Dari dulu hingga kini, air yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat tidak bisa dipenuhi dengan maksimal. Masyarakat di kawasan Starban masih juga merasakan air yang dialirkan oleh perusahaan daerah milik Pemprovsu itu ke rumah warga sering hidup mati, hidup mati.

"Air dari PDAM Tirtanadi yang menjadi kebutuhan pokok warga, sampai sekarang tidak juga menemukan solusi. Sering hidup mati, hidup mati. Kita tidak gratis, warga bayar. Kita pelanggan membayar iuran setiap bulannya. Sedangkan PDAM Tirtanadi sendiri tidak memperdulikan bahwa kita pelanggan yang setiap bulan bayar," keluh Soni Simanjuntak kepada anggota DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung SE, SH, MH dalam Reses III Masa Sidang III Tahun Anggaran 2025, yang dilaksanakan di Jalan Pekong, Kelurahan Polonia, Kecamatan Polonia, Sabtu (20/12/2025).

Dengan kondisi yang mengesalkan banyak warga tersebut, Soni Simanjuntak minta ada solusi konkrit terhadap warga di lingkungan tersebut. Karena representasi kota Medan ini adalah Polonia.

"Jadi jika warga tidak mendapatkan air bersih dari PDAM Tirtanadi dengan baik dan lancar, demikian juga dengan sampah dan sungainya. Jadi kalau Kecamatan Polonia buruk maka kota Medan dianggap buruk. Karena Polonia ini refresentasi Kota Medan. Kecamatan Polonia ini dikelilingi fasilitas publik yang cukup besar. Seperti Polonia dan kedutaan–kedutaan besar lainnya," serunya.

Di kesempatan itu, Soni Simanjuntak juga mengeluhkan terkait kejadian peristiwa yang baru terjadi di Kota Medan, yakni, bencana banjir. "Kita mau suarakan agar dilakukan solusi terhadap sampah-sampah yang ada di lingkungan kami. Karena salah satu penyebab banjir karena banyaknya Sampah yang tidak terkelola dengan baik oleh Pemko Medan," serunya.

Selain itu, lanjut Soni Simanjuntak, daerah aliran sungai di kawasan Starban juga diperlukan pengerukan. Karena kawasan sungai di Starban sudah cukup lama tidak dikeruk sehingga air semakin tinggi dari batas yang sebelumnya. "Kita berharap melalui Reses ini bisa mendapat solusi," pintanya.

Sementara warga lainnya, Ramlan warga Sunggal mengeluhkan kondisi jalan di depan SMA Negeri 15 Medan yang baru diperbaiki namun sudah rusak. "Kualitasnya kita tidak tahu, kenapa baru diperbaiki tapi udah rusak. Dan sekarang dibiarkan sedemikian rupa," katanya bernada heran dan bingung.

Jadi, lanjutnya, jika jalan itu tergenang air, tidak akan kelihatan oleh warga yang melintas apakah itu jalan atau lobang. "Jadi kerusakan jalan itu sangat mengganggu perjalanan masyarakat. Demikian juga kondisi jalannya yang beradandi belakang SMAN 15 yang tembus ke tanah tinggi," lapornya.

Menyahuti air PDAM Tirtanadi, Henry Jhon Hutagalung berjanji akan menyampaikan persoalan tersebut kepada pihak PDAM Tirtanadi. Kalau tidak salah di kawasan Starban dibangun sumur bor. Namun itu sudah sangat lama sekali dibangun. "Tapi nanti saya akan sampaikan kepada pihak Tirtanadi dan akan tindaklanjuti air yang sering mati itu," tegas Henry Jhon Hutagalung politisi PSI yang duduk di Komisi II DPRD Medan itu.

Terkait dengan banjir dan sampah, Tri Hamdan Nugroho mewakili Dinas PU Kota Medan menyampaikan bahwa sampah merupakan tugas pokok dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan. "Nanti akan kita sampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup" katanya.

Sementara untuk pengerukan sungai di kawasan Starban, adalah wilayah kerja dari Balai Wilayah Sungai (BWS) I. Sementara untuk jalan rusak di SMA Negeri 15, Tri berjanji akan meninjau langsung ke lokasi bersama kepling dan lurah setempat.

Turut hadir dalam Reses tersebut, Koordinator PKH Dinas Sosial Kota Medan Dedi Irwanto Pardede.

(MC/RZD)