Khawatir Berlebihan Terhadap Corona Berdampak Daya Tahan Tubuh Buruk

Khawatir Berlebihan Terhadap Corona Berdampak Daya Tahan Tubuh Buruk
Kadis Kesehatan Aceh, dr. Hanif, bersama Wakil Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, dalam rapat koordinasi membahas kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Sosialisasi pencegahan virus corona COVID-19 saat ini terus dilakukan untuk menekan kepanikan, serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap virus yang menyerang saluran pernafasan manusia.

“Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap penyebaran corona. Ketakutan yang berlebihan akan membuat daya tahan tubuh menurun dan semakin buruk," kata Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, dalam rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 di ruang rapat rumah dinas Wakil Gubernur Aceh, di kawasan Blang Padang, Banda Aceh, Jumat (6/3).

Menurutnya, corona telah memicu kecemasan masyarakat. Sebagai mitra pemerintah, Tim Penggerak PKK Aceh akan menyosialisasikan pencegahan melalui peningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya cuci tangan secara benar untuk pencegahan penularan.

Istri Plt Gubernur Aceh ini mengatakan, salah satu langkah efektif memutus mata rantai penyebaran virus mematikan tersebut dengan cara menjaga kebersihan tangan dan mengurangi kontak fisik dengan orang suspect.
Menurut Dyah Erti, cuci tangan memiliki seribu manfaat luar biasa, terutama dalam pencegahan berbagai penyakit menular. Bahkan untuk kasus virus corona, cuci tangan dianggap salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah dan menghindari penularan.

“Saat ini kalau jumpa tidak usah cipika-cipiki dulu atau salaman yang bersentuhan langsung, dan orang lain pun maklum sekarang ini,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif mengatakan, COVID-19 adalah jenis baru virus corona yang belum pernah diidentifikasi pada manusia. Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Jika terjangkit pada manusia, maka akan menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

“Sebelumnya, penularan virus corona hanya bisa antar hewan ke manusia, namun berbeda dengan COVID-19 yang bisa menularkan antar sesama manusia, bisa melalui tetesan cairan dari hidung atau mulutnya. Virus itu akan menginfeksi orang lain ketika mereka menyentuh mata, hidung, atau mulut,” terangnya.

Gejala yang akan ditimbulkan akibat penularan virus corona bisa berupa gejala seperti flu biasa, demam yang disertai batuk kering, setelah seminggu penderita akan merasa sesak atau kesulitan bernafas.

Berdasarakan data dari World Health Organization (WHO), sampai saat ini, estimasi masa inkubasi dari virus corona tersebut mencapai 1-12,5 hari (rata-rata 5-6 hari) dan masa inkubasi terpanjang mencapai 14 hari.

Namun, hal itu akan dialami oleh penderita yang memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah. Karenanya, kebanyakan yang terjangkit wabah virus tersebut adalah orang lanjut usia (lansia) yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

“Untuk masyarakat jangan terlalu khawatir, menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan kebersihan diri menjadi salah satu solusi terbaik,” ujarnya.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam proses pencegahan COVID-19 yakni, kebersihan tangan dengan cuci tangan pakai sabun atau alkhohol, lindungi hidung atau mulut saat bersin atau batuk, hindari kontak langsung dengan orang yang menunjukkan gejala, masak daging dan telur hingga matang, dan hindari kontak langsung dengan hewan liar.

(MHD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi