Puskesmas Harus Jadi Leader Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Puskesmas Harus Jadi Leader Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diskusi Ruang Aspirasi Gerakan Medan Berkah bertema Optimalisasi Fungsi Puskesmas dalam Pelayanan Kesehatan Warga Medan, Kamis (27/2) (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama bisa jadi leader kesehatan masyarakat. Maka harus dibuat langkah-langkah konkrit yang bisa mengoptimalkan fungsinya.

Topik itu mengemuka dalam diskusi yang mengahadirkan narasumber, seperti Destanul Aulia PhD sebagai Dosen Fakuktas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara, Direktur Nyfara Foundation, Tengku Adri, Forum Wartawan Kesehatan dan mahasiswa Al Azhar Medan.

"Infrastruktur dan alat medis juga harus bisa benar-benar sesuai kebutuhan. Dan yang terpenting punishment dan reward bagi tenaga Puskesmasnya jelas," kata Destanul, yang merupakan lulusan SKM Malaysia itu saat mengawali diskusinya.

Destanul juga mengatakan, pentingnya seleksi Kepala Puskesmas yang punya leadership mumpuni. Yang memiliki konsep Miracle, yakni Managerial, Inovatif, Riset, Apprentice, Comutarian, Leadership dan Educatif.

"Konsep miracle ini bisa jadi acuan dalam seleksi kepala puskesmas ke depan. Karena Puskesmas bukan menunggu, tapi jemput bola," tambah Destanul.

Melihat kekurangan lainnya di Puskesmas, Direktur Nyfara Foundation, Tengku Adri, lebih fokus pada langkah promotif Puskesmas. Menurutnya, selama ini fungsi promotif pelayanan Puskesmas tidak berjalan.

"Harusnya di era digital ini bisa dibuat seperti Sistem Informasi Puskesmas. Masyarakat bisa mendaftar lewat online untuk menghindari antrian dan sebagainya," ujar Adri.

Dari sistem itu, kata dia, maayarakat bisa mengetahui data medical record yang dimiliki Puskesmas. "Dari data itu bisa diambil langkah tindak lanjut yang mesti dilakukan ke depannya. Jadi base on data, bukan berdasarkan kira-kira," ucapnya.

Ketua Forwakes Medan, Yunan, menyoroti pemerataan dan ketersediaan dokter spesialis yang ada di Puskesmas. Ia menilai, dokter spesialis enggan di tempatkan di Puskesmas berkaitan dengan anggaran yang disediakan.

"Ya kalau dokter spesialis ada tapi peralatan tidak memadai di Puskesmas, ya sama saja. Harus ada perhatian ke sini. Dokter spesialis di Medan, banyak, tapi ya jangan disamakan dengan dokter umum," kata Yunan.

Mengurai persoalan keengganan dokter spesialis itu, Yunan, menyarankan Pemerintah membiayai sekolah calon dokter spesialis. Untuk kemudian bisa ditempatkan di Puskesmas.

"Jadi kalau mau disekolahkan, maka akan diatur untuk ditempatkan di Puskesmas. Kalau gak mau ya sudah," kata Yunan.

Manajer Komunikasi Gerakan Medan Berkah, Muhammad Asril, menerangkan rekomendasi diskusi menjadi masukan penting bagi tata kelola pemerintahan ke depan.

"Tema ini sengaja kita angkat sesuai harapan Bang Bobby agar kesehatan masyarakat benar-benar diperhatikan dan mencari solusi dari kendala yang ada. Jadi tidak sekadar cakap-cakap," kata Asril saat diskusi di Media Center Medan Berkah, Kamis (27/2).

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi