Pandemi COVID-19, Tunanetra Berprofesi Tukang Pijat Menganggur

Pandemi COVID-19, Tunanetra Berprofesi Tukang Pijat Menganggur
Ketua Pertuni Banda Aceh, Muhammad Nur menjelaskan kondisi tunanetra berprofesi tukang pijat melewati masa tanggap darurat COVID-19, Kamis (16/4) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Banda Aceh mengungkapkan, seluruh tunanetra berprofesi tukang pijat terpaksa menganggur, dampak pandemi Coronavirus Disease 2019. Mereka mengharapkan perhatian karena kemungkinan tidak bisa bekerja hingga bulan Ramadan 1441 H.

Hal itu disampaikan Ketua Pertuni Banda Aceh Muhammad Nur usai menerima bantuan paket pangan yang disalurkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh, Kamis (16/4).

Ia menjelaskan, salah satu pencegahan COVID-19 dengan menjaga jarak fisik (Physical Distancing). Akibatnya, tukang pijat sangat kesulitan mencari nafkah.

Biasanya per hari pendapatan mereka Rp 60.000 yang habis sehari pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan sekarang mereka hanya bisa mengandalkan kepedulian dan uluran tangan dari berbagai pihak.

“Kondisi kami sebelumnya begitu terbatas. Apalagi dengan munculnya COVID-19 membuat kehidupan semakin memprihatinkan,” terangnya.

Sebelumnya, mereka sudah mendapatkan bantuan. Namun bantuan yang diterima tidak mencukupi dibandingkan jumlah anggota Pertuni sebanyak 89 orang atau 50 keluarga.

Head of Program ACT Aceh, Laila Khalidah mengharapkan paket pangan dari ACT untuk Pertuni bermanfaat. Kondisi tunanetra di Banda Aceh mungkin juga dialami oleh tunanetra di daerah lain.

“Insya Allah, kita terus berikhtiar mencari donatur dan mendistribusikan paket bantuan kepada kalangan kurang mampu,” paparnya.

Ia menjelaskan, di hari yang sama penyaluran bantuan juga telah dilaksanakan MRI Aceh Selatan dan MRI Subulussalam kepada kaum duafa. Bantuan tersebut berasal dari Pajero Aceh Community yang mengamanahkan bantuannya melalui ACT. Pelaksanaan pendistribusian masih akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan.

Ditambahkannya, ACT bersama MRI telah mendistribusikan hand sanitizer dari Minyeuk Pret, paket pangan dari Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN UPT Banda Aceh, KPP Pratama Banda Aceh, Sahabat Kemenkeu Aceh (SAKA).

“Mudah-mudah semakin banyak lembaga ikut berpartisipasi dalam program-program kemanusiaan. Sehingga jangkauan pendistribusian bantuan lebih luas dan semakin banyak penerima manfaatnya,” pungkasnya.

(MHD/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi