PULAU La Isla de las Munecas di Meksiko mendapat julukan menjadi “Pulau Boneka”. Pulau ini terletak di kanal Xochimico di dekat kota Mexico City. Konon pulau ini adalah kuil yang didedikasikan untuk seorang gadis kecil yang tewas di kanal secara misterius.
Mantan penduduk pulau ini, Don Julian, memberitakan firman Tuhan di jalan-jalan Mexico City pada waktu itu (selama tahun 1950). Dia merasa diganggu berulang kali dan mulai menyisir sampah untuk mencari boneka dalam upaya untuk mengusir roh jahat.
Dia kemudian meninggalkan istri dan anak-anaknya dan pindah ke pulau itu selama 50 tahun ke depan. Meski kisah gadis yang tenggelam di kanal tidak pernah terbukti, Don Julian mengaku telah mengumpulkan dan menggantung boneka di daerah itu untuk menghalangi roh-roh agar tak mengganggu si gadis itu.
Pulau La Isla de las Munecas terletak di Meksiko yang dikenal juga sebagai pulau boneka. Pulau ini selain boneka-boneka utuh juga dipenuhi oleh mayat-mayat boneka yang dipotong-potong, boneka-boneka menyeramkan itu digantung di pepohonan dan membuat suasana pulau jadi mencekam.
Menurut cerita yang terdengar turun temurun, di pulau kecil di Danau Teshuilo, beberapa tahun lalu, tiga orang gadis kecil sedang bermain-main ketika salah seorang di antaranya tenggelam.
Tentu saja cerita ini dibumbui dengan urban legend dan tahayul. Akhirnya pulau tersebut dikenal sebagai pulau hantu yang membuat orang t idak banyak yang berani memasuki pulau tersebut.
Konon, dulunya pulau itu merupakan kediaman seorang pertapa bernama Don Julian Santana. Meski ia telah menikah, namun entah kenapa dia memilih menghabiskan hidupnya menyendiri selama 50 tahun di pulau ini. Kabarnya, Don Julian mengaku, ia selalu dihantui oleh hantu gadis kecil yang tewas tenggelam di salah satu kanal di sekitar pulau.
Julian Santana demikian nama lengkapnya, lahir di Asuncion, salah satu perkampungan tertua Xochimilco, pada 22 Oktober 1921. Ia mulai menggarap lahan pertanian dan menjual hasilnya sejak usia muda.
Dalam beberapa waktu, meskipun sangat ia tergolong seorang religius, ia mulai menjadi alkoholik. Orang-orang kemudian mencibir dan mulai tidak menyukainya dan mengeluh atas otoritas serta tidak mau menolerir orang-orang yang pemabuk. Pada akhirnya, Don Julian Santana mengeluh dengan keadaannya yang tersingkir dari pergaulan masyarakat umum.
Kereta
Menurut keluarganya, tanpa penjelasan, Don Julian Santana mulai menggunakan kereta sorongnya lagi, bukan untuk berjualan, melainkan untuk mengangkut boneka. Semua boneka, mulai dari boneka kain, plastik, karet, dalam keadaan utuh maupun compang camping.
Ia angkut semuanya seakan mereka adalah harta karun dan koleksi unik. Don Julian berjalan siang malam di seluruh kota dan hanya beristirahat saat kereta sorongnya telah terisi penuh oleh boneka. Pada tahun 1975, Don Julian memutuskan untuk meninggalkan La Asuncion.
Dia menaiki sampannya tanpa membawa apapun kecuali boneka-boneka, dan tak pernah kembali. Tahu bahwa ia akan memerlukan persetujuan si gadis hantu yang telah tenggelam, ia membangun sebuah altar kecil untuk menghormatinya, serta membawa boneka-boneka tua ke pulau tersebut sebagai persembahan.
Kemenakan laki-lakinya, Anastasio Santana, adalah satu-satunya orang yang memiliki kontak dengan Don Julian selama beberapa tahun, karena ia yang membawakan makanan melalui kanal.
Boneka-boneka itu, sebagaimana yang Don Julian pernah ceritakan padanya, bukan hanya untuk gadis hantu yang dengan murah hati berbagi pulau naas, juga untuk melindunginya dari roh jahat yang berkeliaran di kanal-kanal sepanjang malam.
Pada tahun 1991, sebuah penyelamatan ekologi dibutuhkan untuk membersihkan kanal dari wabah lily air yang menghambat sirkulasi air kanal. Saat itu baik pemerintah dan wartawan baru menyadari apa yang terjadi pada Don Julian dan pulau boneka tersebut.
Turis
Tidak butuh waktu lama sebelum penduduk mendengar tentang pulau boneka yang seram, tapi juga mengenai Taman Indah milik Don Julian dan berbagai produk segar yang dihasilkannya. Kemudian turis berdatangan ke pulau boneka tersebut, membawa boneka tua dan koin untuk ditukar dengan tanaman dan dan sayuran segar.
Perdagangan meningkat pesat dan pulau itu sekarang memiliki koleksi yang luar biasa terdiri dari ribuan boneka. Belakangan, Anastasio membantu pamannya memindahkan lumpur dan air dari kanal untuk persiapan penanaman labu.
Pada jam sepuluh pagi mereka memancing, Don Julian berhasil menangkap ikan seberat 4 kg dan memamerkannya kepada sang keponakan. Tak lama kemudian, Don Julian menyanyi, dia berkata bahwa putri duyung telah memanggilnya berkali-kali dan berusaha membawanya, ia menghindari para putri duyung dengan bernyanyi.
Anastasio pamit untuk melakukan beberapa pekerjaan. Ketika ia kembali pada pukul 11 lebih, ia menemukan pamannya dalam keadaan tak bernyawa mengambang menghadap ke bawah kanal.
Menurut penyidik, kematiannya disebabkan oleh gagal jantung, meskipun banyak yang percaya bahwa ia dibawa putri duyung. Meskipun terkesan mengerikan, anehnya itu justru menarik orang datang berduyun-duyun kesana. Unik dan menyeramkan Itulah kesan setiap pengunjung yang datang kesana.
Hampir semua pohon yang tumbuh di sana digantungi boneka-boneka yang tidak utuh lagi. Sejumlah wisatawan melaporkan, mereka merasa tidak nyaman ketika berkunjung ke sana.
Seolah-olah ada mata yang selalu mengawasi ke mana pun mereka bergerak. Bulu kuduk bolak-balik merinding. Sejumlah turis mengaku mereka mendapat “bisikan-bisikan aneh” dari boneka-boneka itu ketika menginjakkan kaki di pulau itu.
Bisikan seperti desiran angin itu seolah mengatakan, kamu harus membawa hadiah bila datang ke sana. Hadiah itu untuk menenangkan jiwa mereka. (chc/atnc/ar)