MUNGKIN pengetahuan anda mengenai buah lontar masih sangat minim, atau bahkan bisa jadi anda baru sekali ini mendengar ada nama buah bernama lontar.
Konon, jauh sebelum mengenal kertas, masyarakat nusantara menggunakan daun lontar sebagai media tulis. Naskah para pujangga keratin atau ajaran-ajaran agama Hindu ditulis di atas daun lontar.
Tak cuma itu, pohon ini ternyata banyak manfaatnya, termasuk sebagai obat. Sosok lontar bisa dikenali dari bentuk pohonnya yang tinggi tanpa cabang. Maklum, pohon ini masuk golongan tumbuhan monokotil. Lontar yang sudah dewasa tidak kalah tingginya dengan pohon kelapa, bisa mencapai 30 m. Bahkan batangnya bisa lebih besar.
Daunnya memiliki petulangan menjari, berbentuk seperti kipas dengan lebar antara 1–3 m. Daun inilah yang digunakan orang zaman dahulu untuk membuat “buku” karena ukurannya yang panjang (bisa 1–1,2 m) dan kuat. Menurut catatan orang Belanda, lontar masih dipakai dalam surat-menyurat resmi para penghulu suku Sasak hingga akhir abad ke-19.
Untuk buahnya, lontar atau buah siwalan merupakan sejenis pohon palem-paleman yang sering dijumpai di daerah pesisir kawasan timur Indonesia seperti Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Bali. Buah lontar atau buah siwalan ini hanya bisa ditemukan di daerah-daerah tersebut saja sehingga tak banyak orang yang mengenal buah ini.
Buah lontar berbentuk bulat-bulat, rasanya sangat menyegarkan karena mirip dengan rasa kolang- kaling dan kelapa muda. Tak banyak yang tahu bahwa rasa segar dapar buah siwalan ternyata mengandung banyak manfaat terutama bagi kesehatan tubuh.
Mengonsumsi buah lontar secara rutin efektif mencegah dan mengobati berbagai penyakit berbahaya. Buah lontar mengandung glukosa, kalsium, fosfor, karbohidrat, protein, kalori, zat besi, vitamin B1, vitamin C, dan antioksidan.
Mengobati Penyakit
Mengkonsumsi buah lontar dapat mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti mengatasi sesak napas karena asma, mengobati penyakit cacingan, melancarkan air seni, mengatasi penyakit liver (penyakit hati), mengobati panas dalam, dan membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
Tak ada ruginya mengonsumsi buah lontar secara rutin, rasanya enak dan juga mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Anda tak perlu repot-repot mengonsumsi obat- obatan kimia atau suplemen penjaga daya tahan tubuh karena dengan mengonsumsi buah lontar secara rutin, kesehatan tubuh anda sudah terjaga dengan baik.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:3599/Kpts/PD.310/10/2009, lontar merupakan salah satu komoditi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan namun belum menjadi komoditi unggulan Nasional.
Lontar termasuk kategori tanaman tahunan karena tanaman ini mulai berbuah setelah berusia sekitar 20 tahun dan mampu hidup hingga 100 tahun lebih. Lontar selama ini belum dibudidayakan dan tumbuh secara liar.
Padahal tanaman lontar dapat dimanfaatkan (multiguna) mulai dari daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula merah).
Nira lontar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol. Namun, berbeda dengan komoditi perkebunan lain seperti karet, kelapa, kakao, kelapa sawit ataupun kopi, tanaman lontar belum menjadi “idola” masyarakat untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena masih minimnya pengenalan terhadap tanaman tersebut.
Buah lontar (siwalan) bergerombol dalam tandan dengan jumlah sekitar 20-an butir. Buahnya bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan kulit berwarna hitam kecokelatan. Tiap butirnya mempunyai 3-7 butir daging buah berwarna kecokelatan dan tertutupi tempurung yang tebal dan keras.
Tanaman lontar bersifat soliter dan tumbuh berkelompok. Lontar dapat beradaptasi di daerah kering dengan curah hujan 500-900 mm per tahun, namun dapat tumbuh juga di daerah dengan curah hujan per tahun sampai 5000 mm.
Kondisi ideal untuk pertumbuhan lontar adalah pada ketinggian 100-500 m dpl, curah hujan 1000-2000 mm/tahun dengan jumlah bulan kering 4-8 bulan dan kelembapan udara 60-80%. Jenis tanah yang cocok untuk budidaya lontar adalah tanah alluvial hidromorf, alluvial kelabu tua, kelabu kuning, latosol merah dan latosol cokelat kemerah-merahan. (Int)