Sulit Buktikan Adanya Hollow Earth

PADA awal abad ke-20, trans­portasi sangat minim. Wilayah kutub belum terjelajahi dengan sepenuhnya. Karena itu, tentu saja teori Hollow Earth akan menjadi sangat susah dibantah.

Tapi, semuanya berubah ketika penerbang Richard E.Byrd (1888-1957) berhasil melakukan penerba­ngan melintasi kutub uta­ra dan selatan. Ia tidak menemukan adanya lubang raksasa se­perti yang dipercaya para penganut teori Hollow Earth.

Pada abad 20. kutub utara dan sela­tan bukan lagi wilayah yang misterius. Transportasi yang le­bih maju dan satelit yang secara teratur mengha­silkan citra bumi dari luar angkasa sebenarnya sudah bisa menjelaskan kalau di kutub utara dan selatan, tidak terdapat lubang menuju Hollow Earth.

Walaupun begitu, teori ini masih saja menarik perhatian ba­nyak orang. Bahkan, mereka mulai mengaitkannya dengan feno­mena UFO. Contohnya Ernst Zundel yang menulis buku berjudul UFOs - Nazi Secret Wea­pons?.

Ia mengklaim kalau Hitler dan ba­talyon terakhirnya berhasil lari ke Argentina dengan sebuah kapal selam, lalu mendirikan sebuah markas untuk piring terbang di sebuah lubang di ku­tub selatan yang mengarah ke dalam perut bumi.

Zundel juga percaya kalau Nazi berasal dari ras terpisah yang berasal dari dalam perut bumi. Sepertinya Zundel memiliki pandangan yang sama dengan Hitler.

Pandangan ini mungkin muncul karena pada tahun 1940an, Hitler yang menjadi sangat tertarik dengan ide mengenai Hollow Earth disebut pernah me­ngirim ekspedisi menuju Rugen, salah satu pulau di Baltic, walaupun tidak membawa hasil.

Ray Palmer adalah penulis lain yang mengkaitkan antara Hollow earth dengan piring terbang. Pada tahun 1940an, bersama Richard Shaver, ia berspekulasi: “Karena UFO sering terlihat di langit bumi sepanjang sejarah, maka pastilah UFO-UFO tersebut berasal dari bumi”.

Jadi, menurut mereka, UFO tersebut sebenarnya berasal dari dalam perut bumi yang berongga. Shaver bahkan mengaku pernah tinggal bersama orang-orang dari dalam perut bumi.

Terkenal

Pandangan ini membuat keduanya terkenal sebagai bapak gerakan ufo­logy modern. Tentu saja teori ini akan sangat sulit dibuktikan. Tetapi, tetap saja ba­nyak orang lain yang masih per­caya adanya rongga di dalam perut bumi (Hollow Earth).

Beberapa bahkan mengaku pernah masuk kedalamnya. Ada yang menga­takan kalau mereka mencapai rongga di dalam perut bumi lewat gua-gua purba atau lubang pertambangan kuno. Ada lagi yang berteori kalau segitiga bermuda adalah jalan masuk menuju rongga di dalam perut bumi.

Sebagian percaya kalau pintu masuk yang sebenarnya bukan di wilayah kutub, melainkan di wilayah lainnya di dunia seperti Gunung Shasta di California, Gua Mammoth di Kentucky atau pegunungan Himalaya di Tibet.

Pada tahun 1993, Katharina Wilson menulis sebuah buku berjudul The Alien Jigsaw. Dalam bukunya, ia men­ceritakan me­ngenai pengalaman­nya diculik oleh alien dan dibawa ke dunia bawah tanah. Buku serupa juga pernah ditulis tahun 1995 oleh Timothy Good yang menceritakan pengala­mannya dibawa ke markas UFO di dalam tanah.

Ketika Halley dan Euler merumus­kan teori Hollow Earth, tidak ada yang menganggapnya mengada-ngada. Soalnya, para ilmuwan itu hidup di abad ke-17 dimana ilmu pengetahuan me­ngenai struktur bumi belum sem­purna.

Lagipula, banyak wilayah bumi yang belum terjelajahi. Tapi, ketika sains modern mulai berkembang, kita­pun tahu kalau bumi ini tidak berongga.

Bagaimana orang bisa yakin kalau bumi ini tidak berongga?

Ada beberapa argumen, mi­salnya, walaupun orang tidak pernah melihat isi perut bumi, namun orang bisa "meli­hatnya" dengan menggunakan vibrasi (umumnya lewat gempa bumi) yang berge­rak dari ujung bumi yang satu ke yang lain.

Dengan menggunakan metode ini, para geologis bisa menggambarkan kondisi struktur bumi yang sebenarnya. Dari sini kita tahu kalau bumi ini memiliki inti dan kerak bumi, tanpa rongga tentu saja.

Jika bumi ini berongga, maka ia akan memberikan hasil yang berbeda dalam pengamatan seismik.

Lalu, orang juga tahu kalau di bawah kerak bumi, terdapat batu-batuan panas cair yang bernama magma. Ini bisa terjadi karena suhu akan menjadi se­makin tinggi sesuai dengan ke­dalaman. Pada kedalaman sekitar 100 kilometer, suhu di dalam perut bumi diperkirakan sebesar 1.200 derajat celcius.

Magma ini bisa keluar menuju per­mukaan bumi lewat gunung-gu­nung api di seluruh dunia. Magma yang ke­luar dari perut bumi disebut dengan Lava. Kalau ada rongga di dalam perut bumi, Bagaimana menje­laskan pe­ngaruh suhu yang tinggi ini terhadap rongga tersebut?

Struktur bumi yang dikenal seka­rang juga terlihat ketika manusia mem­buat lubang ke dalam perut bumi. Lu­bang terdalam yang dibuat oleh manu­sia saat ini adalah lubang yang terdapat di Sovyet. Dalamnya 12,3 kilo­meter. Sampai sejauh ini apa yang diamati dari pengeboran itu masih se­suai de­ngan ilmu geologi yang dikenal saat ini.

Jadi, orang tidak pernah mene­mukan lubang raksasa di kutub. Orang juga tidak punya bukti kalau bumi ini berongga dan ada matahari yang me­nyertainya. Sekarang, bahkan dengan mudah orang dapat mengakses google earth dan melihat sendiri kon­disi di kutub atau tempat-tempat lain di dunia.

Karena itu, boleh dikatakan, setelah hampir 400 tahun sejak diajukan oleh Halley, teori Hollow Earth telah ber­pindah tempat dari dunia sains menuju dunia pseudo sains. (sfbc/adc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi