Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal, mengunjungi dua lokasi yang akan menjadi pusat penanganan tes COVID-19 (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh semakin mematangkan persiapan untuk menjadi tempat pengujian tes Coronavirus Disease (COVID-19).
Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal, bersama jajarannya mengunjungi dua lokasi yang akan menjadi pusat penanganan tes COVID-19. Dua lokasi tersebut adalah Laboratorium Infeksi dan Rumah Sakit Prince Nayef (RSPN) Unsyiah.
Rektor mengatakan, Unsyiah memiliki satu unit PCR (Polymerase Chain Reaction) atau alat tes virus corona sesuai standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Awalnya, alat ini ditempatkan di Laboratorium Riset Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unsyiah sebagai bagian dari penelitian akademik. Namun, melihat perkembangan COVID-19 di Aceh terus merebak, memindahkan PCR ke Laboratorium Infeksi Unsyiah.
“Kita menyiapkan laboratorium infeksi sebagai lokasi untuk pengujian tes COVID-19. Laboratorium ini didukung dengan fasilitas memadai dan ruangan yang sesuai tingkat keamanannya,” kata rektor, Senin (30/3).
Gedung laboratorium tiga lantai ini dipersiapkan matang oleh Unsyiah agar alur pengujian tes COVID-19 berjalan lancar. Bahkan, turut disediakan ruangan khusus dan isolasi jika hal darurat terjadi.
Prof Samsul menjelaskan, unit PCR yang dimiliki Unsyiah mampu menguji 96 sampel dalam kurun waktu 1 jam. Kehadiran alat ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan Pemerintah Aceh dalam menangani corona, sekaligus mempersingkat waktu tempuh pemeriksaan yang selama ini dilakukan di Jakarta.
Rektor juga akan segera menyurati Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) agar izin pengujian ini segera diterbitkan.
“Jika suatu saat Aceh harus isolasi dan jalur transportasi dibatasi, Insya Allah Aceh masih bisa melakukan pengujian, sehingga proses pengidentifikasian pasien positif COVID-19 dapat cepat diketahui,” lanjutnya.
Selain itu, rumah sakit Unsyiah juga dipersiapkan sebagai rumah sakit darurat penanganan COVID-19. Rumah sakit ini nantinya diperuntukkan bagi Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dengan gejala ringan dan sedang.
Rektor berharap dua langkah Unsyiah ini dapat membantu masyarakat dan pemerintah mempercepat penanganan virus COVID-19. Menurutnya, kondisi saat ini membutuhkan kerja sama semua pihak agar situasi dapat kembali pulih seperti sedia kala.
“Semua pihak harus mengambil peran untuk memberantas penyebaran virus ini. Kita tidak ingin keadaan semakin buruk. Untuk itu, butuh sinergi dan tolong menolong antar sesama,” terang rektor.
Direktur RSPN Unsyiah, dr. Dian Adi Syahputra mengatakan, pihaknya telah menyiapkan ruang isolasi transit sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan. Tenaga kesehatan juga telah mengikuti simulasi internal penanganan bila berhadapan dengan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan PDP.
“Khusus RSPN, kita saat ini sangat intens untuk screening ODP dan PDP. Bila terjadi outbreak di Banda Aceh, maka akan disiapkan sebagai rumah sakit darurat pelayanan untuk PDP kategori ringan dan sedang,” sebut Dian.
Untuk menjadi rumah sakit pelayanan COVID-19, pihaknya telah meminta tambahan tenaga kesehatan, peralatan, dan alat pelindung diri (APD) standar infeksius sebagai persyaratan utama pelayanan COVID-19.
(MHD/RZD)