Suaka Margasatwa Barumun memang agak jauh dari kota Medan, namun perjalanan jauh ke objek wisata ini mampu memberikan rasa nyaman karena masih berselimutkan alam yang asri.
Oleh : Muhammad Ali, MLS. Suaka Margasatwa Barumun memang agak jauh dari kota Medan, namun perjalanan jauh ke objek wisata ini mampu memberikan rasa nyaman karena masih berselimutkan alam yang asri.
Kawasan Hutan Suaka Margasatwa (SM) Barumun pada zaman pemerintahan kolonial Belanda adalah hutan lindung, yang masuk kawasan hutan register ZB No. 28 tahun 1934. Sejarah terus berjalan seiring berjalannya sang waktu. Kemudian akhirnya Menteri Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan nomor 70/Kpts-II/1989 tanggal 6 Pebruari 1989 tentang penunjukan kelompok Hutan Barumun seluas ± 40.330 hektar yang terletak di Kabupaten Dati II Tapanuli Selatan, Propinsi Dati I Suamatera Utara sebagai Suaka Margasatwa.
Kawasan ini ditunjuk sebagaiKawasan Suaka Margasatwa setelah menilik bahwa kawasan ini merupakan habitat alami berbagai jenis satwa yang telah dilindungi undang-undang sehingga kelompok hutan Barumun perlu dibina kelestariannya untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan, wisata, pendidikan dan budaya.
Akhir-akhir ini Yayasan Bodhicita Mandala telah melakukan kegiatan berupa pengabdian kaum Buddha dalam melestarikan lingkungan hidup dengan melakukan kegiatan perlindungan, pendidikan, dan restorasi termasuk di dalamnya turut serta dalam memmbangun wisata alam di Barumun.
Letak dan Aksesibilitas Kawasan
Kawasan SM. Barumun khususnya yang akan di jadikan objek ekowisata terletak di zona penyangga Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Aksesbilitas menuju Kawasan Suaka Margasatwa Barumun memiliki tiga alternatif pintu masuk, yaitu: Melalui Desa Batu Nanggar dengan rute: Medan - Kisaran - Kota Pinang - Gunung Tua - Aek Godang - Batu Nanggar. Jarak yang harus ditempuh sekitar 475 kilometer dengan waktu tempuh 8 jam.
Bisa juga melalui rute: Medan - Pematangsiantar - Balige - Tarutung - Sipirok - Aek Godang - Batu Nanggar. Jarak yang harus ditempuh adalah ± 510 km dengan waktu tempuh kurang lebih 9 jam. Bisa juga dengan menggunakan pesawat udara dari Kuala Namu-Aek Godang langsung menuju lokasi. Melalui Desa Siundol : Medan - Kisaran - Kota Pinang - Gunung Tua - Aek Godang - Siundol. Jarak yang harus ditempuh adalah sekitar 525 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 11 jam.
Kalau kita berkedudukan di Medan memang sepertinya agak jauh, tetapi ketika kita dihadapkan pada kenyataan indahnya alam, ramahnya penduduk setempat, semua penat, letih dan segala macam akan segera sirna.
Potensi Wisata, Flora, Fauna dan Alam.
Potensi wisata adalah potensi yang selalu terlupakan, tetapi kita harus mengucapkan terima kasih kepada BBKSDA Sumut yang telah membongkar perut SM. Barumun dan mengekspose potensi wisata yang ada di dalamnya.
Demikian indahnya Danau Tasir dengan luas lebih dari 7 hektar dengan air yang jernih berpadukan dengan alam serta savana yang indah luas terpampang bak karpet hijau terbentang yang penuh pesona membuat tak hentinya pengunjung berdecak kagum akan ciptaan yang Maha Kuasa.
Tidak bisa dipungkiri, pemerintah selalu saja mengutamakan potensi flora dan fauna jika berhadapan dengan hutan. Seharusnya potensi ekowisatapun harus segera di lirik untuk diekspos agar masyarakat lokal yang hidup di pinggiran hutan merasa memiliki dan dapat menikmati hasil hutan dari menjual jasa.
SM Barumun merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman jenis fauna yang cukup tinggi. Kawasan ini merupakan habitat dari beberapa hewan yang dilindungi seperti Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Burung Rangkong, Siamang dan Tapir. Primata merupakan kelompok mamalia yang paling menjadi perhatian bagi kegiatan penelitian sehingga informasi ekologinya cukup banyak, seperti perilaku, populasi, dan pola pergerakan, serta habitatnya.
Jenis primata yang ditemukan pada beberapa bagian kawasan tidak jauh berbeda, hal ini menunjukan bahwa penyebaran jenis primata di SM. Barumun cukup merata. Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada plot penelitian Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli di tiga lokasi geografis (utara, tengah dan selatan), sedikitnya teridentifikasi sebanyak 153 jenis tumbuhan yang didominasi Hoting dan Haudolok. Dari 153 jenis tumbuhan yang teridentifikasi, lebih dari 70 persen merupakan sumber pakan satwa, terutama kelompok satwa herbivora, baik klas mamalia darat, primata dan burung.
Jenis Burung
Hasil survei mencatat terdapat 116 jenis burung yang ditemukan di SM Barumun dan beberapa diantaranya merupakan jenis endemik Sumatera. Pada kawasan SM Barumun yang merupakan hutan primer, ditemukan jenis-jenis burung yang cukup mendominasi, seperti Merbah Cerucuk dan Cica Daun Besar.
Sebagai daerah campuran antara hutan primer dan sekunder, daerah Huta Baru masih di huni oleh kelompok spesies campuran antara burung yang sensitif dan nomad, seperti Rangkong, Elang dan Burung yang hidup di hutan primer dan intoleran terhadap gangguan, seperti jenis Berencet.
Konsep ekowisata yang ditawarkan pada kawasan penyangga SM Barumun ini menitikberatkan pada aspek konservasi, pendidikan dan peningkatan ekonomi warga lokal.
Selain menikmati sensasi petualangan dengan menggunakan mobil Jeep dan bisa juga dengan bersepeda wisatawan nantinya juga akan diajak secara langsung menggali kearifan budaya masyarakat lokal seperti menikmati sajian kuliner lokal ‘holat’ dan menikmati kesenian tradisional seperti gordang sambilan.
Wisatawan juga bisa di arahkan untuk menikmati panen buah salak dan juga melihat langsung cara pengambilan nira yang akan di jadikan tuak dan gula aren. SM Barumum juga memiliki lokasi perkemahan yang sangat indah, lokasi panjat tebing, tubing dan menikmati air terjun yang sangat menakjubkan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada BBKSDA Sumut khususnya Ibu Fithri Noor yang telah memberikan banyak informasi. Demikian juga saudara Hugenk atas sharing foto yang sangat menarik.***