Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn
Studio, tempat kerja seniman. ibarat dapur tempat memasak bagi para koki. Tempat meracik resep serta “memasak” gagasan agar tercipta sajian berkualitas tinggi. Studio merupakan ruang berkreasi, untuk menciptakan karya terbaik.
Ada dua tempat bagi pelukis ketika berkarya. Dalam ruangan studio (indoor) dan luar ruangan studio, di alam terbuka (outdoor). Pelukis bisa berkarya dimana saja dan kapan saja, tidak terikat tempat dan waktu. Studio bagi pelukis sangat penting keberadaannya. Studio sebagai tempat berkarya mendukung profesionalismenya, mendorong produktivitas dan kreativitas. Para seniman maestro memiliki studio pribadi untuk berkarya.
Studio berperan sebagai “kantor” sekaligus “gudang” tempat menyimpan berbagai alat dan bahan lukis. “Kantor” pelukis berbeda dengan kantor pegawai pemerintahan yang selalu tampak rapi dan teratur. “Kantor” pelukis kadang terlihat acak-acakan, ada cat berceceran, kuas bertebaran dan berbagai peralatan lukis berserakan.
Jam kerja pelukispun tidak sama dengan jam kerja pegawai di pemerintahan yang terjadwal. Pelukis bisa bekerja kapan saja, di siang hari maupun malam hari. Pelukis seringkali bekerja dalam waktu lama, berhari-hari, berminggu-minggu, secara terus menerus, baik siang maupun malam. Ketika hati menggebu-gebu menyelesaikan sebuah karya, pelukis sering lupa waktu.
Di studio, kanvas, easel, kuas, cat, papan palet serta berbagai peralatan pendukung lainnya merupakan perbekalan dalam berkarya. Perbekalan berkualitas, lengkap, dalam jumlah cukup banyak di simpan sebagai persediaan selama berkarya beberapa bulan. Tujuannya agar pelukis bisa bekerja secara efektif dan efisien. Pelukis bisa kosentrasi pada penciptaan karya, waktunya tidak lagi tersita untuk mencari bahan dan peralatan.
Pelukis seringkali berhari-hari di studio ketika melukis. Studio nyaman, sehat dan aman dibutuhkan pelukis. Cahaya matahari cukup terang, udara dalam ruangan studio sehat dan segar, ventilasi dan sirkulasi udara harus baik. Cat, minyak pengencer, minyak pembersih kuas dan berbagai peralatan melukis kadang mengandung bahan-bahan berbahaya. Ketika wadah berbagai bahan tersebut dibuka, bahan-bahan mengeluarkan uap, jika didirup dalam waktu lama dapat membahayakan kesehatan.
Di studio, pelukis membuat lukisan berukuran kecil, sedang, maupun besar. Lukisan berukuran kecil tidak lebih dari satu meter persegi, pelukis bisa menyelesaikan dalam sehari. Lukisan berukuran sedang, lebih dari satu mester, hingga 10 meter persegi, bisa diselesaikan dalam beberapa hari. Lukisan berukuran besar, lebarnya bisa lebih dari dua meter, panjangnya lebih dari 10 meter. Lukisan berukuran besar perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikannya, bisa beberapa minggu atau bulan. Studio juga harus besar.
Besarnya studio pelukis tergantung dari besar kecilnya lukisan yang dibuat. Studio pelukis di Indonesia terdiri dari berbagai ukuran. Ada pelukis memiliki studio seukuran kamar tidur, hingga sebesar garasi bus. Pelukis pencipta lukisan berukuran kecil tidak membutuhkan studio berukuran besar. Studio sebesar kamar tidur sekitar 4 x 5 meter sudah bisa digunakan untuk berkarya.
Pencipta lukisan berukuran sedang memerlukan ruangan lebih besar. Studio sebesar rumah tipe 36 sekitar 6 x 6 meter sudah ideal untuk berkarya. Pencipta lukisan berukuran besar memerlukan studio berukuran lebih besar lagi. Studionya bisa lebih besar dari garasi bus, ukuran panjang maupun lebarnya bisa lebih dari 10 meter.
Pelukis Yogyakarta dan Bali kebanyakan memiliki studio besar. Mereka menyesuaikan karya-karya yang mereka buat, rata-rata berukuran besar. Pelukis Widayat, Affandi, Joko Pekik, Nyoman Gunarso, Nasirun, Entang Wiharso dan sejumlah pelukis lainnya seringkali menciptakan lukisan berukuran besar. Studio pribadi merekapun berukuran besar.
Di Medan pelukis yang bekerja di studio berukuran besar adalah Handono Hadi dan pelukis Yatim Mustofa. Kedua pelukis ini seringkali menciptakan lukisan-lukisan berukuran besar. Pelukis-pelukis Medan lainnya kebanyakan berkarya dengan ukuran kanvas sedang atau kecil. Studio merekapun berukuran sedang atau kecil, menyesuaikan tuntutan kerjanya.
Lokasi studio berada diberbagai kondisi lingkungan, tergantung pada keinginan pelukis. Ada studio pelukis di pusat kota, perkampungan dan pedesaan. Pelukis di Yogyakarta dan Bali banyak yang tinggal di perkampungan dan pedesaan. Studio mereka di tengah-tengah perkampungan padat, atau di tengah-tengah pedesaan sunyi.
Setiap pelukis memiliki kecenderungan berbeda-beda dalam memilih lokasi berkarya. Ada pelukis merasa lebih senang tinggal di pusat perkotaan yang padat dan ramai. Ada juga pelukis merasa lebih nyaman dan tenang bekarya di suasana pedesaan sunyi. Sebagian lainnya merasa lebih nyaman tinggal di perkampungan,berbaur dengan masyarakat belatar belakang sosial berbeda-beda.
Studio merupakan bengkel kerja seniman. Pelukis berkarya secara profesional didukung oleh adanya studio yang memadai. Studio pelukis tidak harus berupa bangunan mewah, cukup ruang sederhana yang nyaman dan sehat untuk berkarya. Kreativitas dan produktivitas pelukis menciptakan lukisan, juga ditentukan oleh studio yang nyaman dan sehat.
Penulis; dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed & Pengelola Pusat Dokumen seni rupa Sumatera Utara.