BI-Rate Tetap 4,75 %, Bank Indonesia Cermati Penurunan Suku Bunga di 2026

BI-Rate Tetap 4,75 %, Bank Indonesia Cermati Penurunan Suku Bunga di 2026
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (Analisadaily/Tangkapan Layar YouTube BI)

Analisadaily.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50%.

Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian global, dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini untuk menjaga stabilitas dan mendorong perekonomian nasional.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga BI-Rate lebih lanjut dengan prakiraan inflasi 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, serta perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," kata Gubernur Bank Indonesia , Perry Warjiyo, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, yang disaksikan secara virtual, Rabu (17/12).

Ia mengatakan pelonggaran kebijakan makroprudensial diperkuat dengan meningkatkan efektivitas implementasi pemberian likuiditas kepada perbankan untuk mempercepat penurunan suku bunga dan meningkatkan pertumbuhan kredit/pembiayaan ke sektor riil, khususnya sektor-sektor prioritas Pemerintah.

"Kebijakan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, dan peningkatan daya tahan infrastruktur sistem pembayaran," ujarnya.

Dalam penjelasannya, Perry menyebutkan Bank Indonesia menegaskan arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas nilai Rupiah sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan ditempuh melalui stabilisasi nilai tukar, penguatan operasi moneter pro-market, dan pengelolaan likuiditas perbankan agar penyaluran kredit ke sektor riil meningkat.

BI juga memperkuat insentif likuiditas makroprudensial, transparansi suku bunga kredit, serta memperpanjang kebijakan kartu kredit dan tarif SKNBI guna mendukung intermediasi dan efisiensi sistem pembayaran.

Di sisi lain, akselerasi digitalisasi pembayaran melalui QRIS, penguatan layanan tunai dan nontunai menjelang Nataru 2025, serta perluasan kerja sama internasional menjadi bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung aktivitas ekonomi nasional.

"Bank Indonesia juga terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Sinergi kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah diperkuat untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah," ungkapnya.

(WITA)

Baca Juga

Rekomendasi