Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia (Ngopi Coy) yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh di Aceh Besar (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di seluruh Indonesia, potensi radikalisme di Provinsi Aceh masih cukup tinggi.
"Namun potensi radikalisme di Aceh itu dapat ditangkal dengan penguatan kearifan lokal yang dijalankan masyarakat," ujar Kasie Partisipasi Masyarakat BNPT Letkol Setyo Pranowo, saat membuka acara Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia (Ngopi Coy) yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh di Aceh Besar, Kamis (12/3).
Pranowo meminta kepada seluruh masyarakat dan aparatur pemerintah dari berbagai tingkatan hingga desa untuk terus bersinergi guna menangkal pengaruh-pengaruh radikal yang merusak, dan bukan semata tanggungjawab pihak keamanan.
"Untuk menangkal radikalisme dan terorisme harus menjadi tanggungjawab bersama, masyarakat, aparatur desa, media, dan juga pengguna media sosial," ujarnya.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat di banding dengan perkembangan masyarakat, maka perlu sinergitas untuk penanggulangannya, paling tidak dimulai dengan menjaga keluarga.
Pranowo menyebutkan, pihaknya yakin penanggulangan pengaruh radikal dan terorisme di Aceh bisa ditangkal, apalagi komposisi pengurus FKPT Aceh sangat solid dan memahami persoalan.
"Saya melihat komposisi kepengurusan FKPT Aceh solid, dan kita harapkan terus bisa bersinergi dengan masyarakat, dan semua elemen masyarakat dalam pencegahan pengaruh radikal dan terorisme," terangnya.
Ketua FKPT Aceh, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad pada kesempatan itu menyampaikan, FKPT Aceh menjadi salah satu FKPT terbaik di Indonesia, punya kinerja baik, bahkan selalu mendapat peringkat 3 besar nasional.
"FKPT adalah mitra strategis BNPT yang ada di daerah. Sejauh ini ada 32 FKPT di Indonesia. Aceh menjadi perhatian khusus, karena FKPT Aceh kerap menjadi 1, 2 dan 3 terbaik dalam kepengurusannya," kata Kamaruzzaman Bustamam Ahmad.
(MHD/RZD)