Stok Obat ARV Menipis, Kemenkes Diminta Cepat Beri Tanggapan

Stok Obat ARV Menipis, Kemenkes Diminta Cepat Beri Tanggapan
Sejumlah komunitas berdiskusi dengan perwakilan KPA Sumut (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Sejumlah aktivis sosial dari berbagai komunitas mendatangi Kantor Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumatera Utara.

Kedatangan mereka ini sebagai bentuk antisipasi atas stok Antiretroviral (ARV) di beberapa pusat kesehatan Kota Medan yang mulai menipis.

Komunitas yang mendatangi KPA antara lain Jaringan Indonesia Positif (JIP), Medan Plus, KDS Wilayah I, P3M, ACS IAC dan Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI). Di sana mereka berdiskusi dengan KPA Sumut bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan Sumut terkait stok ARV.

"Kita datangi Kantor KPA mengingat stok ARV menipis," kata Pembina YAFSI, Bambang F. Wibowo, Senin (9/3).

Menipisnya stok ARV menurut Bambang dikarenakan kesalahan manajemen dari pusat sehingga terdampak ke daerah-daerah. Selain itu lemahnya sistem koordinasi maupun manajemen stok dan distribusi obat jadi masalah utama di pemerintahan.

"Kami berharap reaksi cepat dari Kementerian Kesehatan untuk menanggapi hal ini, jangan sampai stok out ARV terjadi di Indonesia. Kami minta agar Pemko atau Pemda menganggarkan di APBD," imbaunya.

Sementara Koordinator JIP, Samara Yudha Afrianto menuturkan, ARV atau Antiretroviral merupakan pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV.

Beberapa waktu lalu, telah terjadi kekosongan stok ARV pada jenis tertentu di Medan, yaitu tenovofir, dufiral dan evapirenz. Namun dua diantaranya sudah diterima oleh Dinkes Sumut dan kini kembali tersedia di gudang.

"Stok sudah ada kecuali evapirenz yang belum sampai di Sumut," tuturnya.

Yudha menjelaskan saat ini stok obat untuk Sumut akan aman sampai tiga bulan ke depan. ia mengimbau agar tidak terjadi lagi kekosongan dan telah disepakati Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pengusulan obat.

"SOP yang ditetapkan usulan dibuat per tiga bulan dan laporan diterima setiap bulan dari layanan," jelasnya.

Yudha menambahkan bahwa tidak ada anggaran pengiriman obat ke daerah dan sebaliknya. Kemudian tidak ada anggaran dari daerah untuk menjemput obat ke gudang farmasi Dinkes Sumut yang ada di Kota Medan.

"Karenanya akan dibentuk sebuah unit informasi yang terpusat untuk Program HIV, yakni Dinkes Sumut, KPA Sumut dan Civil Society Organization (CSO) atau aktivis sosial. Kita sendiri siap mendukung dan berkoordinasi dalam pengadaan ARV," pungkasnya.

(JW/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi