Oleh: drg. Christinawaty Sutan. Bentuk dan posisi gigi yang sempurna tentu saja menjadi impian semua orang tidak terkecuali anak-anak. Sebagian besar orang tua membawa anaknya ke klinik dokter gigi karena cemas saat menyadari adanya kelainan susunan pada gigi sang anak yang ditakutkan akan memengaruhi tumbuh kembang gigi anak ke depannya.
Hal yang paling umum disadari adalah gigi berjejal/tumpang tindih, gigi yang tidak rata, gigi yang renggang/jarang, gigi tonggos dan lain-lain. Gigi yang tumpang tindih lebih rentan terjadi pada anak-anak yang berusia 6-12 tahun, dimana pada usia tersebut merupakan masa pergantian dari gigi susu ke gigi permanen/dewasa.
Gigi tumpang tindih merupakan keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal di mana terjadi ketidaksesuaian antara ukuran gigi dan ukuran lengkung rahang. Kondisi demikian biasanya disebut dengan maloklusi, dimana hubungan antara gigi atas dan bawah (oklusi) tidak normal dan dapat diperbaiki dengan perawatan ortodontik dengan alat lepasan atau alat cekat (kawat gigi atau behel).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan gigi tumpang tindih, yaitu:
1. Penyebab tidak langsung berupa faktor keturunan, bawaan lahir dan gangguan keseimbangan hormon.
2. Penyebab langsung berupa:
a. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya, hal ini menyebabkan adanya ruang kosong sehingga terjadi pergeseran dari gigi sebelahnya yang mengakibatkan berkurangnya ruang untuk gigi permanen yang akan tumbuh.
b. Gigi yang tidak tumbuh atau tidak ada benih gigi
c. Gigi yang berlebih menyebabkan jumlah gigi tidak seimbang dengan ruangan rahang yang tersedia
d. Tanggalnya gigi permanen
e. Gigi susu yang belum tanggal (persistensi) menyebabkan gigi permanen tumbuh di luar lengkung gigi yang seharusnya
f. Bentuk gigi tidak normal
g. Kebiasaan buruk (menjulurkan lidah, menggigit kuku, mengisap jari, bernapas melalui mulut, dan mengisap bibir, bernafas dari mulut, menghisap jari, minum susu hingga tertidur, menjulurkan lidah, mengigit pensil, menggigit kuku)
Penyebab gigi si kecil tumpang tindih mungkin disebabkan oleh salah satu faktor penyebab diatas. Pada kasus gigi yang berlebih dan gigi susu yang belum tanggal (persistensi), perawatan yang diperlukan adalah dengan melakukan pencabutan secara bertahap terutama pada gigi yang susu yang persistensi dan dilanjutkan dengan pemasangan kawat gigi untuk merapikannya.
Pada banyak kasus gigi tumpang tindih yang bersifat genetik dan tidak dapat dihindari dapat dirawat dengan alat lepasan ataupun cekat (kawat gigi/behel) tergantung kondisi keparahannya. Namun pada kasus gigi tumpang tindih yang berasal dari faktor kebiasaan buruk/faktor lokal dapat dirawat dengan mengubah/menghilangkan kebiasaan buruk yang ada dan memperbaiki faktor lokal penyebab gigi tumpang tindih.
Beberapa kebiasaan buruk yang umum seperti mengisap jari dan menjulurkan lidah akan membuat pertumbuhan gigi si kecil terganggu, salah satunya dapat membuat gigi depan atas menjadi maju dan menjadi tonggos.
Dalam hal ini, orang tua juga memiliki peran yang besar dalam mencegah dan mendeteksi terjadinya gigi yang tumpang tindih dengan cara mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan gigi kepada si kecil sedini mungkin mulai dari fase gigi susu dan rutin memeriksakan gigi dan mulut ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk pemeriksaan gigi si kecil, sehingga pada saat dewasa, gigi mereka diharapkan dapat tumbuh rapi dan tidak tumpang tindih.