Forum Komunikasi Pujakesuma Akan Dideklarasikan

Medan, (Analisa). Sesepuh Pujakesuma AKBP (Purn) H. Rusbandi dan Letkol (Purn) Oliv Suja’i menyambut baik pembentukan Forum Komunikasi Pujakesuma yang digagas kalangan muda Pujakesuma, sebagai upaya mengembalikan Puja­kesuma sebagai paguyuban yang solid dan berwibawa untuk mengangkat har­kat dan martabat warga Jawa di Suma­tera Utara. “Sebagai orangtua, kami menyambut baik gagasan ini dan siap menuntun,”  ujar H. Rusbandi, dalam pertemuan di White Haus Café Wahid Hasyim Medan, kemarin.

Rusbandi dapat memahami kepriha­tinan kalangan muda Pujakesuma ter­hadap keberadaan Paguyuban Puja­kesuma, yang kemudian mendorong munculnya gagasan membentuk forum ini. Namun diingatkannya,  tujuan dan niat mulia dari pembentukan Forum Komunikasi Pujakesuma ini harus disertai pula dengan keikhlasan.

Sementara itu, H. Oliv Suja’i ber­harap forum ini mampu menumbuhkan 3-Rasa yakni rasa memiliki, rasa men­cintai dan rasa memelihara, serta benar-benar memaksimalkan aspek komu­nikasi sebagai ujungtombaknya. Ba­nyak konflik di tubuh paguyuban Jawa terjadi karena komunikasi antar sesama tidak berjalan dengan benar dan mak­simalnya.

“Saya terharu, karena keprihatinan terhadap keberadaan Paguyuban Puja­kesuma itu muncul dari kalangan mu­da,” ujar Oliv Suja’i, yang pernah men­jabat sebagai Kakesbanglinmas Pemko Medan itu.

Sebelumnya, penggagas Forum Ko­munikasi Pujakesuma di antaranya H Hendra DS didampingi H Subandi, Choking Susilo Sakeh, H Idrus Djunai­di, Totok Jenar, Indra Gunawan, Mirza Syahputra, Salim Prayetno dan Supria­di menjelaskan munculnya gagasan pem­bentukan Forum Komunikasi Pu­ja­kesuma ini didorong atas keberadaan Paguyuban Pujakesuma yang akhir-akhir ini dinilai semakin mempriha­tinkan.

Selain terpecah menjadi dua, Pagu­yuban Pujakesuma hanya terlihat pada saat musim pilkada. Pada Pilgubsu kali ini, Pujakesuma bahkan ramai diberi­takan karena saling klaim saling du­kung mendukung. “Akibat dukung men­dukung calon, saat ini Pujakesuma sudah lebih dari dua,” ujar Hendra.

Padahal, katanya, Pujakesuma itu dibentuk untuk menyatukan seluruh potensi warga Jawa agar bisa bersama-sama mengangkat harga martabat war­ga Jawa melalui seni-budaya, pendidi­kan, sosial dan ekonomi.

Hendra menambahkan, Pujakesuma sebelum rezim pilkada dikenal sebagai paguyuban Jawa yang solid dan tidak pernah sepi dari berbagai kegiatan. “Ta­pi sekarang, Pujakesuma itu baru muncul kalau ada momen pilkada. Di luar itu, Pujakesuma nyaris tanpa kegi­atan terutama di dalam mengangkat harkat dan martabat warga Jawa di dae­rah ini.”

Sedangkan H Subandi menye­but­kan, Forum Komunikasi Pujakesuma membuka pintu selebar-lebarnya bagi seluruh warga Jawa Sumut yang mem­punyai niat sama. Para penggagas sen­di­ri memiliki profesi beragam. Dari jurnalis, pengusaha, notaris, akademisi dan lainnya.

Menurut Subandi, Forum ini diren­ca­nakan akan dideklarasikan pada Sabtu 5 Mei 2018, di Lapangan Kongsi Marindal, yang dirangkai dengan page­laran Wayang Kulit dan Punggahan menyambut Ramadan 1439 H. “Semo­ga berjalan sukses,” ujar Subandi, peng­usaha yang notaris tersebut. (rel/rrs)

()

Baca Juga

Rekomendasi