Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, belum mengetahui jumlah warga Sumut yang ada di Wuhan, China. Namun ia meyakini pasti ada warga Sumut yang masih berada di sana.

"Pasti ada. Tapi orangnya datang kemari atau tidak, atau orang kita ke sana nggak? Ini yang sedang dipelajari," kata Edy, Senin (27/1).

Ketika ditanya apakah ada rencana mengevakuasi warga Sumut yang berada di Wuhan, Edy menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan.

"Ini yang sedang didata. Mereka tidak boleh keluar ke mana-mana kalau kena wabah. Dia harus diobati di sana. Nanti dibawa ke sini, di sini terjangkit, nanti makin repot semua," ucapnya.

Selain pendataan, pemerintah masih mengecek secara internal, apakah virus tersebut sudah masuk ke Sumut atau tidak. Hingga kini, Edy memastikan virus berbahaya itu belum masuk ke Sumut.

"Sampai saat ini, sampai tadi pagi, belum ada wabah corona yang masuk ke Sumatera Utara. Ini yang akan kita jaga ketat," terangnya.

Langkah selanjutnya yang ditempuh adalah dengan memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang masuk dan akan bepergian ke luar negeri. Penumpang pesawat yang baru tiba dari negara-negara yang sudah terpapar virus ini akan diawasi dengan ketat.

Selain mengimbau petugas agar memperketat pengawasan, Edy juga meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran virus tersebut. Setidaknya dengan menerapkan pola hidup sehat.

"Masyarakat juga diminta untuk tidak panik menanggapi masalah ini. Warga masyarakat jangan gundah, jangan emosional, jangan stres. Berikan kesempatan petugas untuk melakukannya," ungkap Edy.

Untuk diketahui, Wuhan merupakan lokasi pertama ditemukannya virus corona. Hingga kini virus tersebut sudah menyeberang ke Amerika Serikat dan sejumlah negara Asia.

Otoritas setempat menyebut, sedikitnya 41 orang di China meninggal akibat terjangkit virus corona.

Pemerintah China sendiri telah mengisolasi Kota Wuhan untuk mencegah penyebaran virus corona. Banyak warga Indonesia, termasuk asal Sumut yang masih berada di sana.

(JW/EAL)