Potensi itu terlihat dari jumlah penderita Covid-19 di Afrika yang meningkat dua kali lipat dalam pekan ini. WHO mengimbau agar pengujian klinis segera ditingkatkan untuk mengantisipasi ancaman tersebut.

"Selama empat hari terakhir kita dapat melihat jumlahnya (pasien) sudah dua kali lipat," kata Manajer Program WHO Afrika Untuk Tanggap Darurat, Michel Yao, dilansir dari Al Jazeera, Minggu (12/4).

"Jika tren ini berlanjut, dan juga belajar dari apa yang terjadi di China dan Eropa, beberapa negara segera menghadapi puncak yang sangat besar," jelasnya.

Jumlah kasus Covid-19 di Afrika sejauh ini relatif lebih rendah dibanding benua lain. Tercatat hanya ada 11.000 kasus dan 562 kematian.

Sementara Kepala WHO di Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk memperluas kapasitas pengujian di Afrika ketika virus semakin menyebar ke banyak negara.

"Tanpa bantuan dan tindakan sekarang, negara-negara miskin dan komunitas rentan dapat menderita kehancuran yang sangat besar," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Jumlah infeksi di Afrika relatif kecil sekarang, tetapi mereka tumbuh cepat," ungkapnya.

Meskipun jumlah penderita Covid-19 di Afrika masih sedikit, negara-negara di sana justru sudah merasakan dampak ekonomi.

Bank Dunia mengatakan wabah itu diperkirakan akan mendorong Afrika sub-Sahara ke dalam resesi pada 2020 untuk pertama kalinya selama 25 tahun terakhir.

(EAL)