Malaysia Minati Produk Perikanan Aceh

Malaysia Minati Produk Perikanan Aceh
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyerahkan cendera mata kepada Pejabat Pengurus Eksekutif Suruhanjaya Koperasi Malaysia Datuk Nordin Salleh, di Rumah Dinas Wagub Aceh, Jumat (22/11). (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily (Banda Aceh) - Pelaku usaha asal negara jiran cukup meminati berbagai produk yang ada di Indonesia, termasuk Aceh.

Suruhanjaya Koperasi Malaysia, sebuah instansi kerajaan di bawah Kementerian Pembangunan Usahawan Malaysia (MED), menyampaikan ketertarikannya menjalin hubungan kerja sama perdagangan di berbagai sektor dengan Aceh.

Salah satunya, mereka tertarik meng­impor produk ikan Aceh yang diproduksi dan dihimpun melalui Pelabuhan Peri­kanan Samudera Lampulo, Banda Aceh

Minat tersebut disampaikan Pejabat Pengurus Eksekutif Suruhanjaya Koperasi Malaysia Datuk Nordin Salleh, saat di­terima Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, akhir minggu lalu.

Ikut mendampingi Plt Gubernur Aceh dalam pertemuan tersebut, Kadis Koperasi dan UKM Aceh Wildan, Plt Kadis Per­industrian dan Perdagangan Aceh Muslem Yacob dan Karo Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.

Nordin mengatakan, pihaknya merasa sangat akrab dengan Aceh. Selain karena sama-sama dari etnis Melayu, Aceh dan Malaysia memiliki hubungan erat di masa lampau. Karenanya, sudah sewajarnya pihaknya membangun hubungan kerja sama dengan Aceh.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyambut baik rencana kerja sama itu. "Apa pun yang ingin tuan-tuan lakukan di sini saya akan mempermudah urusannya," kata Nova.

Dia mempersilahkan kepada para peng­usaha tersebut melirik berbagai potensi yang dimiliki Aceh. Menurutnya, ke­tertarikan terhadap produksi ikan Aceh merupakan hal yang tepat, apalagi ikan tuna Aceh juga berkualitas terbaik.

Plt Gubernur mempersilakan delegasi asal Malaysia itu terlebih dahulu ber­kunjung ke Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo yang dikelola Pemerintah Aceh. Nova meminta dinas terkait terus menin­daklanjuti rencana itu.

Selain sektor perikanan, kata Nova, Aceh juga memiliki komoditi unggulan lainnya di sektor pertanian. Pihaknya, berkeinginan membangun kerja sama dengan Malaysia dalam mengembangkan sektor tersebut.

Nova mengatakan, Aceh telah memiliki qanun (peraturan daerah) yang mengatur semua lembaga keuangan yang beroperasi di Aceh. Qanun tersebut menginstruksikan pada tahun 2022 seluruh lembaga ke­uangan bertransformasi menggunakan sistem syariah.

"Jadi, ini (qanun lembaga keuangan syariah) membuat kita leluasa untuk bekerja sama dengan Malaysia, sebab Malaysia juga banyak menganut sistem ekonomi Islam," kata Nova.

Bersama Jabatan Suruhanjaya Koperasi Malaysia itu, juga ikut 14 delegasi koperasi yang aktif di Malaysia. Salah satunya, koperasi komunitas masyarakat Aceh di Malaysia, yakni Koperasi Masa Kuala Lumpur Berhad yag dipimpin Datuk Mansyur bin Usman.

Kedatangan mereka ke Aceh untuk mengikuti Aceh UMKM Expo 2019 yang digelar Dinas Koperasi dan UKM. Di samping mengikuti Expo, mereka juga akan mempelajari sekaligus mencari sejumlah potensi yang dimiliki Aceh untuk dilakukan kerja sama antara kedua belah pihak.

Tercatat beberapa waktu terakhir ini, Provinsi Aceh semakin banyak dilirik oleh investor dan mitra bisnis asing. Tercatat, investor asing lainnya sudah mengajukan usul untuk mendapatkan konsesi areal hutan di Aceh yang banyak ditumbuhi pohon cendana.

Baca Juga

Rekomendasi