Minyak produk Eucalyptus (Asia One/Shutterstock)
Analisadaily.com, Jakarta - Kementerian Pertanian telah mengembangkan perawatan berbasis Eucalyptus yang diklaim telah terbukti mengurangi penularan Coronavirus.
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pengobatan telah diuji pada influenza serta beta dan gamma Coronavirus dan mampu membunuh 80 hingga 100 persen dari virus.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, mengembangkan beberapa prototipe obat dalam bentuk inhaler, roll-ons, salep, balsem, dan difuser.
"Kami akan terus mengembangkannya untuk pasien COVID-19 sebagai target utama," kata Syahrul dalam sebuah pernyataan dilansir dari
Asia One, Minggu (10/5).
"Insya Allah, ini bisa berhasil. Saya berharap inovasi ini dapat didistribusikan kepada publik segera,” sambungnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan kementerian Pertanian, Fajry Jufry mengatakan, produk itu telah menunjukkan hasil yang sangat baik setelah diuji pada pasien Corona. Ia menambahkan, kementerian menunggu persetujuan dari pihak terkait untuk mendistribusikannya.
Fajry mengatakan obat antivirus diidentifikasi melalui penelitian agen pada berbagai herbal dan obat-obatan, seperti jahe, jambu biji, temulawak (Curcuma) dan minyak atsiri.
Ada sekitar 700 spesies kayu putih. Sebagian besar adalah asli Australia. Komponen utamanya,
Eucalyptol, telah terbukti memiliki efek antiinflamasi dan antivirus, menurut US Library of Medicine.
Masih kata Fajry, perawatan berbasis
Eucalyptus juga dapat digunakan untuk meringankan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, mendisinfeksi luka, menghilangkan mual dan mencegah penyakit mulut.
Pada bulan April, para ilmuwan Sumatra Selatan juga mengklaim telah menemukan camilan berbasis glukosa yang efektif menghancurkan beberapa komponen utama dari virus Corona baru dan menghambat inkubasinya.
Konsorsium penelitian COVID-19 dari Kementerian Riset dan Teknologi, yang terdiri dari lembaga penelitian, universitas, perusahaan swasta dan perusahaan milik negara, berpartisipasi dalam upaya penelitian global untuk menemukan vaksin atau obat untuk Corona.
(CSP)