Bebaskan Daerah Terisolir, Pemerintah Aceh Bangun 11 Ruas Jalan Pedalaman

Bebaskan Daerah Terisolir, Pemerintah Aceh Bangun 11 Ruas Jalan Pedalaman
Ppembangunan jalan (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Dalam mengoptimalkan dana otonomi khusus (Otsus), Pemerintah Aceh tahun ini membangun 11 ruas jalan prioritas di kawasan pedalaman dengan anggaran senilai Rp 2,47 triliun. Tujuannya membebaskan sebagian wilayah terisolir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Aceh, Fajri mengatakan, penanganan 11 ruas jalan tersebut dimulai pada 2020 dan diproyeksikan akan tuntas pada 2022. Kontrak pembangunannya dilakukan dengan skema tahun jamak atau multiyears contract (MYC).

Ke-11 ruas jalan tersebut merupakan jalan provinsi, termasuk dalam infrastruktur jalan prioritas yang telah direncanakan dan dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Aceh, Ibrahim Hasan, dengan program jalan terobosan.

Kemudian dilanjutkan Gubernur Syamsuddin Mahmud dengan nama jaring laba-laba, dan kemudian pada masa Gubernur Abdullah Puteh dengan jalan Ladia Galaska. Lalu, pada masa kepemimpinan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah ingin menuntaskan ke-11 ruas jalan ini.

"Pemerintah Aceh saat ini menyadari, penuntasan ke-11 ruas jalan tersebut akan memberikan pengaruh dan dampak signifikan terhadap aksesibilitas, mobilitas, dan produktivitas masyarakat. Pak Nova ingin, di akhir pemerintahannya, ke-11 ruas jalan ini tuntas, sebagai wujud pemerataan pembangunan di seluruh Aceh," kata Fajri, Senin (10/2).

Ke-11 proyek infrastruktur jalan tersebut adalah ruas jalan Peureulak-Lokop-batas Gayo Lues, sepanjang 107,30 kilometer dan ruas jalan Batas Aceh Timur-Pining- Blangkejeren, sepanjang 61,42 kilometer. Total jalan yang akan dituntaskan pada kedua ruas ini sepanjang 168,72 Kilometer.

Dengan selesainya kedua ruas jalan itu, akan menghubungkan Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Timur, terutama mendukung mobilitas dan produktivitas masyarakat kedua wilayah. Ruas jalan tersebut juga akan langsung menghubungkan Gayo Lues ke Sumatera Utara (Sumut) via Aceh Timur.

“Hal ini sangat penting untuk membuka keterisoliran daerah, dan sangat penting bagi tumbuhnya akses dan pusat ekonomi baru antar wilayah. Ruas jalan Peureulak-Peunaron-Lokop, ditargetkan rampung 2022, akses jalan ini satu-satunya penghubung masyarakat ke ibukota kabupaten,” ucapnya.

Selama ini, ungkap Fajri, warga Gayo Lues ke Peureulak di Aceh Timur, melalui jalan nasional Banda Aceh Medan, butuh waktu tempuh 8 jam, dan dengan selesainya kedua ruas jalan ini, diperkirakan waktu tempuh menjadi 3 jam, dan menuju Sumut hanya 6 jam.

“Banyak warga Aceh yang tinggal di kedua ruas jalan ini mendambakan akses tersebut dapat segera tuntas,” jelas Fajri.

Selanjutnya, pihaknya juga akan menuntaskan dua ruas jalan penghubung, Blangkejeren-Tongra-Batas Aceh Barat Daya, sepanjang 90,15 kilometer dan ruas jalan Babah Rot-Batas Gayo Lues, sepanjang 27,57 Kilometer. Kedua ruas jalan dengan total sepanjang 117,72 kilometer yang akan tuntas pada 2022 itu akan menghubungkan lintas tengah Aceh, dan kawasan Barat Selatan.

Kemudian, ruas Jantho-Lamno batas Aceh Jaya, sepanjang 66,33 Kilometer. Tuntasnya jalur ini pada 2022 akan mengakselerasi pergerakan masyarakat dan produktivitas ekonomi, wilayah Barat Selatan Aceh (Barsela) menuju Lintas Timur.

Selanjutnya, jalan sepanjang 57,08 Kilometer, yakni ruas jalan Simpang Redelong-Pondok Baru-Samar Kilang, akan membukan isolasi masyarakat di kawasan Samar Kilang. Selain membuka isolasi kawasan Samar Kilang, akses jalan tersebut mendorong konektivitas pengangkutan barang dan jasa, serta meningkatkan produktivitas masyarakat dengan mudahnya akses, berupa transaksi komoditas.

Tuntasnya ruas jalan ini pada 2020, akan memperpendek jarak tempuh dari Bireuen-Takengon-Samar Kilang, menjadi 1 jam, yang sebelumnya butuh waktu 3 jam. Konektivitas Aceh Timur dan Aceh Utara, juga akan terhubung dengan kawasan Samar Kilang.

Ruas jalan Batas Aceh Timur-Kota Karang Baru sepanjang 43,52 kilometer juga merupakan infrastruktur yang akan dituntaskan Pemerintah Aceh pada 2022. Selesainya ruas jalan ini, akan membuka keterisoliran masyarakat di Simpang Jernih, Aceh Timur.

Selanjutnya, Pemerintah Aceh, akan menuntaskan dua ruas jalan, yakni Trumon-Batas Aceh Singkil sepanjang 51,42 kilometer dan ruas jalan batas Aceh Selatan-Kuala Baru-Singkil Telaga, sepanjang 44,93 Kilometer. Kedua ruas jalan sepanjang 96,35 Kilometer ini, juga ditargetkan rampung pada 2022.

Target terakhir, ruas jalan yang akan dituntaskan Pemerintah Aceh adalah Sinabang-Sibigo sepanjang 92,64 Kilometer dan ruas jalan Nasreuhe-Lewak-Sibigo, 129,42 Kilometer. Total ruas jalan yang akan dibangun di wilayah ini sepanjang 219,06 Kilometer.

(MHD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi