Jangan Sampai Hati Mati! Sofyan Tan Ingatkan Mahasiswa STIK-P: AI Penting, Harus Diimbangi Empati dan Tata Krama

Jangan Sampai Hati Mati! Sofyan Tan Ingatkan Mahasiswa STIK-P: AI Penting, Harus Diimbangi Empati dan Tata Krama
Jangan Sampai Hati Mati! Sofyan Tan Ingatkan Mahasiswa STIK-P: AI Penting, Harus Diimbangi Empati dan Tata Krama (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan – Anggota Komisi X DPR RI, dr. Sofyan Tan, menegaskan pentingnya pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) bagi mahasiswa sebagai kekuatan baru dalam menambah ilmu.

Namun, ia memberikan catatan penting: kemajuan teknologi ini harus diimbangi dengan menjaga hati, empati, dan tata krama.

Peringatan tersebut disampaikan Sofyan Tan saat menggelar sosialisasi pemanfaatan AI untuk pembelajaran di level Perguruan Tinggi, yang dilaksanakan di Aula Hj. Ani Idrus, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi 'Pembangunan' (STIK-P) Medan, Jumat (12/12).

Acara ini dihadiri oleh jajaran LLDIKTI, Ketua STIK-P Dr. H. Sakhyan Asmara MSP, serta dosen dan mahasiswa.

Anggota DPR dari Fraksi PDIP ini mengakui bahwa Indonesia telah memasuki era digital dengan pesat, di mana AI mampu berperan sebagai 'asisten pribadi' yang membantu banyak hal.

"Sebenarnya kemajuan teknologi itu harus juga diimbangi dengan menjaga hati kita. Tata krama itu bisa jadi benteng kemajuan teknologi ini," ujar Sofyan Tan dalam paparannya.

Ia mengingatkan bahwa ilmu yang didapat dari AI akan percuma jika tidak diiringi dengan kepekaan hati dan kemampuan mengaplikasikannya untuk mengubah kesejahteraan masyarakat.

"AI bisa menampilkan semuanya, sekarang pendidikan harus mengajarkan norma-norma. Mengajarkan kebijaksanaan dan empati," tambahnya, mengingat citra orang Indonesia yang dikenal ramah dan memiliki sosial yang tinggi.

Senada dengan Sofyan Tan, Ketua STIK-P Medan, Dr. Sakhyan Asmara, menekankan bahwa meskipun AI sangat penting, pengguna tidak boleh langsung percaya.

"Kita tetap harus juga melakukan pengecekan kebenarannya. Jangan sampai mahasiswa juga malas belajar karena ada AI. Kita juga harus meningkatkan kecerdasasan kita dengan membaca," tegas mantan Sesmenpora RI itu.

Sakhyan Asmara juga mengingatkan mahasiswa untuk bijak menggunakan AI dan tidak menyalahgunakan teknologi tersebut untuk tindak kejahatan.

Intinya, AI adalah alat yang kuat, namun kecerdasan dan kebijaksanaan manusialah yang harus menjadi kendali utama.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi