Oleh: Azmi TS. PADA era kemasan berdemokrasi yang saat ini, berkembang begitu eforia (gegap gempita), memunculkan banyak karya seni bermunculan. Para seniman pada era demokrasi seperti mendapatkan kebebasan untuk mengungkap secara visual (pictorial).
Seniman yang paling gambling berekspresi itu tergabung dalam kelompok yang disebut ilustrator. Para ilustrator ini bisa mengubah wajah yang dilukis sesuka hati, tetapi tidak menghilangkan karakternya masing-masing. Dalam bidang senirupa keunikan gambar yang diciptakan seniman itu disebut seni karikatur.
Karikatur berasal dari bahasa Italia yakni caricare artinya melebih-lebihkan (sindiran), yang terkait juga dengan kata caratere artinya watak. Ada yang mengkaitkan watak sama dengan character yang dalam bahasa Spanyol disebut cara yakni wajah. Secara singkat karikatur terkait dengan sindiran dalam bentuk karakter dan wajah.
Penyajian gambar karikatur lazimnya berbentuk dua dimensi (satire pictorial), tetapi bisa pula berwujud tiga dimensi (sculpture form). Terkadang bentuk wajah yang berlebihan (distorsi) adalah bagian yang paling banyak divisualkan. Bagian tertentu yang menjadi karakter seseorang diganti sebagai analogi (bagian yang disindirkan).
Bagian yang diubah anatominya di seputar wajah atau tubuhnya secara menyeluruh, namun tak menghilang sifat kemiripannya. Wajah adalah bagian yang paling penting untuk dilebih-lebihkan (exaggeration) itu. Para ilustrator berpedoman kepada hal dalam menciptakan karikatur yakni pengalaman visual (visual experience) dan pengetahuan (knowledge) serta watak seseorang (character person).
Bagian wajah seperti bulat, lonjong, pipih atau hidung serta bibir dari seseorang yang dianalogikan sangat dominan. Paling menarik lagi, seni karikatur ini orang yang disindir menjadi terhibur, padahal wajahnya sudah dilebih-lebihkan (distorsi).
Kalau para illustrator menciptakan gambar karikatur untuk memenuhi media jurnalistik sudah sering disaksikan. Misalnya dalam surat kabar edisi cetak. Sangat jarang apabila seniman karikatur menciptakan wajah orang terkenal seperti pelukis dipublikasikan.
Misalnya bagaimana bentuk wajah Pablo Picasso, Salvador Dali, Vincent van Gogh dan sebagainya dijadikan obyek seni karikatur. Walaupun bentuk gambar wajah mereka ini telah mengalami distorsi, dan sindir itu masih bisa dikenali karakternya.
Pengalaman sang karikaturis atau kartunis sebagai pencipta sebagai orang yang memiliki keterampilan tinggi. Secara kualitas goresan mereka bisa mewakili sifat atau karakter wajah yang dianalogikan. Ada Vladymyr Lukash (Ukraina), Toni Malakian (Indonesia), Sebastian Kruger (A.S), Forner (Inggris) dan masih banyak lagi.
Semua seniman masing-masing dengan menciptakan tokoh yang dikarikaturkan menjadi enak dipandang dan mudah dimengerti. Tanpa teks cukup dengan bahasa visual karya-karya seniman karikatur bisa dicerna publik. Bahkan saat tertentu kaum awam juga ingin wajahnya dibuatkan karikaturnya. Keindahan wajah yang ada karikaturnya tentu memiliki makna tersendiri dan unik.