Wanita Dilarang Berdaster di Desa India Selatan

New Delhi, (Analisa). Baju daster atau pakaian long­gar jadi sebuah polemik di sebuah desa di India Selatan. Bagaimana tidak, dewan desa di India bagian selatan melarang perempuan un­tuk mengenakan daster pada siang hari.

Seperti dilansir AFP, Minggu (25/11), dewan yang beranggota­kan sembilan orang di desa Toka­lapalli di negara bagian Andhra Pradesh, yang dipimpin seorang perempuan, memerintahkan pe­rempuan muda dan dewasa untuk tidak memakai daster dari pukul 07:00 pagi sampai 19:00.

Bagi warga yang masih mema­kainya akan didenda 2.000 Rupee atau sekitar Rp 411 ribu. Para in­forman akan diberikan hadiah 1.000 Rupee atau Rp 205.000.

Perintah ini diterapkan dengan ketat para penduduk desa dan sam­pai sejauh ini belum didapat laporan tentang orang-orang yang dihukum.

Salah seorang pejabat dari Dewan Desa, Balle Vishnu Mur­thy, mengatakan kepada BBC bahwa larangannya adalah meng­hentikan perempuan memperli­hat­kan anggota tubuhnya.

"Tidak masalah mengenakan daster di rumah, tetapi memakai­nya di luar rumah dapat menarik perhatian dan membuat pemakai­nya menghadapi masalah," kata­nya.

Sejumlah penduduk - perem­puan dan pria - menga­takan mereka menolak perintah terse­but tetapi tetap mematuhinya ka­re­na mereka kemungkinan akan didenda.

Nilai denda tersebut cukup berarti di antara penduduk desa yang bekerja sebagai nelayan.

Ini bukanlah pertama kali daster sederhana diper­hatikan "polisi moral".

Pada tahun 2014, sekelompok perempuan di sebuah desa dekat Mumbai menyatakan pemakaian daster pada siang hari sebagai "praktik tidak sopan" dan meng­ancam akan mendenda pelang­gar­nya sebesar 500 Rupee atau Rp 102 ribu. Namun larangan ter­sebut menguap begitu saja karena para perempuan menolak mema­tu­hinya. (Ant/AFP)

()

Baca Juga

Rekomendasi