Sabrina, Nurlela, Muhammad Ikhsan dan Yonny Tri Prayitno menjemput Mida Situmorang di KJRI Kuching, Serawak, Malaysia, Senin (2/12) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily (Malaysia) - Satu keluarga Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara ditemukan terlantar di sebuah pondok di hutan Batu Sembilan, Bintulu, Malaysia.
Seorang ibu dan 5 anaknya sudah dievakuasi ke tempat penampungan sementara di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Sarawak, Malaysia.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, memerintahkan Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, Sabrina, bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut, Nurlela untuk berangkat ke Kuching, menjemput Mida Situmorang keluarganya.
“Pak Gubernur sudah memerintahkan Bu Sekda dan Kadis PPPA Sumut untuk berangkat menjemput dan membawa pulang ke Sumut,” kata Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut Muhammad Ikhsan, Senin (2/12).
Tim Pemerintah Provinsi Sumut segera berkoordinasi dengan KJRI di Malaysia, guna pengurusan administrasi dan dokumen yang dibutuhkan. Agar Mida Situmorang dan kelima anaknya segera dapat dipulangkan ke Sumut.
Sebelumnya, Mida Situmorang (45) dan lima orang anaknya; Diana (9), Akbar (6), Murni (5), Linda (4) dan Puteri (2) sempat terlantar di hutan Batu Sembilan, Bintulu, Malaysia, sebelum dievakuasi staf KJRI Kuching dari tempat penampungan sementara di Bintulu.
Konsul Jenderal RI di Kuching, Yonny Tri Prayitno menyampaikan, awalnya ada warga setempat yang melihat Mida selalu keluar-masuk hutan. Penasaran dengan Milda yang selalu keluar hutan membawa sayuran untuk dijual ke masyarakat, warga pun mengikutinya hingga masuk ke hutan.
Warga pun mendapati Mida bersama lima anaknya, serta suaminya Erwin (asal Makasar) yang sedang sakit, dalam kondisi yang memprihatinkan. Hingga akhirnya suaminya meninggal 3 bulan yang lalu.
Warga kemudian melaporkan hal itu ke KJRI di Kuching, selanjutnya pihak KJRI melakukan evakuasi.
“Suaminya sakit di hutan, mamanya ini berdagang ke kota, ada yang lihat, dia ikuti sampai ke hutan,” ujarnya.
Mendapat laporan itu, KJRI Kuching segera melakukan evakuasi ke KJRI. Saat ini Mida yang bekerja di Kuching sejak tahun 1974 sudah berada di penampungan sementara milik KJRI, bersama 5 orang anaknya.
Pihak Imigrasi KJRI Kuching Sarawak juga sudah membuatkan dokumen perjalanan berupa Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) yang nantinya digunakan untuk proses pemulangan ke Sumut.
(JW/CSP)