SELAMA berabad-abad, kemunculan sebuah komet dipercaya sebagai suatu pertanda akan datangnya sebuah malapetaka besar. Para Astronom Babylonia dan Tiongkok mempercayai bahwa komet adalah objek yang beredar di angkasa sebagaimana halnya planet.
Bangsa Yunani beranggapan bahwa komet adalah fenomena atmosfer, sejenis uap air yang berasal dari permukaan Bumi. Pandangan ini sempat diterima secara meluas hingga di abad XVI, saat Tycho Brahe memaparkan pandangannya bahwa komet tidak hanya sebuah fenomena alam, tetapi diyakini sebagai sebuah benda angkasa yang letaknya dari bumi lebih jauh daripada Bulan.
Seabad kemudian, Sir Isaac Newton menemukan sebuah metode untuk menghitung orbit dari sebuah komet berdasarkan lintasan yang dapat diamati di angkasa.
Newton menentukan bahwa komet yang nampak pada bulan Desember 1680 mengikuti orbit parabola yang sangat panjang. Edmund Halley, seorang ilmuwan yang hidup sezaman dengan Newton menemukan bahwa orbit dari komet yang pernah muncul pada tahun 1531, 1607, dan 1682 adalah hampir identik. Penemuan ini membawanya kepada suatu kesimpulan bahwa ketiga penampakan tersebut melibatkan komet yang sama. Ia kemudian meramalkan bahwa komet tersebut akan muncul lagi pada tahun 1758.
Komet berasal dari awan Oort yang terletak di sisi luar sistem tata surya. Awan Oort berisi triliunan komet. Seiring berjalannya waktu, komet-komet berpisah dari awan dan terlempar ke matahari. Inti komet terletak di pusat, terbuat dari gas serta debu batuan dan merupakan benda padat yang stabil. Pada saat komet mendekati matahari, sebagian materi tersebut terlontar dari kerak inti komet.
Ekor ion, dapat mencapai 100 juta km, terbentuk dari proses ionisasi gas pada saat berinteraksi dengan angin matahari. Dan ekor komet selalu menjauhi matahari. Hal ini disebabkan oleh angin matahari menerpa awan gas yang melingkupi komet.
Ketika komet mendekati matahari, ekornya terbentang ke belakangnya. Komet baru yang ilmuwan amati tampaknya berasal dari selubung benda es yang besar yang berada sekitar satu tahun cahaya dari Matahari. Model ini dikembangkan tahun 1950an oleh astronom Belanda Jan Oort (1900-1992). Awan Oort yang belum teramati tersebut dapat memuat 100 miliar benih komet.
Gangguan gravitasi dari bintang lain di sekitar Matahari dapat mengganggu keseimbangan awan ini dan mengirimkan beberapa komet secara acak menuju Matahari. Komet tersebut akan menjadi komet periode panjang, yang orbitnya hampir parabola dan periode revolusinya mengelilingi Matahari mencapai 200 hingga jutaan tahun.
Sabuk
Komet dengan periode yang lebih pendek mengorbit seperti planet dan berasal dari Sabuk Kuiper. Sabuk ini berada lebih dekat ke Tata Surya ) dalam daripada Awan Oort. Bila sebuah komet lewat di dekat sebuah planet raksasa, terutama Yupiter, ia akan dipengaruhi oleh gravitasi planet tersebut. Komet dapat jatuh ke planet atau dipercepat dan keluar dari Tata Surya, atau bergerak dalam orbit lonjong lebih dekat lagi ke Matahari.
Komet seperti yang dikatakan sebelumnya bukanlah sebuah bintang, melainkan komet terbentuk dari kumpulan debu dan gas atau biasa terisi oleh metana, karbon dioksida dan juga air, yang membeku ketika berada jauh sekali dari matahari.
Karena umumnya benda angkasa yang terletak jauh dari matahari memiliki suhu yang sangat rendah termasuk komet. Sedangkan ekornya terbentuk karena terjadi penguapan sebagian materi penyusun komet ketika mendekati matahari, maka dari itu terlihatah seperti ekor. Padahal itu materi yang menguap dan panjangnya bisa mencapai jutaan kilometer.
Hal ini juga mempengaruhi orbit komet yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk sekali mengorbit matahari. Lintasan komet sama halnya seperti planet yakni lonjong dan agak lebih panjang dari orbit planet. Komet yang berbentuk seperti batu dan bisa bercahaya karena cahaya tersebut berasal dari gesekan atom di udara.
Komet memiliki beberapa bagian inti dalam keseluruhan tubuhnya, diantaranya :
Inti. Inti komet merupakan benda yang padat layaknya batu atau bongkahan batu dan juga es dimana inti komet memiliki diameter yang bisa mencapai kiloanmeter dan sangat besar dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet yang nantinya berubah menjadi gas . Isi dari gumpalan es terdiri dari H2O, CO2, NH3 dan CH4. Inti komet ini merupakan pemberat yang mengarahkan kemana komet pergi dan mengorbit disekitar matahari.
Kabut
- Koma. Koma adalah kabut yang mengelilingi daerah yang mirip tabir di sekeliling inti. Kenapa komet selalu terlihat berbayang, karena dikelilingi koma dan juga gerakannya yang cepat dalam melintasi angkasa.
- Lapisan Hidrogen. Lapisan hidrogen merupakan lapisan yang menyelubungi koma dan tidak terlihat oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen mencapai 20 juta kilometer dan sangatlah besar.
- Ekor. Ekor adalah gas bercahaya yang terjadi ketika komet melewati matahari dengan jarak yang bisa dikatakan dekat. Ekor komet dibedakan menjadi dua bentuk yaitu ekor debu atau melengkung dan ekor gas atau lurus. Ekor komet yang panjangnya mencapai ribuan kilometer selalu bergerak berlawanan dengan matahari dan menjauh dari matahari.
Itu terjadi karena adanya tekanan dari matahari atau biasa disebut solar wind dan radiasi matahari atau solar radiation. Uniknya komet bisa membentuk lebih dari satu ekor, jika gas yang mereka miliki cukup untuk membakar menjadi ekor.
Dari bumi komet juga terkadang terlihat jelas saat melintasi matahari. Peristiwa tampaknya lintasan komet ini memang direkam dalam sejarah manusia dan beberapa kali terlihat oleh mata manusia di bumi. Misalnya ketika tahun 1705, Edmund Halley memperkirakan bahwa komet pernah terlihat di tahun 1531, 1607, dan juga 1682. Kemudian akan terlihat lagi di tahun 1758.
Penampakan komet ini diketahui Edmund dan hal ini yang membuat adanya salah satu dari sekian banyak komet dan diberikan nama sebagai komet Halley. Rata-rata periode munculnya adalah 76 tahun sekali.
Inti dari komet Halley diperkirakan sebesar 16 x 8 x 8 KM yang memang besar dan intinya berwarna gelap. Jika sesuai dengan penelitian maka Halley akan melintas lagi di tahun 2061. Selain komet Halley ada juga komet lain yakni Hyakute dan juga komet Hale-Bopp.
Jenis Komet sendiri sebenarnya hanya ada dua terkait luas dan juga panjang orbitnya. Karena komet merupakan benda langit yang mengintari dan memanfaatkan gas sekitar luar angkasa untuk tetap bergerak.
Banyak yang menyangka bahwa komet adalah bintang, namun komet tidak memancarkan cahaya sendiri yang menandakan bahwa komet bukanlah bintang melainkan benda langit yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan memancarkan cahaya akibat gesekan atom yang sangat cepat. (igc/ar)