Kuswandi menyerahkan konsepsi program kepada Komisi Pemilihan Rektor ITM (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan – Di tengah ketatnya persaingan antar pergururan tinggi untuk menarik minat lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi mahasiswa di kampusnya, Dr. Kuswandi, S.T., M.T, yang terpilih menjadi Rektor Intitut Teknologi Medan (ITM) menegaskan, pelaksanaan tridharma difokuskan pada upaya-upaya meraih peringkat akreditasi terbaik.
“Upaya ini menjadi andalan pamungkas bagi ITM agar masyarakat luas benar-benar memahami bahwa ITM menjadi arena pendidikan tinggi yang memenuhi standar kebutuhan dunia kerja,” kata Kuswandi, Senin (4/5).
Dijelaskannya, peringkat akreditasi terbaik menjadi tolok ukur untuk menilai apakah perguruan tinggi memang diminati masyarakat atau tidak. Untuk mewujudkan itu, ITM akan mendorong para dosen untuk melakukan beragam riset sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing lalu mempublikasikannya agar masyarakat juga mengetahui perkembangan karya ilmiah para dosen.
Pemahaman dan ketertarikan masyarakat juga dapat ditingkatkan melalui interaksi langsung dengan mahasiswa melalui revitalisasi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diupayakan menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses selama ini. Dengan adanya organisasi minat mahasiswa dan himpunan mahasiswa jurusan maka program kuliah kerja nyata ini sesungguhnya bukan hal sulit untuk kembali diselenggarakan.
“Selain membentuk kepedulian atas persoalan yang dialami masyarakat, program ini akan menjadi ajang pelatihan yang efektif dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknik yang digeluti sejak mulai berstatus mahasiswa,” jelasnya.
Mahasiswa Perlu Diakomodasi
Pengurus Yayasan dan Ketua Senat ITM (Analisadaily/Istimewa)
Pengurus Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna, Ir. Mahyuzar Masri, M.Si, yang juga pernah menjabat Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, membenarkan apa yang dikemukakan Kuswandi bahwa potensi mahasiswa dalam berorganisasi perlu diakomodasi dalam kurikulum dan diaktualkan melalui program kuliah kerja nyata.
Karena itu, perubahan kurikulum pada setiap program studi yang ada di ITM memang harus relevan dengan sains keteknikan yang menjadi ciri khas ITM. Dengan demikian maka ITM akan menjadi produsen ilmu pengetahuan teknik inovasi dan pusat unggulan di daerah.
“Dalam konteks ini, Yayasan sebagai Badan Penyelenggara akan menjadi mitra strategis Rektor ITM dalam mengupayakan berbagai dukungan dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah dan industri untuk mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana atau unit-unit produksi yang diperlukan,” sebutnya.
Ketua Senat ITM yang mendampingi Mahyuzar Masri, Ir. Fachrur Razi, M.Si., lebih jauh menerangkan, ada beragam kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa terkait dengan gagasan Rektor ITM periode 2020-2025 antara lain Magang atau Kerja Praktek di Industri, Proyek Keteknikan di desa, Mengajar di sekolah-sekolah kejuruan, Pengembangan teknologi inovatif atau penelitian di bawah bimbingan dosen, Wirausaha berbasis teknologi (technopreneur), Pertukaran mahasiswa, dan lain sebagainya.
“Semua kegiatan tersebut mempunyai manfaat ganda, selain mempersiapkan mahasiswa agar mudah beradaptasi dengan lingkungan industri atau dunia usaha serta masyarakat selepas studi, juga membangun kepercayaan masyarakat untuk mengirimkan putra-putrinya menuntut ilmu di ITM,” terang Fachrur Razi, yang juga Dosen DPK dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut).
(RZD)