Rantauprapat, (Analisa). Bibit kelapa sawit Topaz yang dikembangkan dan menjadi unggulan Asian Agri Grup, menarik perhatian para pengunjung pameran Pekan Raya Labuhanbatu 2014 di Lapangan Ika Bina Rantauprapat, karena dinilai bisa mendongkrak hasil perkebunan rakyat didaerah itu.
Ketertarikan pengunjung pameran di stand Asian Agri Grup itu, karena ingin mengetahui soal benih bibit sawit Topaz dan yang dihasilkan benih itu cukup besar. Terlebih, jarang ada buah kelapa sawit di Labuhanbatu dengan buah sedemikian rupa.
“Buahnya besar-besar, mungkin kalau ditanam di Labuhanbatu para petani bisa punya hasil maksimal,” kata seorang pengunjung pameran Pekan Raya Labuhanbatu di stand Asian Agri Grup, R Wardhana kepada Analisa, Rabu (22/10) ketika berkunjung ke stand itu di lapangan Ika Bina Rantauprapat.
Manager Seed Garden Asian Agri Kampar-Riau, Julianto Barus kepada Analisa menjelaskan, bibit Topaz yang merupakan bibit sawit unggul hasil produksi dari OPRS (Oil Palm Research Station) Asian Agri, yang bisa mendongkrak hasil produksi petani.
Menurutnya, dasar pendirian OPRS Topaz pertama kali dilaksanakan pada 1992 dengan seleksi dan persilangan antara induk kelapa sawit di Costa Rica.
Induk kelapa sawit yang unggul ini, kata Julianto, ditanam di kebun Topaz pada 1996. Sebagai produsen bibit, tujuan utama dari OPRS Topaz adalah untuk memproduksi bibit dengan kandungan minyak yang tinggi dan karakteristik bawaan yang diinginkan melalui suatu program perbanyakan yang sistematis dan berkelanjutan.
Asian Agri menggunakan induk kelapa sawit Dura terpilih dari Costa Rica berjumlah 228 Deli Dura (DXD) yang merupakan hasil yang dikembangkan badan peneliti yang ternama seperti MARDI Serdang (Malaysia), OPRS Banting (Malaysia), OPRS Dami (Papua New Guinea), Pusat Penelitian Chemara (Malaysia), Socfin Johor Labis (Malaysia) dan San Alejo (Honduras) dan 50 Pisifera induk kelapa sawit yang berasal dari AVROS (H&C, Malaysia), AVROS Dami, Ekona, Ghana, Nigeria, La Me dan Yangambi, dengan pengendalian mutu yang telah mendapat sertifikasi mutu.
Di Uji Tiga Lokasi
Bahkan, kata Julianto, sebanyak 440 turunan DXP, yang berasal dari persilangan dari 223 Deli Dura dengan 50 Pisifera, telah diuji di 3 lokasi dan jenis tanah yang berbeda (alluvial, gambut dangkal dan gambut dalam) dengan luas lebih dari 600 hektare di Sumatera Utara dan Riau. Sehingga dari hasil itu, diperoleh empat jenis Topaz unggul yakni, Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3, Topaz 4.
“Keunggulan Topaz memiliki kandungan minyak yang tinggi, buah lebih cepat matang, tingkat ekstrasi minyak yang tinggi, perlambatan pertumbuhan tinggi pohon, dan tingkat adaptasi yang tinggi pada tanah gambut,”katanya.
Koordinator CSR Asian Agri Sumut, Fajar Suryono menambahkan, bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pembinaan teknologi pertanian dari Asian Agri, pihaknya bersedia membantu melalui program kemitraan petani swadaya yang merupakan salah satu dari lima program Coorporate Social Responsibility (CSR) Asian Agri.
Asian Agri Grup memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) yang terbagi kedalam lima bidang yakni, kemitraan petani swadaya, pengembangan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan karikatif.
“Kemitraan petani swadaya salah satu program unggulan CSR Asian Agri Grup,” ungkapnya.
Program itu di Kabupaten Labuhanbatu dilaksanakan di PT Hari Sawit Jaya dan PT Andalas Intiagro Lestari yakni di Desa Kuala Bangka, Desa Sentang, Kecamatan Kualuh Hilir dan Desa Sei Tarolat, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bilah Hilir dengan total luas lahan petani yang dibina mencapai 3303 hektar, ungkapnya.
Beberapa kegiatan kemitraan petani swadaya yang telah dilakukan, pembinaan teknis budidaya kelapa sawit, peningkatan kapasitas petani, penguatan kelembagaan.
“Program ini dilakukan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat petani sawit yang berada disekitar perusahaan Asian Agri,” ujarnya. (ra)