Foto: Tradisi Sembahyang Tebu

Foto: Tradisi Sembahyang Tebu
Satu keluarga Suku Hokkian bersama Anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto melakukan ritual Sembahyang Tebu (Analisadaily/Qodrat Alqadri)

Analisadaily.com, Medan - Genap delapan hari sudah Tahun Baru Imlek 2571 berlalu, namun suasana perayaan dan letusan kembang api masih mewarnai langit Kota Medan.

Malam itu, Sabtu di tanggal 1 Februari 2020, sekitar pukul 23 lebih 30 menit sebagian kecil Suku Hokkian yang juga warga Medan tengah melakukan berbagai persiapan untuk menggelar ritual "Sembahyang Tebu". Saya, memilih lokasi di kawasan Kompleks Tzu Chi, gg Bakung (kawasan sukaramai), Medan untuk bisa merekam lebih dekat aktifitas saudara-saudara kita Tionghoa yang akan menggelar ritual ibadah. Karena disinilah, masih banyak warga yang melaksanakan tradisi leluhur yang baru akan digelar pukul 00.00 tersebut.

Tidak perlu persiapan khusus, apalagi harus ke vihara, Sembahyang Tebu cukup dilakukan di teras-teras halaman rumah, ritualnya juga tetap menggunakan dupa, hio, baju Thi Kong, dan sejumlah makanan untuk persembahan. Yang membedakan adalah hari pelaksanaannya dan tentunya adalah disertakan pula batangan tebu yang telah dihias.

Sembahyang Tebu, dahulu kala terjadi karena adanya perang. Saat itu massa dari Suku Hokkian terjebak diantara pertempuran. Saat pergantian tahun, mereka pun hanya bisa bersembunyi di ladang-ladang tebu, tanpa bisa beribadah dan merayakan Imlek. Barulah pada hari ke delapan, Suku Hokkian ini baru memberanikan diri keluar, dan merayakan Imlek.

Hingga kini, tradisi tersebut terus dijaga oleh Suku Hokkian masa kini, tentunya dengan penuh sukacita, dan tentunya ada juga pembagian angpao.

Penulis:  Qodrat Al-qadri
Editor:  Junaidi Gandy

Baca Juga

Rekomendasi