penelitian yang menyebutkan bahwa faktor utama keberhasilan justru terletak pada pengembangan soft skill, jejaring (network), serta keahlian dan modal

“Soft skill itu yang paling penting, disusul jaringan atau relasi kita dilapagan,kemudian keahlian sekitar dan modal usah hanya sekitar 10 persen saja. Ini yang sering salah kaprah di masyarakat kita,” ujar Haposan.

Ia juga mengapresiasi hadirnya program Kampus Merdeka yang dinilainya sangat relevan dengan kebutuhan dunia usaha. Menurutnya, mahasiswa tidak boleh hanya dibekali teori, tetapi harus langsung bersentuhan dengan realitas di lapangan.

Apresiasi

Sementara itu, Prof. Saiful Anwar Matondang mengapresiasi kepada para pelaku UMKM yang telah berpartisipasi dan menjadi tempat magang mahasiswa seperti, Nakama Brew, Kotama, Seblak Madit, Coant, Nasi Gerilya dan Jamu Niswah.

“Saya sangat mengapresiasi dedikasi APINDO dan perusahaan mitra yang telah menerima anak-anak kami magang, baik dari Sumatera Utara, Depok (Gunadarma), maupun Airlangga Surabaya,” ujarnya.

Prof. Saiful juga membantah anggapan bahwa seseorang harus memiliki modal besar untuk menjadi pengusaha. Ia menilai mindset tersebut keliru. Ia bahkan mencontohkan banyak pejabat tinggi yang anak-anaknya justru gagal menjadi pengusaha meski telah diberi modal besar.

“Pengusaha itu harus siap bangkrut berkali-kali. Ayah saya pengusaha, paman saya pengusaha, saya tahu betul bagaimana proses jatuh bangun itu. Bangkrut tujuh kali, yang kedelapan baru sukses. Ini mentalitas yang harus dibangun,” katanya.

Ia juga berbagi pengalaman pribadinya yang berkali-kali gagal mendapatkan beasiswa ke luar negeri sebelum akhirnya diterima di Amerika, lalu melanjutkan ke Swiss. Menurutnya, kegagalan adalah bagian penting dari proses menuju kesuksesan.

Ke depan, ia berharap program magang ini dapat terus dilanjutkan hingga 2026, agar mahasiswa sejak semester tiga sudah masuk dunia industri dan memahami langsung bagaimana menjadi pengusaha.

Selain itu, ia juga mengusulkan pemberian Anugerah Entrepreneurship bagi lulusan yang telah menjalankan usaha selama satu tahun setelah wisuda. Penilaian akan didasarkan pada skala usaha, omzet, dan cakupan usaha. "Program ini ke depan diharapkan menjadi kolaborasi antara APINDO, Bank Indonesia, dan Dinas Koperasi UMKM Provinsi,"urainya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya peran kampus berdampak, yakni kampus yang mampu membantu masyarakat meningkatkan pendapatan semua sektor melalui inovasi sederhana berbasis teknologi.
“Kita ini banyak ahli, tapi sedikit menciptakan produk. Seperti vacuum cleaner saja kita masih impor. Mesin absensi juga impor. Padahal ini bisa dibuat oleh fakultas teknik dan komputer,” tegasnya.

Ia juga menyinggung pentingnya pengembangan energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terutama sebagai solusi di daerah rawan bencana. Menurutnya, pengalaman pemadaman listrik selama 10 hari di Aceh menjadi pelajaran penting bahwa desa-desa perlu mandiri energi.

“Padahal di kampus sudah ada teknologi itu, tapi tidak dikomersialkan. Kedepan penting bekerja sama dengan pengusaha agar produk tersebut bisa dirasakan masyarakat khususnya secara langsung. "ujarnya.

Melalui kolaborasi APINDO dan dunia kampus, Prof. Saiful berharap riset tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar dipasarkan dan dimanfaatkan masyarakat.

(WITA)

Baca Juga

Rekomendasi