Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Alwi Mujahit Hasibuan (kanan) saat memberikan keterangan, Minggu (3/5) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Rumah Sakit GL Tobing Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang tetap beroperasi menangani pasien COVID-19 seperti biasanya, setelah sempat ada kendala beberapa pada Sabtu (2/5) sore, karena ada persoalan tenaga medis.
Sekarang para tenaga medis sudah bertugas kembali dan masalah ini juga sudah selesai. Namun, informasi ini merebak kemana-mana, soal pemutusan hubungan kerja lah, soal insentif lah, padahal itu tidak benar. Ini cuma soal fasilitas kamar yang awalnya satu untuk satu orang, kini menjadi satu kamar dihuni dua orang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Alwi Mujahit Hasibuan menuturkan, terjadi perbedaan yang signifikan terkait biaya hotel tenaga medis yang bertugas di RS GL Tobing dengan di RS Martha Friska. Sehingga terjadi kesenjangan dan dikhawatirkan menjadi masalah hukum.
"Kita tidak tahu sampai kapan COVID-19 ini akan berlalu. Sedangkan untuk anggaran kita, seberapa pun banyaknya juga terbatas. Untuk biaya hotel petugas yang ada di RS GL Tobing, kita sudah mengeluarkan uang Rp400 juta (dua pekan) dan pekan ini tagihannya sekitar Rp530 juta,” kata Alwi.
“Sedangkan tenaga medis di RS Martha Friska hanya Rp 400 juta untuk satu bulan. Sudah terjadi kesenjangan yang cukup jauh dan ini perlu kita sinkronkan dan efisienkan, agar tidak menjadi masalah hukum belakangan," sambungnya.
Terkait persoalan itu, Alwi pun sudah melakukan komunikasi kepada para tenaga medis yang bertugas di RS GL Tobing yang berjumlah sekitar 80 orang, agar bersedia menggunakan satu kamar untuk dua orang.
"Saya sudah komunikasikan pada teman-teman yang bertugas. Tolonglah, mohon berkenan untuk dua orang satu kamar. Nanti pun satu kamar itu akan kita bedakan jam shift tugasnya, dan satu kamar itu nanti akan ada dua tempat tidur yang berjarak untuk tetap menjaga physical distancing, karena di daerah lain juga sistemnya seperti itu," terangnya.
Akhirnya, Alwi menjelaskan, para tenaga medis pun setuju dengan tawaran itu, apalagi mengingat situasi seperti ini penting untuk melakukan efisiensi anggaran.
"Mereka semua setuju. Ini kan kita sedang dalam keadaan darurat, jadi semuanya harus dilakukan dengan cepat. Sembari berjalannya waktu, ada hal yang harus kita koreksi yang sesuai dengan kemampuan keuangan kita. Memang awalnya kita memfasilitasi satu kamar untuk satu orang, namun anggaranya ternyata terlalu besar untuk itu," tambahnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi agar pasien tidak ada telantar, Alwi pun telah memindahkan pasien yang ada di RS GL Tobing ke RS Martha Friska. "Ada 20 pasien yang sedang dirawat. 17 orang saya pindahkan ke RS Martha Friska. Sedangkan 3 orang lagi sudah pulang ke rumah karena telah dinyatakan sembuh," tandas Alwi.
(JW/CSP)