Oleh: dr. Rudi Candra, Sp.A. Bell’s Palsy adalah kelumpuhan saraf wajah (nervus Facialis, saraf ke-4) yang bersifat akut dan hanya mengenai satu sisi wajah saja yang tidak diikuti dengan kelainan di daerah kepala lainnya, atau tidak berfungsinya batang otak.
Bell’s Palsy merupakan suatu kelainan yang umum pada semua usia mulai dari bayi hingga remaja, dan biasanya muncul atau terjadi secara tiba-tiba, yaitu kira-kira 2 minggu setelah infeksi virus yang bersifat sistemik. Infeksi awal biasanya disebabkan virus Herpes simplex, virus varicela-zoster, virus Epstein-Barr, virus Mumps (Gondongan). Infeksi Herpes simplex atau virus varicela-zoster yang sedang aktif atau infeksi berulang merupakan penyebab yang paling sering menyebabkan Bell’s Palsy.
Apa penyebab Bell’s Palsy?
Penyebab pasti Bell’s Palsy hingga saat ini masih belum jelas diketahui namun penyebab paling sering yang dikait-kaitkan dengan keadaan ini adalah pasca infeksi virus Herpes. Pada kebanyakan kasus Bell’s Palsy, saraf yang mengontrol otot pada satu sisi wajah dirusak oleh proses inflamasi (peradangan).
Sebenarnya masih banyak lagi masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada wajah. Jika alasan spesifik dari penyebab terjadinya kelemahan atau kelumpuhan otot wajah tidak dapat di temukan maka kondisi ini dapat kita anggap sebagai Bell’s Palsy.
Gejala Klinis
Kerusakan pada saraf wajah yang mengontrol otot pada satu sisi wajah yang menyebabkan sisi wajah yang terkena menjadi turun atau jatuh dan sudut mulut juga jatuh/turun. Pasien tidak dapat menutup mata pada daerah wajah yang terkena dan dapat berkembang menjadi infeksi pada mata (keratitis).
Kerusakan saraf juga dapat mempengaruhi indera perasa yang terkadang dapat menyebabkan hilang rasa pada 2/3 ujung lidah. Air ludah yang terus keluar (mengences), rasa sakit didalam atau dibelakang telinga. Kondisi ini terjadi secara tiba-tiba, sering tengah malam dan selalu menjadi sembuh kembali dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Cara Mengatasi Bell’s Palsy:
Kebanyakan orang yang mengalami Bell’s Palsy dapat sembuh secara sempurna, tanpa diterapi dalam 1 hingga 2 bulan. Tetapi terdapat beberapa orang yang mengalami kelemahan otot wajah yang permanen. Pemberian kortikosteroid dapat diberikan untuk mengatasi proses inflamasi atau peradangan yang disebabkan infeksi virus dan juga pemberian obat anti virus yang ditujukan untuk pengobatan infeksi virus (herpes). Kedua obat ini dapat menurunkan resiko jangka panjang yang disebabkan oleh kelumpuhan tersebut.
Latihan wajah. Jika pada saraf di wajah mulai bekerja kembali, lakukan latihan yang sederhana seperti mengetatkan dan melemaskan otot wajah yang dapat membuat otot lebih kuat dan membantu anak sembuh lebih cepat. Memijat kening, pipi dan bibir dengan minyak atau krim juga membantu.
Perawatan mata. Jika anak tidak dapat mengkerlip atau menutup mata secara komplit, maka mata bisa menjadi kering. Mata yang kering dapat menjadi iritasi dan dapat menyebabkan masalah penglihatan yang serius. Untuk melindungi mata dan menjaga tetap basah:
- Gunakan jari untuk menutup dan membuka kelopak mata sesering mungkin setiap hari
- Gunakan tetes mata atau salep mata yang mengandung Metil-selulosa merupakan pilihan yang baik. Gunakan obat tetes mata saat siang dan salep pada malam hari saat akan tidur.
Perawatan mulut. Jika anak tidak memiliki rasa di mulut dan hanya mengeluarkan sedikit air ludah pada sisi lidah, mungkin keadaan ini akan menyebabkan makanan akan tertahan disana, yang dapat menyebabkan sakit pada gusi atau kerusakan gigi. Sikatlah gigi lebih sering sehingga dapat membantu mencegah masalah ini. Untuk mengatasi atau mencegah masalah menelan, maka makanlah dengan perlahan dan kunyah makanan dengan benar. Makanlah makanan yang lembut, halus seperti bubur, yogurt yang mana hal ini dapat membantu.