Berjalanlah dalam Terang yang Dari Tuhan

Oleh: Jekson Pardomuan

“Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.” – Yesaya 5 : 20

Hari-hari belakangan ini banyak sekali orang yang berbicara paling hebat dan paling pintar dalam menelaah firman Tuhan. Baru baca dan dengar satu kali, ketika bercerita kepada orang lain seperti paling menguasai. Hari-hari belakangan ini semakin banyak keanehan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada banyak penawaran kemudahan yang dijanjikan oleh oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan paling ber-Tuhan.

Ada orang yang menunjukkan jalan paling baik dan benar, ternyata setelah dijalani lain dari yang diinginkan Tuhan. Untuk berjalan dalam terang yang dari Tuhan, ada banyak hal yang perlu kita pelajari lebih dalam, Ketika kita berada di satu persimpangan dan dihadapkan pada beberapa pilihan jalan, maka kita akan menjatuhkan pilihan ke jalan yang mana ?

Apakah kita akan memilih jalan singkat, mudah dan mulus-mulus saja. Atau mencoba memilih jalan yang ditawarkan oleh orang lain yang merasa paling tahu jalan mana yang terbaik yang harus ditempuh. Satu hal perlu kita lakukan ketika akan memilih jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.

Ketika kita memilih untuk berjalan dalam terang yang dari Tuhan, kita harus benar-benar memilih jalan yang benar. Yesus pernah berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Kita bersyukur Tuhan berkenan menjadi jalan sehingga kita tidak sampai keliru jalan meski ada banyak jalan yang ditawarkan di dunia ini. Orang-orang yang mengikuti Tuhan adalah orang-orang yang berjalan di jalan Sang Jalan itu.

Ketika kita sudah yakin berjalan di dalam jalan yang dikehendaki oleh Tuhan, di dalam Yohanes 8:12 Yesus berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Allah sebagai terang dunia menerangi perjalanan hidup kita.

Dalam berjalan, ada rambu-rambu dan penunjuk jalan yang harus kita patuhi. Roma 13:12 berbunyi, “Marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!” Kita diminta untuk menanggalkan kehidupan yang lama menuju pada kehidupan yang baru yang di dalamnya Roh Kudus membina kita melalui firman Tuhan (memberi rambu-rambu) sehingga kehidupan kita ini digiring menuju pada keluhuran kehidupan.

Oleh karena itu, Berjalanlah di jalan terang Tuhan dengan mengikuti rambu-rambu-Nya yang telah Dia berikan lewat firman-Nya. Hidup dalam terang berarti juga hidup dalam damai. Ini juga yang menjadi nubuatan Yesaya (2:1-5) bahwa semua bangsa akan berduyun-duyun ke Sion, yaitu Yerusalem sebagai musafir yang berziarah untuk menerima pengajaran dari Tuhan. Peristiwa itu terjadi pada hari-hari terakhir. Zaman itu adalah zaman damai; dimana pedang dijadikan mata bajak dan bangsa-bangsa tidak lagi akan belajar perang. Keselamatan dari Tuhan bukan hanya untuk Yehuda saja tetapi juga untuk semua bangsa. Saat itulah terang Tuhan bersinar dan umat-Nya berjalan dalam terang-Nya.

Pertikaian, teror dan perang masih terus terjadi di dunia ini. Kita tahu bahwa ujung dari semuanya hanyalah permusuhan dan kebencian tiada akhir yang mengakibatkan kehancuran. Di dunia seperti inilah kita hidup. Kita dahulu memang hidup dalam kegelapan, tetapi di dalam Kristus, kita adalah anak-anak terang yang hidup dalam terang Tuhan (Ef. 5:8). Dan kita di utus untuk menjadi terang dunia dengan membawa damai (Mat. 5:9; 1 Tes 5:13b). Marilah kita menjadi contoh bahwa untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan damai; kita harus bekerja sama dan saling membangun (Roma 14:19).

Untuk menjalankan sebuah usaha, ada kalanya kita memerlukan banyak nasihat dan gagasan agar usaha yang kita kerjakan menuai hasil yang baik. Sikap demikian adalah bijak, sebab semakin kita memiliki nasihat dan gagasan dari banyak orang yang berpengalaman di bidangnya, kita akan semakin jeli terhadap peluang dan meminimalisasi kerugian.

Jika untuk membangun usaha, kita membutuhkan nasihat, maka lebih lagi untuk membangun kehidupan yang kita jalani ini. Kita membutuhkan petujuk kehidupan, yang dapat menuntun kita bersikap bijak. Dampaknya, bukan saja hidup kita menjadi bijak, tetapi apa yang kita lakukan dan putuskan akan membawa kita pada hidup “memuliakan Tuhan.”

Sebaliknya, mereka yang memiliki hidup mengikuti tuntunan firman Tuhan, digambarkan sebagai pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya. Ini merupakan gambaran kualitas hidup dan hasilnya yang menggembirakan. Orang yang demikian tidak gentar menghadapi tantangan hidup, sebab firman Tuhan yang menjadi penuntun untuk menghadapinya. 

Apabila kita taat pada firman Tuhan, maka Tuhan sendiri akan menjadi sumber hidup, yang mengairi pohon kehidupan kita, sehingga tidak pernah layu daunnya. Bagaimana dengan kita hari ini? Janganlah kita mengikuti nasihat orang fasik, orang yang tidak takut akan Tuhan; yang menghalalkan segala sesuatu demi keuntungan dirinya sendiri. Sebaliknya, marilah kita mengikuti nasihat firman Allah, agar hidup kita beruntung. Marilah kita merenungkan firman-Nya siang dan malam.

Firman Tuhan juga menjadi nasihat dan tuntunan bagi kita dalam memilih jalan yang benar. Memilih berjalan menurut kehendak Tuhan dan menjadikan firman Tuhan sebagai terang yang dari Tuhan. Oleh karena itu, berjalanlah dalam terang yang dari Tuhan. Jangan mudah percaya dengan bujuk rayu orang-orang yang merasa dirinya paling benar. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi