NASIB pelukis berbeda-beda, meskipun kemampuan menciptakan karya seni kadang tidak jauh berbeda. Banyak faktor yang memengaruhinya. Nasib pelukis ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor diri sendiri dan faktor dari luar dirinya.
Faktor diri sendiri berupa kemampuan berkreasi secara kreatif dan produktif. Faktor dari luar berupa jaringan masyarakat seni yang dibangunnya. Pelukis yang karyanya bagus, kreatif, juga produktif namun tidak dikenal oleh masyarakat pecinta seni, nasibnya berbeda dengan mereka yang dikenal masyarakat pecinta seni.
Zaman dahulu nasib pelukis ditentukan oleh para patron mereka. Di dalam sistem kekuasaan monarki, patron para pelukis maestro adalah para raja dan para bangsawan kerajaan. Para pelukis yang tidak dihidupi oleh para raja dan bangsawan, patron mereka adalah masyarakat biasa. Di zaman sekarang, para patron pelukis adalah pecinta senilukis dari kalangan masyarakat biasa. Mereka bisa jadi penguasa, pengusaha, pedagang, atau bahkan petani.
Pelukis yang dikenal luas oleh para pecinta senilukis (kolektor) yang menjadi patron mereka, nasibnya bisa jauh lebih baik dari mereka yang tidak dikenal. Pelukis yang sudah memiliki reputasi serta memiiki jaringan luas dengan para kolektor, lukisan-lukisannya laris di pasaran seni.
Mereka tidak lama menunggu pembeli datang. Kadang kanvas masih kosongpun sudah dipesan orang. Begitu selesai dilukis, lukisan langsung pindah tangan menjadi milik pembeli. Pelukis yang tidak dikenal masyarakat pecinta seni, kadang harus menunggu lama agar karyanya dibeli.
Di Indonesia, pelukis yang memiliki reputasi baik dan karyanya dikoleksi para pecinta seni, nasibnya baik. Mereka hidup dalam lingkaran elit. Raden Saleh adalah pelukis yang mampu menembus lingkaran elit melalui lukisan yang ia ciptakan. Lukisan-lukisannya dibeli dengan harga tinggi oleh orang-orang dari kelas atas, nasibnyapun baik, dia hidup di lingkungan masyarakat kelas atas. Dia mampu bertemu dengan para bangsawan di Indonesia maupun di Eropa.
Selain Raden Saleh, banyak pelukis yang nasibnya baik. Karyanya dibeli dengan harga tinggi oleh pecinta seni dari kelas atas. Mereka diantaranya adalah Basoeki Abdullah, Sudjono Abdullah, Dullah, Widayat, Lee Man Fong, dan Affandi. Lukisan-lukisan mereka terpajang di dinding rumah-rumah orang kaya hingga istana kepresidenan. Mereka hidup dalam lingkaran masyarakat kelas atas.
Nasib pelukis yang lukisannya tidak mampu menembus lingkaran kelas atas sangat berbeda. Lukisannya dibeli oleh pecinta seni dari kelas menengah dengan harga yang jauh berbeda.
Jika lukisan yang dibeli oleh masyarakat kelas atas bisa dihargai ratusan juta, hingga milyaran rupiah. Lukisan yang dibeli kelas menengah dalam kisaran puluhan juta saja. Nasib pelukis di lingkaran ini masih baik. Mereka bisa hidup sejahtera.
Selain lukisan yang dikoleksi oleh pecinta seni dari masyarakat kelas atas dan kelas menengah dengan harga yang cukup tinggi, pelukis yang belum memiliki reputasi dan belum begitu dikenal, karyanya dibeli oleh para pecinta seni dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Pelukis dari kelompok ini harus memperjuangkan nasibnya dengan gigih.
Penulis dosen senirupa FBS Unimed dan pengelola pusat dokumentasi senirupa Sumatera Utara.