Oleh: Emilda
KULIT buah naga (Hylocereus polyrhizus sp.) menawarkan manfaat yang tak sedikit. Kulit buah yang selama ini hanya menjadi limbah, ternyata mengandung pewarna “antosianin” alami yang aman bagi tubuh.
Siapa yang tak kenal buah naga? Kulit buahnya bersisik dan dan warnanya merah. Nama internasionalnya pitaya atau dragon fruit alias buah naga. Masyarakat Tionghoamempercayaibuah ini dapat membawa berkah dan menambah rezeki. Sehingga buah naga turut dihadirkan dalam perayaan Imlek dan selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar.
Awalnya buah ini diketahui berasal dari wilayah di Amerika Tengah. Ada yang menyebutkan sebagian besar spesies Hylocereus ini berasal dari Amerika Latin (Meksiko dan Kolombia). Spesies ini terus menyebar ke seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis, dan mulai dikenal di negeri kita sekitar tahun 2000-an sebagai buah impor dari Thailand. Lalu sejak tahun 2001 petani Indonesia mulai membudidayakan, terutama beberapa daerah di Jawa Timur seperti Mojokerto, Pasuruan, Jember, dan sekitarnya.
Manfaat Kulit Buah Naga
Daging buah naga telah dikenal memiliki banyak khasiat bagi kesehatan, karena mengandung senyawa bioaktif yang bermacam, di antaranya mengandung protein 0,48-0,5 %, karbohidrat 4,33-4,98, lemak 0,17-0,18, dan vitamin seperti karoten, thiamin, riboflavin, niasin dan asam askorbat.Buahnya saja yang berkhasiat untuk mencegah kanker usus, kencing manis dan berbagai penyakit lainnya.
Selain daging buah, ternyata kulit buah nagapun memiliki banyak manfaat. Kulit yang merupakan 30-35% dari keseluruhan bagian buah mengandung antioksidan, berbagai mineral, vitamin, seratserta zat warna alami antosianinyang cukup tinggi. Keunggulan kulit buah naga super merah misalnya, menurut penelitian Li Chen Wu kaya dengan polifenol dan sumber antioksidan yang baik. Bahkan aktivitas antioksidan dan kegiatan antiproliferatif kulit buah naga merah lebih kuat penghambatannya terhadap pertumbuhan sel-sel kanker dari pada dagingnya serta tidak mengandung toksik. Kulit buah naga dapat pula dimanfaatkan sebagai alat pendeteksi makanan yang mengandung boraks dan formalin, sehingga konsumsi makanan akan tetap terjaga zat yang terkandung dalam kulit buah naga tersebut.
Warna merah yang ditemukan pada kulit buah naga ternyata disebabkan kandungan antosianin yang cukup tinggi. Antosianin adalah salah satu pigmen alami yang terdapat pada tumbuhan dan dapat digunakan dalam makanan atau obat. Sehingga penemuan sumber antosianin ini diharapkan bisa menjadi alternatif pengganti pewarna sintetik.
Berbagai penelitian menunjukkan penggunaan bahan kimia/sintetik termasuk pewarna memberikan efek negatif terhadap kesehatan manusia. Padahal penggunaan zat warna sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu produk yang lebih bervariasi dan juga menambah nilai artistiknya.
Pewarna sintetik dapat menyebabkan kanker kulit, kanker mulut, kerusakan otak dan lain-lain serta menimbulkan dampak bagi lingkungan seperti pencemaran air dan tanah yang juga berdampak secara tidak langsung bagi kesehatan manusia karena di dalamnya terkandung unsur logam berat seperti Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Seng (Zn) yang berbahaya. Karena itu kebutuhan terhadap pencarian sumber pewarna alami amatlah mendesak sebagai pengganti pewarna sintetik.
Pigmen antosianin bisa dimanfaatkan untuk produk-produk seperti minuman ringan, manisan, saus, pikel, makanan kalengan, dan yoghurt yang bersifat asam.
Bagaimana mendapatkan pewarna merah dari kulit buah naga?
Untuk mengekstraksi antosianin dari kulit buah naga dapat menggunakan pelarut air dan asam sitrat. Caranya adalah dengan memisahkan bagian daging dari kulit buahnya. Lalu kulitnya dicuci dan ditiriskan sambil dikeringanginkan. Setelah itu kulit buah dipotong kecil-kecil lalu diblender hingga menjadi bubur.
Bubur kulit ini diekstraksi dengan menggunakan pelarut air dan asam sitrat selama tiga hari. Penelitian Lidya Simanjuntak dan kawan-kawan dari Universitas Sumatera Utara menyebutkan campuran air dan asam sitrat 10% dengan rasio 1:6 (600 ml) dan lama ekstraksi 3 hari pada pH 2 memberikan hasil rendemen sampai 62,68% (% berat).
Di samping itu ekstrak kulit buah naga dapat diaplikasikan langsung kedalam bahan pangan seperti mie basah. Proses ekstraksinya dilakukan dengan merebus kulit buah naga lalu diblender sampai halus, kemudian disaring. Ekstrak ini dapat langsung ditambahkan ke dalam adonan makanan.
Jadi, tak hanya daging buah yang mengandung sejuta manfaat, kulit buah nagapun memiliki kegunaan bagi kita. Selain mengurangi jumlah limbah, kulit buah naga bisa menjadi sumber pewarna alami yang aman bagi tubuh.
(Penulis adalah Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Indraprasta PGRI Jakarta)