Kepala SMK-SMTI, Hariyanto, menjelaskan pembuatan hand sanitizer ini murni untuk sosial karena mulai langka di pasaran.

Karena itu pihaknya berinisiatif memproduksi untuk kemudian dibagikan ke masyarakat dalam rangka pencegahan virus corona (Covid-19) yang semakin mewabah.

"Ini murni untuk sosial dalam situasi seperti ini, hanya saja bahan baku yang sudah kurang, karena ini tanggungjawab bersama yang perlu dipikirkan bersama-sama," kata Hariyanto, Jumat (20/3).

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, didampingi Wakil Ketua, Isnaini Husna turut meninjau pembuatan hand sanitizer di SMK-SMTI Banda Aceh.

Farid Nyak Umar menjelaskan kunjungan ini untuk menanggapi kebutuhan masyarakat terhadap antisipasi bersama penyebaran Covid-19 di Banda Aceh.

Imbauan pemerintah kepada masyarakat agar membudayakan hidup bersih. Salah satunya menjaga tangan selalu bersih atau mencuci tangan dengan hand sanitizer.

Namun fakta di lapangan hand sanitizer sangat langka, begitu juga di tempat-tempat pelayanan publik dan di pasaran yang semakin sulit didapatkan.

"Kemudian ada informasi di SMK-SMTI memiliki kemampuan SDM lokal memproduksi hand sanitizer dan mereka memiliki semangat membantu kebutuhan hand sanitizer di Banda Aceh. Lalu ada juga investor yang menyuplai bahan baku untuk memproduksi lebih banyak. Makanya kita ingin melihat bagaimana kemampuan kompetensi dari adik-adik kita ini," kata Farid Nyak Umar.

Menurut Farid, setelah melakukan tinjauan mereka mampu memproduksi lebih banyak. Karena itu ia berharap kreativitas ini bisa berlanjut sehingga SMK-SMTI dengan investor bisa berkolaborasi membantu warga Banda Aceh dalam menyediakan hand sanitizer.

"Kami juga meminta Pemko Banda Aceh memudahkan proses perizinan untuk kemudian bisa diproduksi dan bisa segera dimanfaatkan," tuturnya.

(MHD/EAL)