Peluang Timnas Indonesia U-23 Menjadi Juara Sea Games 2019

Peluang Timnas Indonesia U-23 Menjadi Juara Sea Games 2019
Para pemain timnas U-23 merayakan keberhasilan lolos ke semifinal Sea Games 2019 (PSSI)

Analisadaily (Filipina) - Dari empat semifinalis Sea Games 2019 cabang sepakbola, hanya Kamboja yang belum pernah meraih medali emas. Sementara Vietnam, Myanmar dan Indonesia sudah pernah keluar sebagai juara.

Namun catatan khusus untuk Vietnam dan Myanmar, keduanya meraih medali emas cabang sepakbola saat pesta olahraga ini belum bernama Southeast Asian Games (Sea Games), melainkan Southeast Asian Peninsular Games.

Vietnam yang saat itu masih memakai nama Vietnam Selatan, meraih medali emas tahun 1959 (edisi pertama di Bangkok) setelah mengalahkan Thailand 3-1 di partai final.

Sedangkan Myanmar yang masih bernama Burma pernah lima kali keluar sebagai juara (1965, 1967, 1969, 1971 dan 1973).

Setelah kejuaraan multi-olahraga dua tahunan ini berubah nama menjadi Sea Games tahun 1977, keduanya tidak lagi pernah meraih medali emas.

Sejauh ini Thailand menjadi raja Asia Tenggara dengan raihan 16 medali emas, disusul Malaysia (6), Myanmar/Burma (5), Indonesia (2) dan Vietnam (1). Sedangkan yang lainnya belum pernah juara.

Jika berbicara peluang juara di Sea Games 2019 Filipina, Indonesia memiliki kans besar karena satu-satunya negara yang memiliki tradisi meriah emas pasca 1977 hanya pasukan Garuda Merah Putih.

Indonesia pernah meraih emas di Sea Games 1987 Jakarta. Saat itu gol tunggal Ribut Waidi di final mampu membungkam Malaysia.

Kemudian Indonesia kembali juara di Sea Games 1991 Manila. Bermain di lapangan yang juga menjadi venue Sea Games tahun ini, Rizal Memorial Stadium, Widodo Cahyo Putro cs menumbangkan Thailand lewat tendangan penalti di partai puncak.

Bahkan dalam lima edisi Sea Games terakhir, hanya Indonesia yang selalu lolos ke babak semifinal, termasuk ketika menjadi runner-up 2011 dan 2013. Sementara Kamboja, inilah pengalaman pertamanya menembus fase empat besar.

Namun ada beberapa hal yang menjadi catatan Indonesia selama babak penyisihan grup. Faktor lapangan yang menggunakan rumput sintetis, lambatnya menemukan skema permainan, serta hilangnya konsentrasi di penghujung laga, harus menjadi sorotan bagi Indra Sjafri.

Kekalahan melawan Vietnam di babak penyisihan beberapa hari lalu, mutlak karena hilangnya konsentrasi di menit-menit akhir. Padalah secara permainan Zulfiandi cs mampu mendominasi.

Menghadapi Myanmar di semifinal juga bukan perkara mudah. Meski memiliki rekor kemenangan yang lebih banyak, namun dalam laga terakhir di ajang AFF U-22 mereka mampu menahan imbang Indonesia 1-1.

Jika berhasil mengatasi anak asuh Velizar Popov di semifinal, kemungkinan besar Indonesia akan kembali bertemu Vietnam di partai puncak.

Satu hal yang perlu diingat, dalam tiga laga terakhir melawan Vietnam U-23, pasukan Garuda Muda selalu kalah.

Jangan menyerah Garudaku. Tahun ini giliran kita!

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi