Pembangunan Bandara Perintis Bukan Khayalan

Sidikalang, (Analisa). Pembangunan bandar udara (bandara) perintis direncanakan di Pancur Nauli Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi bukan proyek mercu suar apalagi angan-angan.

Bupati, KRA Johnny Sitohang Adinegoro didampingi Sekretaris Daerah, Julius Gurning kepada wartawan di Sidikalang, Jumat (21/3) menyebut, program dimaksud sangat rasional guna mengantisipasi kebutuhan masyarakat 10 atau 20 tahun ke depan.

Sekarang saja, ke Bandara Kuala Namu memakan waktu 5-6 jam. Sementara itu, setiap hari kendaraan bertambah baik mobil maupun sepeda motor.

Di sisi lain, kenaikan kuantita tersebut tidak didukung penyediaan sarana transportasi. Akhirnya, macet tak terelak hingga perjalanan kurang nyaman. Relevan dengan itu, dapat diperkirakan bahwa jalur darat Sidikalang-Medan juga kian padat.

Sehubungan itu, salah satu solusi adalah penyediaan bandara. Peletakan batu pertama direncanakan tahun ini dan rampung tiga atau empat tahun. Sementara itu, survey kelayakan sudah dilakukan.

Sitohang optimis, bisnis tersebut berkembang pesat menyusul pertumbuhan ekonomi masyarakat. Fakta menunjukkan, bahwa pemilik kendaraan kelas menengah dan mewah semakin banyak. Itu artinya, mereka punya uang. Pebisnis, tentu berhitung waktu untuk mencapai target. Ketika itu, pengusaha memilih naik pesawat terbang dimana waktu tempuh mungkin hanya di kisaran 30 menit.

Penyediaan fasilitas tersebut, ujar Bupati terpilih periode 2014-2019, juga bermamfaat bagi kabupaten/kota tetangga. Sebab, wilayah ini berada di lintasan strategis Jadi, seorang pemimpin harus mampu melihat jauh ke depan, apa kebutuhan rakyat.

Sumihar Silalahi, Ketua DPC partai Demokrat menyampaikan apresiasi bila sarana dimasud terwujud. Pihaknya mendukung penuh apalagi biaya pembangunan tidak membebani APBD. Kehadiran bandara merupakan salah satu parameter pembangunan.

Dia yakin, kehidupan masyarakat di sekitar akan jauh lebih baik sebab roda ekonomi bakal menggeliat diikuti lahirnya lapangan kerja baru.

Pun demikian, pemerintah perlu mensosialisasikan tata krama. Investor, ekonom, kaum intelektual, pelancong serta tamu lainnya mendambakan sikap ramah masyarakat sebagai penguat daya pikat. (ssr)

()

Baca Juga

Rekomendasi