Punguan Pomparan Raja Tamba Tua Munas

Medan, (Analisa). Yayasan Raja Tamba Tua Indonesia menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Punguan Pomparan Raja Tamba Tua se-Indonesia/sedunia di Medan.

Pagelaran yang akan dilaksanakan di Sekretariat Yayasan Raja Tamba Tua Indonesia/Sekretariat Punguan Raja Tamba Tua  Cabang Kota Medan, Jalan Bunga Terompet No17 Medan itu akan dilaksanakan Sabtu 24 Juni 2017.

Ketua Panitia Munas 2017 Ir Sopar Monang Tamba, Rabu (14/6) mengatakan, munas tahun ini merupakan munas kedua setelah 27 Desember 1981.

“Munas ini sehubungan dengan terbentuknya Yayasan Raja Tamba Tua Indonesia. Munas juga disepakati sebagai gagasan pertemuan mempererat tali silaturahmi antar-Pomparan Raja Tamba Tua yang ada di seluruh dunia khususnya Indonesia,” kata Sopar Tamba.

Pertemuan nanti, katanya, diharapkan dapat mem­bangun interaksi dan komunikasi yang baik sebagai upaya meningkatkan partisipasi dan esksistensi sosial Pomparan Raja Tamba Tua.

Melalui informasi ini, Sopar Tamba mengharapkan dan mengundang  kehadiran seluruh punguan (perkum­pulan-red) pomparan Raja Tamba Tua termasuk marga yang Mamukka di antaranya Simataraja, Siallagan, Turnip, Siambaton, Sidabutar, Sijabat (Gusar/Sitanggang Gusar), Siadari, Sidabalok, Napitu, Sitio, Ruma Horbo dan Si­dauruk.

Selain itu, Sopar Tamba yang juga Ketua Umum Yayasan Raja Tamba Tua Indonesia memaparkan sedikit sejarah Raja Tamba Tua terdiri dari Sitonggor (Tuan Ru­ma Bolon), Lumban Tonga-Tonga (Tuan Ruma Gan­jang) dan Lumban Toruan (Tuan Ruma Horbo). Sitonggor Mamukka (melahirkan-red) marga-marga di antaranya Simataraja, Siallagan dan Turnip.

Sementara Lumban Tonga-Tonga Mamukka Siam­baton, Sidabutar, Sijabat (Gusar/Sitanggang Gusar), Sia­dari dan Sidabalok. “Sedangkan Lumban Toruan ma­mukka Napitu, Sitio, Ruma Horbo dan Sidauruk,” terang Sopar M Tamba.

Komunitas Sosial

Dikatakan Sopar, Pomparan Raja Tamba Tua sebagai komunitas sosial dan etnis jumlah anggotanya mencapai ratusan ribu sudah tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri.

“Anggota-anggotanya beragam profesi. Untuk menjalin komunikasi antaranggota itu maka kita perlu menggelar munas membentuk punguan (perkumpulan marga-red) sebai wadah pertemuan,” tandas Sopar.

Pada 27 Desember 1981 di Negeri Tamba atas prakarsa Pomparan Op Raja Tamba Tua yang tinggal di perantauan, telah membentuk Punguan Pomparan Raja Tamba Tua dohot Boruna se-Indonesia yang diketuai Drs Dj M Tamba (A Marsangap/Op Hizkia) lengkap dengan kepengurusan dan AD/ART serta kinerja pengurus.

Di antaranya yakni Pendirian Tugu Op Boru Raja Tamba Tua Br Malau mendampingi Tugu Op Raja Tamba Tua Doli yang telah ada sebelumnya.

Kemudian berdirinya sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Raja Tamba Tua. Sekolah itu menamatkan sembilan angkatan mulai 1981-1989, kemudian diserahkan kepada pemerintah untuk dijadikan SMP Negeri 2 Harian yang sekarang menjadi SMP Negeri 1 Sitio-tio.

Alumni SMP Raja Tamba Tua dari sembilan angkatan tersebut melakukan reuni dan mengundang tokoh-tokoh marga Tamba serta sejumlah cabang punguan Raja Tamba Tua  untuk bermusyawarah.

Berdasarkan hasil musyawarah tersebut, terbentuklah Yayasan Raja Tamba Tua Indonesia yang juga diamanatkan peserta Munas yayasan, mempersiapkan Musyawarah Nasional Punguan Pomparan Raja Tamba se-Indonesia/sedunia yang saat ini akan di gelar. (rel/nai)

()

Baca Juga

Rekomendasi