Sembilan Karya Seni Terkenal Tidak Selesai

PADA setiap pekerjaan besar seni, sastra, atau arsitektur yang akan diselesaikan, ternyata ada ba­nyak juga karya seni yang diting­galkan dan dibiarkan tidak selesai.

Alasan ditinggalkannya karya se­ni tersebut juga beragam, mulai dari perang, perselisihan politik, kurang­nya dana, hingga kematian pem­buatnya. Kebanyakan dari kar­ya-karya ini hilang dan dilu­pakan. Be­rikut sembilan karya seni ter­ke­nal yang tidak pernah selesai se­perti dikutip dari laman listv­erse.com:

1. Requiem In D Minor (Wolfgang Amadeus Mo­zart)

Mungkin, sepertinya tidak ada karya musik yang jauh lebih menarik daripada Requiem Wolf­gang Amadeus Mozart di D minor.

Karya ini disusun pada tahun 1791 dan tidak selesai karena mo­zart meninggal dunia. Mozart ini tipe pekerja keras sekali, tapi dari sini kelihatan kalau hobinya justru yang menyebabkan kema­tian­nya.

Ketika mozart meninggal, ha­nya bagian Introit yang selesai ka­rena sebelumnya dia sudah me­nyelesaikan bagian Kyrie, Se­quen­ce, dan Offertor­ium, tapi setelah itu tidak ada bagian lain mengenai Benedictus, Agnus Dei, dan Com­munio.

2. Potret Presiden Fran­k­lin Delano Roosevelt yang tidak selesai (Eliza­beth Shou­matoff)

Elizabeth Shoumatoff adalah se­orang warga Rusia-Amerika yang melukis potret individu dari banyak keluarga terkenal, terma­suk Woodruff, du Ponts, dan Fires­tones. Ta­pi lukisannya yang paling ter­kenal adalah lukisan tentang Pre­siden Franklin D. Roosevelt.

Selama pertemuan pertama mereka, Roosevelt tercengang de­ngan keahliannya dan segera mem­pekerjakannya untuk melu­kis pot­retnya untuk Gedung Putih.

Namun, Roosevelt menunda per­temuan kedua mereka karena ke­sehatannya yang memburuk. Saat hendak menyelesaikan luki­san­nya, Roosevelt merosot di kur­si­nya dan kehilangan kesa­daran. Dia me­ning­gal beberapa jam kemudian.

Hingga sekarang Shoumatoff tidak pernah menyelesaikan potret ini dan terkenal karena apa yang dia gambar adalah saat-saat terakhir dari kehidupan seorang presiden, Potret ini sekarang ditampilkan di Little White House tempat Roose­velt meninggal.

3. The Mysterious Stra­nger (Mark Twain)

Sebenarnya waktu Mark Twain menulis The Mysterious Stranger yang bercerita tentang kebaikan dan kejahatan di abad pertengahn, dia lebih dikenal sebagai seorang penulis realisme.

Jadi waktu dia menulis novel mys­terious stranger dimana karak­ter utamanya seorang su­pranatural ba­nyak orang yang tercengang. Twain mengerjakan novel ini sela­ma 10 tahun. Tapi karya ini tidak selesai karena dia meninggal tahun 1910.

Enam tahun setelah Twain meninggal, editornya mener­bitkan The Mysterious Stranger. Namun, di tahun 1960an, para ilmuwan me­­nemukan bahwa para editor se­ca­ra signifikan telah mengubah ce­ritanya atas publi­kasi aslinya. Cerita yang dipu­blikasikan katanya berubah dan menyimpang dari maksud Twain. Versi buku berda­sar­kan manus­krip aslinya akhirnya diterbitkan pada tahun 1969.

4. David-Apollo (Miche­la­­ngelo)

Patung ini diberi nama David-Apollo karena banyak sekali orang yang tidak setuju dengan iden­titas pria yang tergambar di dalam­nya. Katanya sosok ini mungkin adalah David pada alkitab atau Apollo pada mito­logis.

David-Apollo diciptakan pa­da tahun 1530 untuk Baccio Valori, gu­bernur Florence pada saat itu. Pa­tung itu kemungkinan besar di­tinggalkan untuk tujuan artistik oleh Michelangelo sebe­lum ke­be­rangkatannya ke Roma.

Awalnya patung ini dibuat untuk menggambarkan David tapi Michaelangelo mencoba menye­suaikannya dengan Apollo pada mitologi dan setelah itu mening­galkan potongan patung ini yang belum selesai sampai sekarang.

5. Portrait Of George Washington (Gilbert Stuart)

Gilbert Stuart menciptakan le­bih 100 potret Presiden AS yang wak­tu itu dijabat George Was­hing­ton. Lukisan pertama Stuart mem­perlihatkan Washington dari ping­gang ke atas. Dari semua karya Gilbert yang paling terkenal adalah potret Athenaeum, yang dibuat tahun 1796 atas permintaan istri Washington, Martha.

Tapi lukisan itu belum selesai dan sudah lebih 75 replika dibuat. Lukisan asli yang belum selesai dikenal sebagai potret Athenaeum karena dibeli oleh perpustakaan Boston Athenaeum setelah Stuart meninggal pada tahun 1828.

6. “Kubla Khan” (Sa­muel Taylor Coleridge)

Setelah mengambil lauda­num, obat penghilang rasa sakit yang berasal dari opium, Samuel Tay­lor Coleridge mendapat inspirasi dan melakukan penulisan 54 ba­ris puisi yang selanjutnya lebih dikenal sebagai "Kubla Khan".

Puisi ini lalu diterbitkan pada tahun 1816. Menurut Coleridge, "Kubla Khan" adalah seseorang yang datang kepadanya dalam mim­­pi yang waktu itu dia sedang dipengaruhi obat. Didalam mim­pinya puisi ini panjangnya ratusan baris, tapi dia cuma bisa mengi­ngat beberapa fragmen setelah dia terbangun.

Puisi ini sebenarnya hanya ber­cerita tentang seorang pria bernama Kubla Khan yang melakukan per­­ja­lanan ke tanah Xa­nadu, di mana dia mene­mu­kan sebuah ku­bah yang terbuat dari gua es di tempat yang cerah. Mak­na dari puisi ini tidak diketahui karena puisi ini tidak pernah selesai.

7. Portrait Of Ria Munk III (Gustav Klimt

Potret ini adalah luki­san ketiga dan terakhir dalam serangkaian pot­ret yang dibuat oleh ke­luarga Munk untuk me­ngenang putri me­reka yang bernama Ria.

Ria ini jatuh cinta pa­da seorang pria, lalu pa­da tahun 1911 dia p­a­tah hati dan bunuh diri de­ngan menem­bak da­danya.

Ibu Ria menugaskan Gustav Klimt untuk melukis potret kema­tian putrinya. Dua lukisan perta­manya ditolak dan yang ketiga tidak selesai.

Potret terakhir ini menun­jukkan kalau Ria berdiri menyam­ping dan ber­balik menghadap penonton sam­bil tersenyum. Wajah dan detail sekitarnya su­dah selesai, kecua­li pakaian yang dipakai dan permu­kaan lantai dan belum selesai.

Sekarang Potret ini disimpan di Mu­seum Lentos tapi kemudian dikembalikan ke ahli waris ibu Ria. Akhirnya potret ini dijual pada tahun 2010 dengan harga sekitar $ 27,8 juta.

8. Symphony No. 8 In B Minor (Franz Schubert)

Simfoni Franz Schubert No. 8 di B Minor sudah terkenal sekali sebagai Unfinished Symphony. Simfoni ini awalnya cuma terdiri dari dua gerakan: allegro moderato dan Andante con moto.

Pada tahun 1822, pada usia yang ke 25 tahun, Schubert sudah me­nulis simfoni kedela­pan. Di tahun selanjutnya dia memperoleh gelar kehormatan dari Graz Mu­sic Society dan memberikan sket­sa simfoni ini ke temannya Anselm Hutten­brenner.

Tapi Huttenbrenner tidak per­nah memberi tahu siapa pun ten­tang simfoni tersebut. Dia juga tidak mencoba untuk mempro­duk­sinya karena waktu itu dia merasa kalau simfoni ini belum selesai.

Pada tahun 1865, Hutten­brenner akhirnya memberika­nnya ke Asosiasi Musik Wina, di mana un­tuk pertama kalinya Unfinished Symphony dimain­kan.

Sayang seribu sayang, Schu­bert tidak mendengar pementasan karya seninya sendiri karena dia mening­gal pada tahun 1828 pada usia 31 tahun.

9. St. Jerome In The Wilderness (Leonardo da Vinci)

Sebenernya Leonardo da Vinci menganggap dirinya itu lebih sebagai insinyur daripada pelukis. Ini alasannya kenapa si peluikis ini tidak menghasilkan banyak lukisan jadi. Lukisan St. Jerome In The Wil­derness ini salah satu lukisan yang setengah jadi karya Leonardo.

Menurut sumber gosip yang ter­percaya, lukisan ini dibuat tahun 1480. katanya lukisan ini men­ceri­takan tentang pertapa yang berdiri di atas permukaan bebatuan dan se­dang menahan batu yang akan digunakan untuk penyiksaan diri­nya sendiri.

Lukisan ini sempat hilang timbul keberadaannya, abad ke-19 pelukis Swiss bernama Ange­lica Kauffman menyebut lukisan ini sebagai kepemilikannya. Kemudian karya ini lenyap dan tiba-tiba dibeli oleh Kardinal Josep Fesch, Paman Napoleon.

Waktu Josep membeli, lukisan ini sudah dibagi jadi lima bagian tapi semua disatukan kembali oleh Josep. Terakhir karya fenomenal setengah jadi dari Leo ini dibeli Paus Pius IX dan dipajang di museum Vatikan Pinacoteca. (listvc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi