ADA sesuatu yang membangkitkan rasa keinginan melihat sebuah pulau di kejauhan. Gugusan daratan kecil ini yang dikelilingi bermil-mil laut terbuka di segala penjuru terselimuti misteri, suatu daratan baru yang pantas dijelajahi.
Tak kalah menarik dengan penduduk pulau-pulau ini yang telah membentuk ikatan dengan lingkungan selama berabad. Budaya dan sejarah mereka terbentuk dengan lingkungan keras dan terkucil dari dunia luar.
Sama seperti penduduk pertama kali tinggal disana. Mereka terinspirasi untuk menempuh kehidupan di tengah dunia beradab, pulau-pulau Atlantik ini terus menginspirasi penjelajah, petualang dan siapa saja yang tertarik dengan tempat-tempa terpecil yang misterius. Berikut pulau-pulau di Atlantik seperti dilansir dari Listverse. com:
1. Rockall
Sebuah pulau bernama Rockall kini menjadi rebutan empat negara yaitu Inggris, Irlandia, Islandia, dan Denmark. Keempat negara ini memperebutkan sebuah pulau kecil yang terletak di tengah-tengah pantai barat Skotlandia, yang terletak sekitar 480 km dari tepi pantai.
Pulau kecil ini merupakan batu yang memiliki lebar lebih dari 25 meter dan tinggi 21 meter. Diatas Rockall ini tidak ada kehidupan, hanya ada burung-burung yang biasanya menumpang beristirahat ataupun menyimpan telurnya di sana.
Namun, meskipun kecil, pulau Rockall ini menjadi rebutan empat negara besar. Sebenarnya pantai tersebut memiliki pemandangan yang indah dan mempesona, ditambah lagi dengan adanya Rockall yang berada di tengah-tengah pantai, sehingga semakin membuat orang-orang tergumam melihatnya.
Namun sebenarnya bukan itu yang membuat ke empat negara besar tersebut memperebutkan pulau kecil itu. Tapi ada sesuatu yang sangat istimewa karena di sekitar area pulau tersebut terdapat banyak pasokan ikan, serta cadangan minyak dan gas yang tersembunyi di dasar laut disekitar Rockall.
Rockall sendiri merupakan piramida granit yang menjorok keluar dari Atlantik, hingga dilihat dari jauh mirip seperti sirip hiu raksasa. Selain itu, pantai ini semakin terlihat indah dengan pemandangan yang luar biasa di sekitar Rockall.
2. Jan Mayen
Pulau Jan Mayen merupakan merupakan bagian dari Norwegia yang terletak di antara Greenland dan Norwegia Daratan. Dengan wilayah seluas 373 km², sebagian permukaan pulau vulkanik ini berupa pegunungan yang diselimuti gletser. Titik tertinggi berada di Gunung Beerenberg (2.277 m). Tanah genting memisahkan pulau ini menjadi dua bagian.
Pulau Jan Mayen tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksploitasi. Kegiatan ekonomi hanya terbatas pada layanan bagi para pekerja stasiun meteorologi dan radio Norwegia di pulau itu. Dengan garis pantai sepanjang 124,1 km, dia hanya memiliki pelabuhan lepas pantai (offshore anchorages).
Sejak 1995, Jan Mayen dipimpin gubernur kabupaten (fylkesmann) Nordland; namun, beberapa pejabat berwenang telah diutus menjadi komandan stasiun Layanan Komunikasi Pertahanan Norwegia.
Henry Hudson menemukan pulau ini pada 1607 dan menamakannya Tutches Hudson atau Touches. Setelah itu, beberapa ahli pelayaran juga mengklaim telah menemukannya dan mengubah nama pulau itu.
Pada 1611, beberapa penangkap ikan paus dari Hull menamakannya Pulau Trinitas; pada 1612 warga Prancis Jean Vrolicq menamakannya Ile de Richelieu; dan pada 1614 Joris Carolus memberi nama salah satu tanjung Jan Meys Hoeck, yang diambil dari nama kapten kapalnya.
Nama "Jan Mayen" sendiri diambil dari penamaan oleh Carolus. Sedangkan penemuan pada 1611 yang diklaim oleh Jan Mayen dari Belanda tidak memiliki bukti kuat.
Pulau Jan Mayen dihuni oleh personel yang mengoperasikan pangkalan Navigasi Jarak Jauh (Loran-C) dengan 14 staf dan stasiun layanan cuaca dengan empat staf. Tidak ada warga pribumi di pulau itu.

(foto/int) Jan Mayen
3. Litla Dimun
Litla Dimun merupakan sebuah pulau kecil antara pulau Suouroy dan Stora Dimun di Kepulauan Faroe. Pulau ini tercatat terkecil dari 18 pulau utama, dengan luas kurang dari 100 hektar dan merupakan satu-satunya pulau yang tak berpenghuni.
Salah satu pemandangan yang paling mencolok dari pulau ini adalah pulau ini sering tertutup awan tetap. Jenis awannya dikenal sebagai awan lenticular, disebut demikian karena berbentuk seperti lensa. Awan lenticular selalu diam dan ketika terbentuk berada di puncak gunung atau pulau-pulau tampak seperti menggunakan topi megah.

4. Pulau Foula
Berbeda dengan kebanyakan pulau, sebuah daratan di Skotlandia dihuni lebih banyak binatang dari pada jumlah manusianya. Di Pulau Foula ini tercatat ada ratusan kuda poni. Sementara manusianya tak lebih 38 orang.
Berada di antara gugusan pulau-pulau Skotlandia, Foula yang memiliki bandara sendiri ini telah menjadi tempat tinggal kaum Nordik sejak 800 tahun Sebelum Masehi. Namun diyakini kuda-kuda kecil yang berkaki pendek, berbulu tebal, dan cerdas ini sudah ada di sini dari zaman perunggu di Eropa.

5. Surtsey
Surtsey adalah sebuah pulau vulkanis di selatan Islandia. Pulau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi yang berasal dari kedalaman 130 meter atau 426 kaki di bawah permukaan laut.
Maka, permukaan pulau ini merupakan akumulasi (jumlah) hasil letusan yang terjadi dari gunung berapi. Pada 14 November 1963, pulau telah mencapai permukaan.
Letusan itu terus berlanjut hingga 5 Juni 1967. Ketika itu, pulau ini mencapai luas maksimal 2,7 kilometer persegi. Tetapi pulau ini terus-menerus mengecil karena abu dan lava yang menumpuk itu tergerus angin dan erosi yang terjadi di wilayah paling selatan Islandia. Sejak tahun 2002, luas pulau mencapai 1,4 kilometer persegi.
Nama Surtsey diambil dari kata surtr, jotun, atau raksasa yang merupakan bahasa mitologi nordik. Sejak letusan pertamanya, pulau ini telah dipelajari pakar vulkanologi, kemudian dipelajari ahli botanis dan biologis karena kehidupan mulai muncul di sana.
Berkat hembusan angin, benih serta serangga sampai ke Surtsey. Ketika tanaman tumbuh, burung-burung mulai berdatangan. Pada tahun 1990, sudah terdapat 20 jenis tanaman yang tumbuh di pulau ini.
Gunung penghasil pulau Surtsey terbentuk oleh sistem berapi bawah laut Vestmannaeyjar dan beberapa letusan lainnya seperti gunung Eldfell di pulau Heimaey pada tahun 1973. Letusan gunung ini dekat dengan permukaan laut, sehingga tidak padam oleh tekanan air.
Sebenarnya, letusan-letusan itu tidak hanya menghasilkan pulau Surtsey, beberapa pulau lain juga terbentuk (seperti jolnir) dan belum diberi nama. Kebanyakan pulau-pulau ini hilang karena erosi. (bbs/listvs/es)
(foto/int) Surtsey