Bobby Nasution Serap Masukan soal Pariwisata Medan

Bobby Nasution Serap Masukan soal Pariwisata Medan
Balon Wali Kota Medan, Bobby Nasution, memenuhi undangan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Sumut di Ruang Eksekutif Garuda Plaza Hotel (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Bakal Calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution, memenuhi undangan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Sumut di Ruang Eksekutif Garuda Plaza Hotel Medan.

Dalam pertemuan itu, Bobby disambut Ketua PHRI Sumut Deni S Wardana, Sekretaris PHRI Sumut, Dewi Juita Purba, dan anggota.

Hadir pula Ketua Indonesia Hotel General Manager Asosiasi (IHGMA) Zulham, dan Agus selaku GM GPH Medan dan Ketua Asosiasi Travel Agent (Asita) Solahuddin Nasution.

Menurut Deni, PHRI merasa perlu berdikusi dengan Bobby Nasution selaku bakal calon Walikota Medan yang milenial, muda dan penuh visi ke depan.

"Pada dasarnya kami sangat ingin mendukung program Bobby ke depan untuk jadikan Medan lebih baik," kata Deni membuka diskusi, Rabu (18/3).

Deni menyoroti penurunan destinasi wisata Kota Medan pasca pindahnya bandara dari Polonia ke Kualanamu.

"Saat ini Medan hanya jadi kota transit. Kalau tidak ada hal baru di Kota Medan kita akan gigit jari. Sekarang wisatawan bisa langsung ke destinasi favorit lewat sejumlah bandara Internasional yang ada di Sumut," lanjut Deni.

Maka itu, pemikiran disampaikan oleh PHRI agar bisa diserap oleh Bobby Nasution ketika kelak jadi pemimpin di Kota Medan.

Adapun di antara rekomendasi dari PHRI agar kelak pemerintah Kota Medan mempertimbangkan membangun sebuah Convention Hall besar untuk menampung segala kegiatan promosi wisata di Medan.

PHRI juga berharap kegiatan kesenian terutama tari-tari etnik bisa ditampilkan di hotel-hotel secara berkesinambungan. "Kita sudah pernah buat dan wisatawan asing sangat apresiasi," lanjut Deni.

Bobby kemudian menimpali, bahwa Kota Medan tidak punya identitas yang bisa dijual kepada wisatawan. Hal ini menjadi salah satu masalah besar sehingga wisatawan enggan menjadikan Medan sebagai destinasi.

"Medan jelas tidak bisa jual keindahan alam. Maka kita harus buat wisata buatan yang menarik orang datang ke Medan," kata Bobby.

Jebolan Magister Agribisnis IPB itu lantas menyikapi perlunya didirikan tiga badan penting yang mengurusi soal bangunan sejarah di Medan.

"Untuk jadikan Medan lebih baik kelak, saya sudah belajar hingga ke Banyuwangi dan Kota lainnya. Bagaimana semua yang saya dapat bisa diterapkan," lanjut suami Kahiyang Ayu itu.

Di Banyuwangi dikatakan Bobby, semua dinas berfokus pada sektor pariwisata dan mereka berhasil menerapkannya.

Medan juga butuh iven tahunan untuk ajang wisata, seperti yang dicontohkan kota lain dengan menggelar kalender karnaval wisata.

Hal itu mungkin akan cocok jika kelak diterapkan di Kota Medan.

Sementara menyikapi identitas kota yang kabur, Dewi Juita Purba mengimbau agar Pemko Medan bisa menggunakan powernya untuk gaungkan kelebihan Medan.

"Pemko kurang gaungkan identitas terutama kita punya kuliner sebagai andalan. Dan bahasa juga harus digaungkan lebih sering oleh pemko sebagai ciri khas kita," papar Dewi.

Sementara Solehuddin Nasution dari perwakilan agensi wisata berharap kelak pemerintah bisa membuat one stop shoping untuk mempermudah wisatawan. Juga perlu dibangun sesuatu yang menarik.

"Kami sekarang sejak bandara pindah, biasa menjadwalkan travel wisata langsung ke destinasi utama seperti Brastagi dan Danau Toba. Bahkan ada wisatawan yang enggan kita tawarkan ke Medan karena memang mereka menganggap tidak ada yang istimewa. Intinya kita perlu penataan objek yang sudah ada dan penambahan yang baru," kata Soleh.

Mendengar sejumlah masukan dari PHRI maupun Asita, Bobby berharap adanya pertemuan lanjutan.

"Jangan minta janji, tapi bantu saya dalam aplikasi kebijakan di lapangan nantinya," pinta Bobby.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi